Kamis, 28 Januari 2010

Safir Seduk - Siapa Bilang Jadi Karyawan ga Bisa Kaya

Pertama kali baca judul buku ini (tahun 2006), rasanya ga percaya juga. Memangnya jadi karyawan bisa kaya ya…... mungkin iya kali, kalo udah level senior manager or direktur. kalau pegawai biasa mana bisa. Karena lihat dari teman teman yang senior, mau kaya, ya harus usaha sendiri. Kalau kerja makan gaji sama orang mana bisa kaya.

Setelah selesai membaca, saya mulai mencoba. Saya berusaha tidak mengeluarkan uang untuk hal hal yang tidak saya butuhkan, berusaha sebisa mungkin untuk tidak konsumtif. Untungnya saya orang yang tidak mudah tergoda dengan diskon, atau iklan barang yang murah. Dan saya cenderung untuk tidak mengganti barang yang sudah saya miliki dengan barang yang baru yang lebih trend. Memang pola hidup seperti saya ini sudah bagus (tidak konsumtif) namun saya juga belum dapat menabung. Mengapa? Karena saya tidak menerapkan menabung didepan, tapi menabung dibelakang bila masih ada sisa gaji setelah dipotong pengeluaran ini itu.

Seperti yang dikatakan didalam buku, saya cenderung tidak disiplin dalam menabung. Menabung hanya apabila ada sisa untuk ditabung. Kemudian saya ubah cara menabung saya. Sebelum saya menerima gaji, saya sudah membuat kalkulasi : biaya rutin yang harus saya keluarkan, tagihan kartu kredit atau asuransi, arisan, cicilan yang harus dibayarkan. Setelah itu sisanya, setelah saya potongkan dengan pengeluaran lain yang saya cadangkan sebagai pengeluaran selama 1 bulan. Setiap bulannya minimal saya harus menabung 30% dari gaji yang saya terima, tetapi sering kali lebih sampai 40% setiap bulannya.

Dana cadangan saya, saya estimasikan untuk pengeluaran mingguan, makan, transport, jalan jalan ke mall, tentu dengan asumsi pengeluaran yang wajar, dan hemat. Untuk pakaian, kosmetik, tas dan sepatu saya cadangkan setiap bulannya (diluar dana pengeluaran mingguan). Toh tidak selalu tiap bulan harus belanja baju, sepatu atau kosmetik dan bag. Kalau tidak dikeluarkan untuk dibelanjakan uang tersebut saya akumulasikan dengan dana cadangan bulan depan, sehingga apabila saya ingin membeli produk yang saya mau, dana tersebut sudah ada dan tidak perlu mengambil uang di tabungan lagi.

Saya cenderung membeli produk yang bagus, bukan branded/mahal, tapi kualitas bagus. Karena menurut saya lebih hemat. Dibandingkan membeli barang yang kualitas non unggulan, sebentar saja barang tersebut akan rusak, dan kita harus membeli lagi untuk menggantikannya. Karena jumlah uang yang dikeluarkan sedikit, maka kita cederung tidak merasakan pengeluaran tersebut. Padahal kalau dijumlahkan pengeluaran membeli produk dengan kualitas non unggulan kadang kala lebih besar daripada produk kualitas unggulan.

Saya juga tidak suka memakai kartu kredit berlebihan. Saya membuat patokan pemakaian kartu kredit setiap bulannya. Memang ada kalanya saya melanggarnya, tapi itu karena ada hal insidentil, dan jarang sekali terjadi.

Saya berinvestasi kecil kecilan melalui arisan. Saya tidak membeli produk investasi dalam bentuk saham atau reksadana, karena tingkat resiko tersebut tidak saya sukai. Saya lebih suka investasi dalam bentuk mata uang asing, itupun tidak dalam jumlah nominal yang besar. Untuk investasi berupa emas, saya hanya membeli bila saya rasa saat itu harganya sedang murah.

Alhasil sekarang ini di tahun ini, saya sudah memiliki tabungan yang lumayan (memang belum banyak sekali), dengan periode menabung saya selama 3,5 tahun. Dan saya juga bisa jalan jalan ke luar negri, jalan jalan dalam negri setiap tahunnya.

Jadi menjadi karyawan bisa kaya, bukan sesuatu yang impossible lagi. Semua tergantung dari bagaimana cara kita mengelola keuangan kita.