Selasa, 20 Juli 2010

Fly with Air Asia


Monday, July 19, 2010

Berkali kali terbang dengan Air Asia, baru kali ini saya menuliskan blog tentang penerbangan saya. Penerbangan terakhir dengan Air Asia, July 16 & 19, 2010 – destination : SUB-CKG-SUB.

Ini merupakan penerbangan saya yang pertama kali menuju Terminal 3 Sukarno Hatta, sebelumnya selalu mendarat di terminal 1.
Pertama kali setelah landing, saya ke toilet terminal kedatangan. Toiletnya sangat nyaman, bersih.
Terminal 3 tidak seperti terminal 1 yang kesannya berdesak desakan dengan para penumpang berebut baggage claim dan pintu exit. Terminal 3, tenang dan lapang. Sangking lapangnya, ACnya sangat terasa, dingin sekali. Taxi airport juga sangat mudah.

Terminal 3 mirip dengan airport LCCT di Malaysia, hanya saja tidak sebesar LCCT. Outlet outlet pada terminal 3 juga tidak sebanyak yang ada di LCCT. Ruang tunggu antar gate digabung menjadi satu.

Terbang dengan Air Asia jarang delay, dan sepanjang penerbangan saya hanya delay 2x @ 30-50 menit. Bila ada pergantian skedul saya sudah diberitahu jauh jauh hari oleh Air Asia, dan pada hari H, diconfirm lagi oleh pihak Air Asia. Akan tetapi email untuk perubahan skedul penerbangan baru diemail pada hari H. Ini sedikit menyulitkan, apabila ada penumpang yang tidak cek email.

Selama saya terbang, dengan penerbangan apapun, saya tidak pernah memperhatikan awan awan dilangit, saya selalu berusaha menyamankan diri, ngobrol dengan penumpang lain, dengar MP4 or tidur. Akan tetapi pada penerbangan CGK-SUB, karena saat take off cuaca mendung, jadi pesawat agak sedikit tergoncang. Setelah pilot berhasil menerobos awan tebal, barulah sampai pada awan yang biru, langit yang cerah, sangat kontras dengan awan yang ada dibawahnya.

Gambar awan ini tidak begitu jelas, karena jendela pesawat yang buram.
Ada beberapa gambar yang bagus, saya berhasil mengambil gambar sunset di angkasa, pada penerbangan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ada puncak gunung, saya tidak tau gunung apa itu, yang tampak puncaknya saja.
Dan ada 2 gunung yang tampak berjejer.

It’s was beautiful view. Sayang kamera saya kurang support untuk pengambilan gambar yang tajam. But at least, I can capture some of it. Here I share some of them.

17.30 wib saya mendarat di Bandara Juanda, Surabaya.

Welcome back to home sweet home......

Senin, 19 Juli 2010

Tidung Island

Kemarin berangkat dari Surabaya naik Air Asia, dapet tiket murah PP 42.000 (one trip 21.000) murah banget kan, (lebih mahal airport taxnya hehehehe) makanya aku bisa jalan jalan ke Pulau Tidung. Booknya jauh jauh hari, November 2009.

Kurang sebulan dari hari H, baru cari cari info tentang Tidung, ketemulah Island Adventure, dengan Pic, mbak Novi. Site Island Adventure aku lupa, tapi bisa disearch by google koq.
Bersebelas kita rame-rame ke pulau Tidung. Kita ambil paket 2D/1N, include inside, snorkling, sepeda, makan 3x + barbeque, perahu untuk snorkling, home stay : 2 kamar tidur(ber AC), 2 kamar mandi, Ruang tamu (tersedia spring bed double bed 2 buah)bisa dipakai buat tidur 4 orang (kipas angin), TV, Ruang makan kecil.
PIC penginapan mas wawan : 0815 72077083

Thank's to all friends who's joint this short holidays, Yenny, Arno, Rita, Priya, Ira, Antolie, Dewi, Yudi, Herlina, Mei yin (betul ga tulis nama smuanya, kalo salah maap maap ya), without you all, I can't had this happy holidays.

First days :
Saturdays, July 17, 2010

Setengah lima pagi dah bangun, nyiapin makanan pepes ikan, empek empek (all vege)yang mesti dibawa kesana (karena ada 4 peserta yang vegetarian, so mesti prepare makan sendiri - kita ga ambil paket makannya).
Jam 6 pagi, naik taxi Blue Bird (dari citra Garden 2) ke Muara Angke, argo Rp. 50.000, sampe disana dah rame banget, banyak yang mau main ke Tidung dan Pramuka.
Sebelum berangkat antri Toilet di pom bensin (tempat meeting point kita), antrinya hampir setengah jam, sangking panjangnya antrian.

Berhubung contact person yang ditunjuk mbak Novi (Island Adventure) ke Tidung terlambat karena ada gangguan di motornya, jadi kita naik kapal selanjutnya yang jam 8. Kapal pertama berangkat jam 7.
Naik ke kapal ga seperti bayanganku yang pake jembatan, naik teratur, sudah tau sih kalo duduknya berebutan (liat dari blognya orang orang). Cuma ga nyangka banget kalo naiknya bakalan amburadul banget.
Ga ada jembatan penghubung dari ujung dermaga ke kapal, ada sih aroma "ajaib" cuma ga menusuk banget, tahan tahan aja, kalo ga tahan jangan lupa bawa masker. Disini harus jago lompat or at least kudu nekad, soalnya naiknya ada yang dari perahu disamping, ada yang dari ujung dermaga.

Pertama kali naik, kita semua duduk dibawah, dapet tempat yang leluasa. Temen temen pengennya diatas, tapi sudah full, padat penumpang. Oh ya, bawa barang sepraktis mungkin, supaya memudahkan diri sendiri aja.

Perjalanan 3 jam ke Tidung membosankan, cari posisi yang enak buat tiduran. Buat yang mabok, jangan lupa minum antimo, kalo takut ngantuk kelamaan, minum separuh aja. Cari duduk dekat jendela, supaya kalo mo "mengeluarkan isi perut" lebih gampang.

Untung aja ada temen yang bawa kartu UNO, jadi ga boring boring amat. Sambil main sambil ngemil (snack yang kita bawa segambreng). Maen sampe bosen, tidur lagi, sampe akhirnya sampai juga di pulau Tidung (kira2 jam setengah 12 siang).

Sama kayak berangkat dari Angke, disini kita juga harus lompat 3 perahu buat nyampe didermaga. Nyampe di Tidung, berasa kayak datang ke pulau terpencil, jalannya cuma gang gang kecil aja (mirip kayak gang diperkampungan kecil). Jangan harap ketemu sama mobil, kendaraan yang paling modern, sepeda motor.

Dijemput sama guide Mas Edy ke penginapan. Hokki dah kali ini, ,kita dapet rumah baru, masih bersih smuanya, kasur baru, sprei baru, ACnya super duper dingin (baru kali yah).

Sampai dipenginapan disambut makan siang. Setelah makan siang isirahat bentar. Jam 1 siang kita dijemput mas Edy buat snorkling. Naik sepeda dari penginapan ke tepi pantai. Ada sedikit insiden, kita kehilangan 2 temen yang ternyata salah satunya ga bisa naek sepeda, sudah lupa sangking lamanya ga naek sepeda. Karena Tidung pulau kecil, jadi gampang aja mereka nyampe di pantai.

Setelah itu kita naik perahu ke pulau Payung (pulau terdekat), kira kira setengah jam kita sampai di pulau Payung. Buat aku yang sama sekali ga bisa berenang n ga pnah snorkling, rada rada takut sih, tapi diajarin sama guide cara2 snorkling, jadi bisa deh (tapi dah minum air laut n ga bisa nafas, soalnya lom terbiasa nafas dari mulut). Thank's mas Edy.

Tips buat yang ga pnah snorkling, wajib pake sepatu katak (sepatu ini bantu kita jalan di air) and kalo mo ambil napas, balik badan hadap keatas, buka alat snorkling. Jangan sampe ada rambut yang masuk ke kacamata, soalnya air bisa masuk melalaui rambut. Alat snorkling harus kencang.

Sebelumnya kita diminta data oleh Island Adventure, ukuran sepatu n baju. Ukuran harus pas, jangan kebesaran. Mungkin ukuran sepatu katak, ga sama seperti ukuran sepatu, jadi bisa ambil 1 nomor yang lebih kecil, supaya pas. Temen temen yang laen juga kayak gitu, smuanya kebesaran 1 nomor (co/ce sama aja), tapi ga bisa tukar alat snorkling, soalny dah habis dibagikan buat peserta yang lain.

Setelah snorkling di 2 tempat, kira2 jam setengah 4 kita naik perahu ke jembatan cinta (penghubung tidung besar n kecil). Guidenya juga ga tau knapa tuh jembatan bisa dikasih nama kayak gitu, katanya yang kasih nama kayak gitu pengunjung.
Disana ada banyak penjual makanan (ada baso, siomay, mie) & minum degan ijo. Ga lupa foto foto bentar sebelum balik ke penginapan.

Sampai dipenginapan antri mandi, and hujan deras. Untung penginapan tempat kita tinggal ada 2 kamar mandi, jadi antrinya ga lama lama amat. Sehabis mandi makan malam, n main kartu UNO lagi sebelum disamperin guide ngajakin kita jalan malem2 naek sepeda.

Jalan2 lewat kantor lurah, sekolah SD (disana ada skul dari SD - SMK, katanya sih gratis), kantor polresnya kecil n sepi (selama disana ga keliatas ada petugas, bangunan yang paling keren puskesmas (mungkin masih bangunan baru). Trus diajakin tantangan jalan lewat jalan yang gelap gulita, ga ada lampu sama sekali n lewat jalan setapak.
Info dari guide : disana cuma ada 6 RT, penduduknya +/- 1000 orang.

Tips jalan jalan malem pake sepeda untuk rombongan, untuk setiap jalan belokan info ke bagian belakang, supaya kalo ada yang ketinggalan bisa tau jalan (penerangan jalan terbatas). Olah raga malem lumayan kringetan juga (temen temen sih, tapi aku ga).

Setelah itu balik penginapan barbeque, kalo mo barbequ dipantai bisa juga, tapi berhubung mendung, atas saran guide kita barbequ di pinggir penginapan. Bener aja waktu bakar bakar hujan. Habis itu kita smua istirahat, karena besok harus bangun pagi-pagi buat liat sunrise.

Second days :
Sunday, July 18, 2010

Bangun pagi, sikat gigi langsung tancap naik sepeda ke jembatan cinta. Sampe disana dah rame banyak orang. Ternyata hari ini lagi mendung, jadi ga bisa liat sunrise, kalo pergi ga pas musim hujan bisa liat sunrise kali. Kata guide sunrise dari jembatan cinta bagus banget.

Setelah itu naik jembatan ke pulau Tidung kecil. Jangan lupa foto foto disini, bagus lho foto di jembatannya. Dipulau tidung kecil, ada penjual mie instan n minum (laris banget). Foto - foto bentar sampe jam setengah 8 balik penginapan.
Sarapan, mandi, tiduran sampe dijemput guide ke dermaga.

Ternyata antrian didermaga, dah panjang.
Tips buat kaum hawa yang empet empetan demi naik kapal. Kalo yang antri dibelakangnya cowok, pakai sikut biar rada munduran, trus pasang badan biar bisa dapet tempat antrian. Kalo ada cowok rese, boleh galak dikit aja.

Pulangnya kita naik kapal bagian atas, sesaknya minta ampun. Mana duduknya cuma bisa buat kaki ditekuk dikit, kiri, kanan, depan, belakang, full (duduk bersila aja ga bisa). Iri juga liat orang yang ga berperasaan, sempet2nya main kartu and tidur selonjoran. Untungnya lama kelamaan bisa juga selonjor kaki and bisa dapat space buat tiduran, walaupun miring ke kiri (moga moga aja tulangnya baek baek aja, ga ikutan miring).

Akhirnya setelah empet-empetan 3 jam, nyampe juga didermaga dengan aroma "ajaib".
That's all my short journey to Tidung Island.
Spesial thank's to Air Asia and Island Adventure, because of you I can had wonderful holidays.

Rabu, 14 Juli 2010

Gunung Kelud

GUNUNG KELUD
Sunday, July 11, 2010


Kaki masih pegel, mata ngantuk, tapi harus melek, dikantor soalnya. Kemarin turun 500 anak tangga, total PP +/- 1000 anak tangga. Alhasil, gempor dengan sukses.


Here the story :

Jam 8 pagi dijemput Bis dari penginapan di Kediri, ke Gunung Kelud, lama perjalanan +/- 2 jam sampai di kaki gunung. Berhubung bis ga bisa naik, kita oper mobil kecil (seperti mobil kelinci modelnya, maklumlah mobil wisata) untuk naik keatas.


Biaya tur ini Rp. 60.000, include didalamnya biaya mobil naik ke atas gunung PP dan makan siang.

Sebelum naik, mending ke toilet dulu (ga bayar), daripada pakai toilet yang diatas (tarif toilet Rp. 1.000), toilet yang dibawah lebih bersih, and ga pake aroma “ajaib”.


Oh ya, penginapan di Kediri beragam, dari tarif yang murah sampai yang mahal juga ada. Untuk hotel (bukan losmen) tarif mulai Rp. 85.000 (standard room) sampai Rp. 550.000 (standard room – Hotel Grand Surya – Gudang Garam) per malam, semua include breakfast. Tergantung hotel yang ditinggali, semakin murah tarif hotel, sarapan hanya roti n teh/kopi, tarif hotel Rp. 150.000 keatas sarapan buffe. Adapula hotel yang meyediakan free wifi.


Bagi yang mau beli oleh-oleh khas Kediri – TAHU – bisa beli di Jalan Dhoho. Di sepanjang jalan ini banyak toko yang menjual tahu. Mulai tahu yang masih mentah sampai tahu yang sudah dijadikan snack.


Back to perjalanan ke Kelud. Dari kaki gunung menuju ke atas gunung memerlukan waktu +/-30 menit, pemandangan dikiri kanan, hanya pepohonan (tidak banyak obyek foto), mendekati ke atas gunung baru ada obyek foto yang bagus.


Disalah satu jalan menuju keatas, menurut bapak supir, ada gaya gravitasi bumi yang kuat, jalan tanjakan, mesin mobil dimatikan, tapi mobil bisa jalan sendiri (jalan naik keatas, bukan mundur). Didemokan bapak supir waktu kembali ke kaki gunung.


Sampai di atas Gunung, tersedia flying fox, tarif Rp. 15.000, bagi yang tidak bisa flying fox bisa coba disini, karena rute pendek. Lebih panjang rute flying fox di GWK - Bali.


Digunung Kelud ada 2 obyek wisata yang bisa dilihat, kawah anak gunung Kelud n pemandian air belerang.


Untuk menuju ke kawah anak gunung Kelud, harus melewati terowongan. Terowongan ini guueelap puuooll, karena tidak ada penerangan sama sekali. Terowongan ini dibuat sebagai jalan tembus menuju kawah anak Gunung Kelud.


Ada beberapa spot yang bagus untuk obyek foto.

Diatas gunung, seperti tempat wisata dimana-mana, selalu ada tukang foto yang menawarkan foto, tarif Rp. 10.000 per lembar. Memang sih hasilnya lebih bagus dari kalau foto sendiri (kameranya lebih bagus kali), tapi kan sayang Rp. 10.000 bisa buat cetak 10 lembar.


Jangan mengira anak gunung Kelud seperti gunung pada umumnya yang ditumbuhi pepohonan. Disana sama sekali tidak ada tumbuhan (hitam semuanya – lebih hitam dari batu gunung, pasti banyak kandungan mineralnya).


Bagi yang ingin melihat kawah anak gunung kelud bisa naik keatas (tersedia 400 buah anak tangga untuk dinaiki, PP ya dikali 2 aja), tapi aku ga ikutan naik, soalnya kata temen temen yang dah naik ke atas, disana ga ada apa-apanya.


Ukuran anak tangga tidak seperti anak tangga pada umumnya. Disini anak tangga lebih tinggi, tapi ga sampe kayak Borobudur.


Setelah itu kembali ke meeting point awal untuk makan siang (menu nasi pecel plus cincau – boleh nambah kalau mau). Setelah berisitirahat, perjalanan dilanjutkan ke pemandian air belerang.


Berhubung lokasi ada dibawah, jadi kita harus menuruni anak tangga, jumlahnya +/- 500 buah. Biar jalan turun, tapi lumayan cape juga turunnya. Sampai dilokasi, lha koq tiba tiba hujan deras (untung aja bawa payung). Biar hujan, tetap aja kita berendem (kakinya aja), habis nanggung dah susah payah turun tangga.


Ada 2 kolam, air dingin dan air panas, bener bener panas buanget, pilih aja kolam yang menggabungkan ke dua air itu.

Warna air disana jernih, walaupun air yang turun dari atas berwarna coklat (seperti Lumpur), mungkin karena tempat yang dilalui Lumpur, jadi kesannya seperti air Lumpur. Anehnya batu kerikil disana tidak panas, meskipun airnya panas.

Berendam disini bisa untuk menghilangkan penyakit kulit dan mengurangi pegel pegel.


Karena hujan batal deh acara foto-foto disana.


Tips naik keatas (berhubung naik tangganya buuuanyyakkk):

  1. Jangan ngobrol – untuk hemat tenaga
  2. Jangan liat ke atas, karena kalo liat keatas terasa makin cape, koq ga nyampe nyampe.
  3. Kalo memungkinkan naiki setiap anak tangga satu (1) x pijakan saja. Jalan terus jangan berhenti, berhenti hanya kalo cape banget.


Peralatan yang wajib dibawa :

  1. Topi dan kacamata hitam (biar hawa sejuk, tapi panas).
  2. Jangan lupa pake sunblock, kalo ga mo item.
  3. Bawa payung, just in case (buat kalo panas ga ketulungan or hujan).
  4. Minyak angin, and tolak angin or apapun untuk menghalau masuk angin.
  5. Bawa baju ganti.
  6. Pakai sandal gunung, jangan pakai sepatu kets or sandal apalagi.
  7. Bawa senter.


Sore setelah hujan reda kita turun ke kaki gunung, setelah ganti baju kering, kira kira pukul 6 sore perjalanan dilanjutkan pulang ke Surabaya. Sampai di Surabaya jam 10 malam lebih disambut hujan deras.