Selasa, 07 Desember 2010

My Creation

Ini berapa dari koleksi kreasiku. Masih ada yang lain cuma belum dicapture. Mulai dari mengait, menjahit, ada juga buat tas manik. Ini kreasi terakhir, tas buat rantang makan siang. Dibuat sesuai dengan ukuran rantang. Mulai dari tas rantang makan siang yang sudah jebol, dan lapuk. Mau ga mau kudu ganti, tapi kalau mau beli, selain nyari yang ukurannya sesuai, harga juga mahal. Daripada mahal mahal beli, akhirnya kuputuskan buat sendiri. Modal 0 (nol), semua pakai kain sisa. Lama waktu pembuatan 1/2 hari. Ini salah satu hasil karya mengait. Ada juga sih yang lain, bandana, dompet kecil. Modal benang 2 buah @ Rp. 12,500. Tapi masih ada sisa benang separuh. Lama pembuatan 3-4 hari. Males mengait, kalau salah harus dibongkar semuanya. Lama banget dan cenderung bosan. Jadi kalo mo mengait kudu niat banget, kalau ga, dijamin deh bakalan mangkrak, alias ga selesai selesai. Syal ini tebal banget, karena benangnya tebal, jadi dijamin pasti hangat. Yang satu ini sebenarnya produk gagal. Rencana mo bikin tempat rantang makan siang, tapi berhubung salah menjahit, jadinya seperti ini deh. Salah jahit bagian vertikal dijahit horizontal. Gara gara jahit sambil diajak ngomong ngomong and ngemil. But over all, it's nice, malah kata temen ini lebih bagus dari tas yang dibuat untuk rantang (model bulat). Mungkin karena warnanya lebih menarik and ada pitanya. Modal spon = Rp. 6.000 (masih sisa banyak banget) dan pita Rp. 4.000. Kain dari kain sisa.

Oleh OLeh

Iseng aja sih nulis blog ini. Ini beberapa oleh oleh yang aku beli waktu jalan jalan dan oleh oleh dari temen and kerabat.
Seneng aja sih ngumpulin berbagai gantungan HP and gantungan kunci. Kenapa gantungan HP dan gantungan kunci? Soalnya ini barang paling murah dan sangat terjangkau kalau jalan jalan ke luar negri ala budget. Dan memungkinkan untuk dijadikan koleksi :) Ke 3 gantungan ini semua dari Singapura. Red bear beli di esplanade, waktu ke SG th 2005, harga SGD 1, nawar soalnya beli 5, dan ada temen juga beli banyak, jadi dikasih harga SGD 1, harga asal SGD 2. Didalamnya ada lonceng, sayang talinya sudah rusak. Gantungan kunci dan gunting kuku gambar dragon, oleh oleh dari kerabat dan dari bos yang waktu itu jalan jalan ke Singapura. Yang ini semua waktu jalan jalan ke Taiwan Mei 2010. Gantungan HP Chiang Kai Sek, memang mahal sih NT. 250 (kalo ga salah inget), tapi ciri khas dari taiwan, jadi beli 1. Sebelahnya gantungan HP imut n lucu, juga beli di Chiang Kai Sek, harga lebih murah, kalo ga salah NT. 180. Gantungan HP warna hijau, dikasih teman. kalau mau beli di Hsin Chu, Taiwan, di dalam vihara Tian En Mi Le Fo Yuan, info harga NT 100 (lupa juga sih, tapi kurang lebih segitu). Kalau yang ini semua dari Hongkong & Shen Zhen. Oktober 2008, ikut tur ke HK, Shen Zhen, Macau, Zhu Hai. Untuk Macau & Zhu Hai ga beli gantungan, soalnya ga mampir ke toko pernik pernik, cuma ke toko makanan. Itulah salah satu ga enaknya ikut tur. Gantungan HP beli di Airport HK, soalnya dah mau balik, and masih ada sisa HKD jadi dibelanjain deh. Oh ya, airport HK free of duty, jadi puas puasin belanja disana. Harga beli di airport sama diDisneland sama saja, harga HKD. 75. Lumayan dapat 2 gantungan. Ini kenang-kenangan olimpiade Beijing 2008, beli di Shen Zhen, waktu itu nego RMB 100, dapat 5 gantungan kunci, lumayan murahlah buat oleh oleh. Yang ini oleh oleh dari Bali & Kuala Lumpur. Ke Bali sebenarnya ga pengen beli gantungan HP, tapi berhubung harga murah Rp. 2,500 sebiji, ya udah beli aja. ada juga yang motif papan seluncur, tapi dah ta kasih ke orang lain. Sebelahnya oleh oleh dari Kuala Lumpur, waktu ke Taiwan, transit via KL. Beli di Pasar Seni (dari Petaling Street jalan kaki 5 menit nyampe). Harga RM 6, dapat 6 gantungan kunci. Model macam-macam buah buahan miniatur dari twin tower. Termasuk murah harga 1 gantungan RM 1, dikurskan ke rupiah (rate waktu itu = Rp. 2,850). Beli gantungan ini selain enteng di kantong, juga jarang orang pake model gantungan kunci yang seperti ini. Sisanya oleh oleh dari teman, sodara, waktu mereka pelesir. Yang ini oleh oleh dari Ex-Bos (posisi sekarang dah ditempat kerja yang lain) & dari teman yang pergi ke Thailand. Kayaknya oleh oleh gambar istana beli di Grand Palace, or di Wat Pho (mungkin, tapi untuk pastinya tunggu tahun depan aku mo ke Bangkok). Sedangkan gantungan kunci gambar gajah, dapat dari 2 orang teman berbeda yang pergi ke Bangkok. gantungan ini berat banget. Gantungan HP warna biru dari japan, oleh oleh dari ipar. Dia dipindahkan ke Japan dari Singapore sama bos. japan kota yang mana kurang tau juga. Emang beda yah, produk Jepang sama negara lain, kualitasnya bagus. Yang ini katanya oleh oleh dari China, dari sodara. Dia dapat dari salah satu suppliernya, yang ngasih banyak banget, jadi aku kebagian hehehe..... Segitu dulu koleksi gantungan Hp and gantungan kunciku. Ntar kalo ada yang baru ta tanbahin. Rencana taon depan ke SG & BKK, Chiang Mai , Chiang R

Sabtu, 09 Oktober 2010

May trip To Taiwan

Karena permintaan dari teman teman, maka saya tulis ulang perjalanan saya ke Taiwan Mei 2010. Perjalanan ini sudah saya tulis pada blog saya di bulan Mei 2010 , namun saya ulas dalam bahasa Inggris, jadi saya tulis ulang kembali dalam bahasa Indonesia.

Dimulai dari promo Air asia Rp. 0 pada November 2009, saya dan teman merencanakan perjalanan ke Taiwan (karena dengan flight biasa tiket pesawat PP, +/- Rp. 5juta). Saya dapat tiket SUB-KL, KL-TPE (PP) total Tp. +/- 1,7juta, yang seharusnya bisa lebih murah Rp. 600.000, karena waktu proses payment error, book ulang, tiket yang murah sudah tidak ada lagi. Tapi tetap aja tiket ini murah.

Sekedar informasi agar disiapkan bukti keuangan Rp. 25 juta (minimum) untuk proses pengurusan visa. Cara pengurusan visa ini bisa dilihat pada blog saya di bulan April 2010. Ga gampang buat dapetin visa ini, deg degan banget, takut kalo visa ditolak, tiket 1,2 juta hangus sia sia. Selama pengurusan visa, kami berdoa terus supaya visanya gol, dan rupanya Tuhan berbaik hati dengan kami, jadi bisa dapet visa ke Taiwan.

Ok d, berikut perjalanan saya. Dengan cuti 3 hari, libur 3 hari = total perjalanan 6 hari.

11 Mei 2010 (Selasa)

Jam penerbangan ke KL pagi jam 09.55, jadi berangkat dari rumah jam 6 pagi, karena penerbangan internasional 2 jam sebelumnya harus check in, sampai di Airport 06.30 (kurang lebih), petugas air asia belum tampak, yang antri cuma 3 orang. Jadi next kalo dapet penerbangan jam 9 pagi pake Air Asia ga usah berangkat pagi pagi, counternya aja baru buka jam 7 kurang.

Urus fiskal, pake fotocopy NPWP, Pasport and bayar 150.000 - dapet stempel di boarding pass, trus keatas stamp passport (out from Indonesia), langsung menuju ruang tunggu.
Ini pertama kalinya saya terbang ke luar negri pakai air asia, direct dari Juanda. Ternyata penerbangan internasional Juanda dibagi 2, untuk air asia tempatnya terpisah dengan penerbangan yang lain. Jangan membayangkan airport keberangkatannya keren, ini mah jauh dari bagus. Ga ada apa-apanya, yang jualan juga dikit, trus ruang tunggunya sepi - diujung banget.

Flight ga delay, board on time. Saran saya, bila terbang yang melewati jam makan siang atau makan malam, sebaiknya waktu book tiket belilah makan. Walaupun bisa beli didalam pesawat, akan tetapi harga lebih mahal dan kadang kala menu tidak tersedia (alias sudah habis), jadi daripada perut keroncongan, mending book tiket + meal. Beli makan dipesawat lebih mahal, karena harga dipatok dalam MYR, pembayaran yang diterima MYR, bila membayar dalam IDR rate yang dipasang mahal (IDR. 3.000 - walaupun rate aktual hanya 2.850).

Sampai di KL jam 13.30 (waktu KL - lebih cepat 1 jam dibanding waktu SUB), antri imigrasi & ambil bagasi sampai +/- jam 14.30. Lalu kami naik bis star shuffle dari LCCT. Tiket bis bisa beli didalam (sebelum pintu exit), bisa juga beli diluar - harga sama RM. 18, mending beli didalam daripada di luar (untuk praktisnya aja). Keluar dari Exit door, jalan ke gate 5 (tempat star shuffle bus), lumayan jauh karena tempat bis star shuffle paling ujung, +/- 10 menit (it's crowded).
Karena bis yang terakhir baru saja berangkat, maka kami harus antri untuk bis selanjutnya. Ada tempat duduk untuk menunggu disana. Kira kira jam 3 sore, kami board menuju KL (Bukit Bintang).

Sampai di KL Plaza (Bukit Bintang), apartemen tempat kami menginap - milik orang indonesia yang tinggal di KL, Riyani http://value4backpacker.com/?page_id=4. Tapi saya tidak rekomendasi apartemen ini. Saya sewa room biasa, kamar mandi share harga RM 85 (Lt. 14), bila sewa dihari weekend tambah charge RM 15. Kamar Ok, dapur Ok, yang tidak ok jendela kamar tempat saya tinggal tidak ada kunci pengamannya, kamar mandi - sepertinya jarang dibersihkan, berkerak, lantai juga kurang bersih, tapi kami cuma tinggal +/- 6 jam saja, jadi it's OK.

Setelah taruh bagasi di KL Plaza, kami langsung ke Petaling Street, dengan arahan dari pembantu Riyani kami naik bis dari Berjaya times square, jalan kaki ga sampai 5 menit. Tarif bis RM 1 (kira2 10 menit). Sampai di Petaling Street, suasana ramai banget, disana saya hanya beli buah (yang bisa langsung dimakan), 1 bungkus RM 2, buah bisa pilih - mix 3 macam.
Menurut saya harga barang yang dijual disana juga ga murah, nawar paling cuma 20% aja turunnya. Baju, Sepatu, tas, aneka pernik-pernik dan oleh oleh. Setelah itu makan malam disamping petaling street, ada depot mini yang murah. Makan enak + minum total RM 4,8, kalo mo irit bisa makan nasi lemak cuma RM 1.

Setelah itu lanjut jalan kaki ke pasar seni. Disini juga ga ada apa-apa, barang yang dijual sama seperti kalo kita ke Yogya. Snack yang dijual disini juga mahal (menurut saya sih). Disini beli gantungan kunci 6 pcs = RM 6.

Karena jam sudah 20.25 kami bergegas pulang, maklum naik bis malam malam ditempat yang kita ga kenal rada ngeri. Setelah tanya kesana kemari, kami menemukan bis yang menuju Bukit Bintang, tiket RM. 1.
Sampai di bukit bintang, main sebentar ke mall didepan KL Plaza, Pavillion, trus balik ke apartemen.

12 Mei 2010 (Rabu)

Bangun jam 4 pagi, mandi, sarapan mie instan (bisa masak di apt Riyani, tapi harus dibersihkan juga - dicuci perabot yang dipakai - salah satu aturan disana). Jam 6 langsung naik taxi ke Puduraya (stasiun bis) RM 10 - supir orang India, kami diantar sampai ke tempat pemberangkatan bis, jadi ga perlu jalan lagi.

Naik taxi +/- 10 menit, kami naik Aerobus jam 06.30, tiket RM 8. Sampai LCCT jam +/- 07.20. check in, drop baggage, lalu antri diruang tunggu. Jam 09.35 board (ga delay). Lama penerbangan ke Taiwan 4 jam. Berhubung kami book tiket tanpa meal, jadi kami beli meal dipesawat. kami duduk ditengah (ga tengah tengah banget sih seat no 30), saat pramugrari sampai ditempat kami, semua makan sudah habis, yang tersisa hanya sandwich dan mie instan. karena vegetarian, jadi kami hanya bisa pesan mie instan RM 6 + plus minum air mineral RM 2.

Sampai di Tao Yuan (Internasional aiport Taiwan bagian utara) 15.30 (waktu sama seperti KL), setelah proses imigrasi dan ambil bagasi, kami naik Bis Evergreen NT 140 ke Zhong Xiao Xin Sheng MRT station. Bisa juga naik Guo Guang Bus (Turun di Taipei main Station, stasiun Bis di Taipei - bersebelahan dengan stasiun MRT).Berikut web bis dari airport ke Taipei http://www.taoyuanairport.gov.tw/english/Publish.jsp?cnid=100150.
Sepanjang perjalanan dari Airport (Tao Yuan) menuju Taipei tidak ada pemandangan apa apa, hanya ruko ruko saja. Beda sekali dengan Singapore, Malaysia, Hong Kong, atau Shen Zhen. Tidak ada gedung gedung yang bagus, yang menarik. Atau mungkin rute yang dilewati bis rute yang ramai penumpang, bukan jalan protokol.

Turun di jalan Zhong Xiao Xin Shen, kami agak kebingungan karena tidak menemukan stasiun MRT. Ternyata harus jalan sampai ke ujung jalan dekat traffic light, baru ada jalan turun ke stasiun MRT. Sebelumnya kami membeli Easy Card (NT. 500 - bila ada sisa bisa direfund), tujuan untuk kepraktisan naik MRT, easy card bisa juga dipakai untuk naik bis, kecuali naik bis ke airport. Selain itu naik MRT & bis dengan easy card mendapatkan disc. 20% (seluruh tujuan di Taipei). Kami naik MRT turun di Hou San Pi (tidak sampai 10 menit).
Berikut site MRT di Taipei http://english.trtc.com.tw/ct.asp?xItem=1056373&CtNode=27496&mp=122032.

Kami keluar di pintu keluar no 2, kemudian menelpon Ms Lee (pemilik guest house tempat kami menginap - TTH (http://www.taiwantaipeihome.com/about.html), Taiwan Taipei Homestay) untuk menjemput kami di MRT station. Btw, pembantu Ms Lee, orang Indonesia, jadi lebih mudah dan praktis untuk kami. TTH bagus, bersih, nyaman, dan fasitas yang membuat kami memilih menginap di TTH adalah, kami bisa titip bagasi berapa haripun yang kami mau ditempatnya, walaupun kita cuma stay 1 hari ditempatnya. Yang kurang sreg hanya 1, yaitu ada dilantai 4 dan kami harus membawa bagasi kami naik loteng (tidak ada lift).
Kata kunci untuk mencari penginapan murah di taiwan "Min Su" atau "Min Shu", yang merupakan penginapan berupa kos atau guest house.

Atas petunjuk dari Winda (pembantu Ms Lee), kami menemukan depot vegetarian (Vegan) dekat penginapan, jalan kaki hanya 5 menit saja. Depot yang menarik, murah, sistem prasman.

Setelah itu, kami naik MRT ke Long Shan Temple (kuil tertua di Taipei, konon katanya sudah berusia 200 tahun lebih) - kata orang kalo mau minta jodoh bisa minta disini. Didepan kuil ini ada air mancur besar, nice place. Lebih bagus berkunjung bila masih ada matahari, karena bila malam hasil foto kurang bagus, kurang pencahayaan.
Disamping kuil ada pasar malam, saya beli snack NT 50/bks (2 bungkus), snacknya enak.

1 jam keliling kuil, kemudian lanjut ke Ximending - daerah pedestrain. Ditempat ini semakin malam semakin ramai, juga merupakan pusat fashion Taipei, barang yang dijual juga beraneka ragam (Baju, sepatu, pernak pernik, kosmetik, banyak rumah makan, elektronik, etc).
Kami membeli payung NT 190 (kalo beli di Indo sekitar 60.000) dan penutup mulut (NT. 50). Bila ingin membeli elektronik, bisa beli disini (HTC phone misalnya), jangan lupa minta install bahasa Inggris, ada charge untuk insatall language NT. 100.

Setelah itu kembali ke TTH (kira2 jam 23.00), sebelumnya mampir ke 7-11 dekat TTH beli air mineral dan roti tawar untuk sarapan pagi.

13 Mei 2010 (Kamis)

Bangun jam 4 pagi, mandi, buat sarapan, titip bagasi, lari lari ke stasiun MRT Hou San Pi, naik MRT ke Taipei main stasiun, karena kita mau naik HSR train (kereta super cepat) ke Taichung. Ngejar kereta jam 06.30 (tarif tiket disc. 35%). Sampai di loket HSR jam 06.25 - tiket untuk jam 06.30 sudah tidak dijual, alasan kereta sudah mau berangkat (padahal masih terdenger sirine kereta, tapi belum board), terpaksa berangkat jam selanjutnya dengan harga tiket normal. Yah nasib, ga bisa ngirit NT 140. Site HSR Train http://www.thsrc.com.tw/en/

Keretanya nyaman, kursi lapang, bisa makan dengan tenang, tidak berisik. Hanya diperlukan waktu 1 jam untuk sampai di Tai Zhung. Bila naik kereta reguler bisa 2,5 jam lebih, tentu saja beda tarif. Naik kereta reguler lebih murah.
Sampai stasiun HSR Di Taizhung, saya ke toilet. Toilet disini bersih, dan ada kertas untuk dudukan toilet, bahkan di Singapurapun saya belum menjumpai ada toilet seperti di Taichung HSR train.

Kami dijemput teman yang tinggal di Taichung, lalu kami sama sama ke Sun Moon Lake-SML (Danau Matahari & Bulan). Site Sun Moon Lake http://www.sunmoonlake.gov.tw/EN/02000040.aspx
Kebetulan sekali ada supir taxi Mr. Lee yang menawarkan akan mengantarkan kami keliling ke SML, tarif NT 4.500 (Pagi s/d sore), karena kami berlima maka perorang NT 900.

Bisa juga travelling di SML dengan naik bis yang disediakan, hanya bayar 1 kali saja - bisa naik bis ke semua tempat wisata disana, seperti fasilitas bis di sana, berikut jadwal bis SML http://www.sunmoonlake.gov.tw/EN/02001269.aspx
Akan tetapi untuk pergi ke SML sendiri harus naik bis dari Taichung ke Puli baru naik bis ke SML. Penginapan yang terjangkau dengan view bagus di SML adalah Laurell Villa, disediakan juga paket tur buat tamu yang menginap di sini. Site Laurell Villa http://laurelvilla-en.emmm.tw/?ptype=hotel

Tujuan pertama di SML adalah Wen Wu Temple. Jujugan tempat wisata yang wajib dikinjungi di SML. View outdoor dan interior kuil ini menarik sekali. Lain bila dibandingkan dengan Long Shan Temple (di Taipei), karena kuil ini terletak dipinggir danau. Dan untuk masuk ke dalam harus menaiki anak tangga.

Didalam kuil ini ada terdapat kuil konfusius, masyarakat setempat percaya, bila saat menghadapi ujian para pelajar datang ke kuil ini dengan membawa ID card ujian dan bersembahyang memohon agar dapat melewati ujian sekolah, dan diyakini dapat lulus ujian.

Diluar kuil konfusius terdapat tombak, yang menurut Mr Lee merupakan tombak dari Guan Yu atau yang terkenal dengan nama guan gong (salah satu tokoh dari sam kok, 3 negara). Tombak tersebut tidak bisa diangkat karena bobotnya mencapai 150kg.
Disekitar kuil terdapat relief cerita dari Guan Yu.

Dikuil ini juga bisa meramal nasib, ada yang via mesin - yaitu dengan memasukkan koin (kalau tidak salah NT. 200) kemudian akan ada atraksi sedikit, lalu keluarlah secarik kertas kecil yang ada tulisan, bisa minta tolong penjaga kuil untuk mengartikannya. tau bisa juga minta diramalkan garis tangannya, tentu saja tarif lebih mahal.

Didepan kuil konfusius juga ada gantungan lonceng mini, yang dipercaya akan melancarkan usaha, asmara, dll.

Setelah itu kami berkunjung ke Peackok garden (Kebun merak). Merak disini berbeda dengan merak di Indonesia. Burung merak disini ekornya sangat panjang, dan ada merak yang berwarna putih.
Ada burung merak putih yang aneh, yang bila ditunjukkan uang senilai NT 1.000, maka dia akan mendekat dan memamerkan ekornya. makanya dijuluki burung seribu.

karena saya berpergian bulan Mei, maka kami tidak mengunjungi Mei He garden, yaitu kebun plum. Karena musim semi sudah berlalu dan tidak ada bunga sama sekali.

Selanjutnya kami mengunjungi Shueishe Visitor Center. Ditempat ini atas bantuan Mr. Lee kami menyewa boat mengelilingi danau (hanya untuk kami ber 5 saja), bagaikan naik perahu pribadi hehehe. Harga sewa boat NT. 1.800 (jadi tarif naik per orang NT. 300), yang seharusnya sewa boat itu untuk 20 orang dengan harga perorang NT 200. itupun harus menunggu penumpang penuh baru bisa berangkat.

Next kami mengunjungi kuil Syuanguang & Syuantzang temple. Keduanya adalah kuil yang bagus, sepi dan tenang. Konon dulu hanya ada 1 kuil saja, akan tetapi berhubung orang yang datang bersembahyang banyak sehingga tidak bisa menampung, akhirnya dibangunlah 1 buah kuil lagi. Saya lupa mana kuil yang pertama kali dibangun. Kedua kuil ini sudah ada sejak jaman penjajahan Jepang.

Tempat lain yang tidak bisa kami kunjungi adalah Ci En pagoda. Disebabkan karena gempang bumi 2 tahun yang lalu, maka tempat itu dilarang dikunjungi oleh para turis. Dikhawatirkan bisa roboh sewaktu waktu.

Sore harinya kami berkunjung ke museum di taichung. Saya lupa nama museum itu. Tidak semua lokasi di museum yang bisa dimasuki, dan tidak diperkenankan untuk memotret disini. Disamping museum terdapat kuil yang megah. Konon para biksu dan biksuni disini adalah para konglomerat yang sudh melepaskan kehidupan duniawi. Disamping itu didaerah kuil juga akan dibangun sekolah mulai SD-SMA GRATIS.....(kapan yah Indonesia ada yang kayak gini. Sekolah gratis bukan berarti sekolah kacangan, disini sekolah dengan best facility lho).

Selanjutnya kami mengakhiri perjalanan dan kembali ke Taichung. Kami minta diturunkan di Feng Jia Night Market (Pasar malam terbesar di Taichung), emang sih gede banget, dan berkelok kelok. Banyak gang gang.
Ke Taiwan jangan lupa makan tahu busuk, minum teh khas Taiwan.

Di Taichung kami bermalam di Feng Jia Night Music. Kamar kami di lantai 1, dan ada piano didalam kamar. Sayang, kami tidak bisa main piano. Tarif standar NT. 1.100 - karena teman saya jago ngomong, jadi nego sampai akhirnya dapat NT 750 per malam (soalnya kita cuma stay s/d jam 6 pagi aja) - and breakfast only for 1 person, tapi kita ga ambil.Berikut site Feng Jia Night Music http://tw.myblog.yahoo.com/nick-588 (site dalam bahasa mandarin)

Dah gempor nih, hari selanjutnya lanjut besok...........



14 Mei 2010 (Jum'at) - Lunar kalendar Tgl 1 bulan 4

Jam 6 pagi kami sudah siap, dijemput teman naik motor menuju Taichung TRA train station, stasiun kereta reguler Taichung, naik kereta ke Hsin Chu, tarif NT. 110. Jam 06.45 kereta berangkat. Sampai di stasiun lanjut naik bis ke Erl Mei. Disini kami mengunjungi Vihara Maitreya tersebesar diseluruh dunia.

Didepan Vihara ada patung Maitreya (Smiling Budha) setinggi 72 meter. Yang didalamnya terdapat banyak ruangan yang bisa dimasuki. Didalam patung 72 meter ada banyak patung Maitreya dengan beraneka ragam pose yang unik dan bagus, dengan berbagai alat musik.
Saat kami kesana Vihara induk masih dalam proses pembangunan dan baru akan diresmikan Bulan maret 2011.

Vihara ini dikelilingi oleh danau Erl mei, serta dikelilingi 5 gunung. Very nice view, angin sejuk, tenang, damai, orang orang yang ramah.
Karena hari ini adalah tgl 1 (lunar kalendar) maka kami mendapat berkah bisa bersembahyang disini.
Didepan vihara ada restaurant vegetarian, menu lezat dan saya senang sekali karena bisa makan ice cream disini.

Pukul 14.20 kami diantar menuju stasiun bis untuk kembali ke Taipei. Sampai di Taipei Main Station, kami naik MRT ke Taipei 101. Sayang hari itu hujan sehingga pemandangan berkabut. Tower 101 kurang jelas. Kami tidak naik ke atas, karena untuk naik keatas harus membayar NT 500. Btw ada fasilitas bis gratis dari Exit door Taipei MRT ke Taipei 101.
Kami berkunjung ke New York New York, kembali ke TTH untuk meletakkan tas kemudian makan malam.

Perjalanan kami lanjutkan ke Wu Fen Bu (pusat grosir aneka baju dan tas), dari TTH jalan kaki +/- 20 menit. Saran saya naik taxi saja fare tidak sampai NT 100.
Diujung Wu Fen Bu ada kuil Shong Shang, kuil ini bagus sekali, sangat rekomendasi untuk mengunjungi kuil ini. Apalagi bila dikunjungi pada malam hari, banyak lampu dan lampion.
Didalam kuil menyembahyangi Ma Zhu (Dewi laut, kalau saya tidak salah).
Saat merayakan hari Ma Zhu, para umatnya membawa persembahan dan memikul tandunya jalan kaki dari Taipei menuju Taichung.

Persis disamping kuil ada pasar malam, Rao He. Pasarnya sangat rapi, bersih. Boleh juga lihat lihat kesini. Tidak sebesar pasar di Feng Jia dan Ximending. Harga barang disini murah murah. Disini saya membeli sandal NT 85 dan alat pijat dari kayu (yang kalo beli di Bali 1 biji 35ribu).
Jam 12 malam saya kembali ke TTH naik taxi.

15 Mei 2010 (Sabtu)

Last day di Taipei. Check out dari TTH dan menitipkan bagasi kami, karena kami masih mau jalan jalan ke Ciang Kang Sek.
Dengan naik MRT +/- jam 8 pagi kami sudah sampai di CKS, kebetulan hari itu ada sekolah yang mengadakan aktivitas di sana, jadi suasana ramai sekali.

Jam 9 pagi pertujukkan tentara di museum CKS dimulai, setelah pertunjukkan selesai +/- 15 menit, kami masuk ke dalam museum.
Sampai pukul 11.00 kami keluar dan kembali ke TTH, beli makan siang dulu sebelum naik MRT ke taipei main station.

Sampai di Taipei main Station kami naik Guo Guang bus ke Tao Yuan airport, harga tiket NT. 125. Jangan lupa untuk merefund easy card, saya masih mendapatkan uang kembali NT. 295.

Airasia ada diterminal 2, jangan sampai salah masuk terminal. Jarak terminal 1 & 2 jauh sekali.
Sampai diterminal 2, kami naik lift ke Lt3, tempat check in.
Setelah antri panjang, kami akhirnya bisa check in. Dibandingkan dengan LCCT, Tao Yuan masih kurang bagus.

Sampai di KL sudah malam, kembali kami naik star shuffle. Akan tetapi kami tidak kembali ke tempat Riyani, KL Plaza. Kami menginap di hotel Sempurna, belakang bukit bintang, harga per malam RM 93. Berikut site hotel sempurna : http://www.hotelsempurna.com/index.html

Hotelnya kecil, tapi bersih, dan saya suka itu.
Setelah itu kami beristirahat.

16 Mei 2010 (Minggu)

Bangun pagi-pagi,mandi dan bergegas ke Twin tower antri tiket gratis naik ke atas. naik taxi jam 06.30 pagi fare NT 10. Didalam sudah ada kira kira 20 orang yang mengantri tiket. Teman saya pergi mencari makanan untuk bisa dimakan, tapi tidak menemukan sarapan yang mengenyangkan perut. SAra saya bila mau antri tiket pagi pagi, bawa sarapan makan disana atau makan pagi dulu sebelum antri tiket. Tiket gratis baru dibagikan jam 9 pagi, setiap harinya dibagikan 1.600 tiket gratis. Dan kami menjadi rombongan pertama untuk naik keatas.

Diatas (Lt 42) hanya diberikan kesempatan 10 menit.Ga ada apa apanya sih menurut saya, tapi ya gpp, mumpung gratis yah naik aja.

Selanjutnya kami ke KLCC food court dan kinokuniya book store. Langsung lanjut menuju Sun way lagoon, naik Bis no 10. Tiket RM 3. Jangan takut tersesat di KL, bisa tanya petunjuk jalan kepada supir bis, supir taxi. Yang saya kagumi disini para supir bis bisa NGOMONG INGGRIS.....

Sampai di SunWay Lagoon sudah jam 12.30 siang. Matahari sangat terik. Menurut saya dibandingkan dufan, masih jauh lebih bagus dufan. hanya saja di dufan tidak ada kolam renang, dan tidak ada park untuk binatang (seperti burung, kupu-kupu, reptil).
Karena matahari sangat terik, saya malas main disini. O ya, tiket beli sama Riyani RM 45, tapi cuma bisa main di 3 park saja (tidak semua park, dan park yang menarik seperti water park dan scream park tidak bisa dimasuki).
Sebelum masuk ke dalam harus deposit RM 10, untuk jam tangan yang dipakai selama berada diarena SWL, uang ini bisa diambil saat mengembalikan jam tangan.
Berikut peta Sunwaylagoon http://www.sunway.com.my/lagoon/map.asp

Selanjutnya makan siang jam 14.30 diluar SWL - good vegetariant restaurant dan murah, also taste good.
Kembali ke Hotel naik taxi, supir orang Indonesia yang sialnya kurang tau jalan. Jadi muter muter jauh baru bisa sampai hotel. Akhirnya harga taxi kami tambah karena kasihan supir sudah keliling keliling ga tau tau (or pura pura ga tau yah)....

Setelah gempor, menurut petugas hotel kami bisa ke stasiun bis puduraya naik monorail, dengan tarif yang lebih murah. Naik dari Time Square mall. Sama sekali tidak rekomendasi bagi yang bawa koper. Soalnya untuk bisa sampai ke monorail harus naik tangga. Monorail di KL itu ada diatas, namanya LRT. Tarif LRT murah RM. 1,6.

Sampai dipuduraya kami naik aerobus ke LCCT.
Setelah check in, kami beli coklat disana (it's free duty), dan aneka jajan/snack.
Then back to Surabaya at night, sampai rumah jam 23.30......

Jumat, 17 September 2010

WHY TO MOVE

Pengen share aja sama temen temen, ada artikel bagus...

Kejadian ini sering kali terjadi sama kita (at least pernah terpikir dalam benak kita). Artikel ini sangat mengena pada diri saya sendiri, karena pernah mengalami hal seperti ini. Dalam kondisi perusahaan yang kurang baik, masih saja bertahan, alasan hanya karena bos baik. Tapi pada akhirnya, sudah sampai titik puncak mungkin, pindah juga.

Point penting yang juga ingin saya sampaikan bahwa, jangan merasa menjadi orang penting atau orang yang dibutuhkan oleh perusahaan, karena meskipun pada akhirnya kita keluar, mungkin karyawan yang baru belum bisa melaksanakan tugas seperti kita yang sudah bekerja bertahun tahun, tapi perusahaan tetap saja berdiri. Tanpa kitapun (walaupun karyawan terbaik atau karyawan teladan), perusahaan tetap akan berjalan. Seperti kata orang orang life must go on, hal ini berlaku juga buat perusahaan.

Ok, let’s check this article.

WHY TO MOVE

Mengapa karyawan meningggalkan perusahaan (atau paling tidak sering ngedumel)? Berikut ini petikan dari bukunya Haris Priyatna yang berjudul Azim Premji, "Bill Gates" dari India (terbitan Mizania 2007).

Azim Premji adalah milyuner muslim dari India yang telah menyulap Wipro, dari sebuah perusahaan minyak goreng menjadi konglomerasi perusahaan dengan salah satunya adalah Wipro Technologies yang merupakan ikon kebangkitan industri teknologi informasi di India. Dia urutan ke-21 orang terkaya di dunia versi Forbes 2007. Azim dikenal sebagai milyuner yang bergaya hidup sederhana.

Berikut ini pandangan Premji tentang mengapa karyawan betah dan tidak betah dengan perusahaan. Wipro sendiri memiliki tinkat turn-over (kepindahan) karyawan yang sangat rendah, padahal gajinya tidak lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis seperti Infosys dan TCS.

Mengapa KARYAWAN meninggalkan perusahaan?

Banyak perusahaan yang mengalami persoalan tingginya tingkat pergantian karyawan. Betapa orang mudah keluar-masuk perusahaan itu. Orang meninggalkan perusahaan untuk gaji yang lebih besar, karier yang lebih menjanjikan, lingkungan kerja yang lebih nyaman, atau sekedar alasan pribadi. Tulisan ini mencoba menjelaskan persoalan ini.

Belum lama ini, Sanjay, seorang teman lama yang merupakan desainer software senior, mendapatkan tawaran dari sebuah perusahaan internasional prestisius untuk bekerja di cabang operasinya di India sebagai pengembang software. Dia tergetar oleh tawaran itu. Sanjay telah mendengar banyak tentang CEO perusahaan ini, pria karismatik yang sering dikutip di berita-berita bisnis karena sikap visionernya. Gajinya hebat. Perusahaan itu memiliki kebijakan SDM ramah karyawan yang bagus, kantor yang masih baru, dan teknologi mutakhir, bahkan sebuah kantin yang menyediakan makanan lezat.

Sanjay segera menerima tawaran itu. Dua kali dia dikirim ke luar negeri untuk pelatihan. "Saya sekarang menguasai pengetahuan yang paling baru", katanya tak lama setelah bergabung. Ini betul-betul pekerjaan yang hebat dengan teknologi mutakhir. Ternyata, kurang dari delapan bulan setelah dia bergabung, Sanjay keluar dari pekerjaan itu. Dia tidak punya tawaran lain di tangannya, tetapi dia mengatakan tidak bisa bekerja di sana lagi. Beberapa orang lain di departemennya pun berhenti baru-baru ini.

Sang CEO pusing terhadap tingginya tingkat pergantian karyawan. Dia pusing akan uang yang dia habiskan dalam melatih mereka. Dia bingung karena tidak tahu apa yang terjadi. Mengapa karyawan berbakat ini pergi walaupun gajinya besar ? Sanjay berhenti untuk satu alasan yang sama yang mendorong banyak orang berbakat pergi. Jawabannya terletak pada salah satu penelitian terbesar yang dilakukan oleh Gallup Organization. Penelitian ini menyurvei lebih dari satu juta karyawan dan delapan puluh ribu manajer, lalu dipublikasikan dalam sebuah buku berjudul First Break All the Rules.

Penemuannya adalah sebagai berikut:

Jika orang-orang yang bagus meninggalkan perusahaan, lihatlah atasan langsung/tertinggi di departemen mereka. Lebih dari alasan apapun, dia adalah alasan orang bertahan dan berkembang dalam organisasi. Dan dia adalah alasan mengapa mereka berhenti, membawa pengetahuan, pengalaman, dan relasi bersama mereka. Biasanya langsung ke pesaing. Orang meninggalkan manajer/direktur anda, bukan perusahaan, tulis Marcus Buckingham dan Curt Hoffman penulis buku First Break All the Rules.

Begitu banyak uang yang telah dibuang untuk menjawab tantangan mempertahankan orang yang bagus - dalam bentuk gaji yang lebih besar, fasilitas dan pelatihan yang lebih baik. Namun, pada akhirnya, penyebab kebanyakan orang keluar adalah manajer. Kalau Anda punya masalah pergantian karyawan yang tinggi, lihatlah para manajer/direktur Anda terlebih dahulu. Apakah mereka membuat orang-orang pergi? Dari satu sisi, kebutuhan utama seorang karyawan tidak terlalu terkait dengan uang, dan lebih terkait dengan bagaimana dia diperlakukan dan dihargai. Kebanyakan hal ini bergantung langsung dengan manajer di atasnya.

Uniknya, bos yang buruk tampaknya selalu dialami oleh orang-orang yang bagus. Sebuah survei majalah Fortune beberapa tahun lalu menemukan bahwa hampir 75 persen karyawan telah menderita di tangan para atasan yang sulit.

Dari semua penyebab stres di tempat kerja, bos yang buruk kemungkinan yang paling parah. Hal ini langsung berdampak pada kesehatan emosional dan produktivitas karyawan. Pakar SDM menyatakan bahwa dari semua bentuk tekanan, karyawan menganggap penghinaan di depan umum adalah hal yang paling tidak bisa diterima. Pada kesempatan pertama, seorang karyawan mungkin tidak pergi, tetapi pikiran untuk melakukannya telah tertanam. Pada saat yang kedua, pikiran itu diperkuat. Saat yang ketiga kalinya, dia mulai mencari pekerjaan yang lain. Ketika orang tidak bisa membalas kemarahan secara terbuka, mereka melakukannya dengan serangan pasif, seperti: dengan membandel dan memperlambat kerja, dengan melakukan apa yang diperintahkan saja dan tidak memberi lebih, juga dengan tidak menyampaikan informasi yang krusial kepada sang bos.

Seorang pakar manajemen mengatakan, jika Anda bekerja untuk atasan yang tidak menyenangkan, Anda biasanya ingin membuat dia mendapat masalah. Anda tidak mencurahkan hati dan jiwa di pekerjaan itu. Para manajer bisa membuat karyawan stres dengan cara yang berbeda-beda: dengan terlalu mengontrol, terlalu curiga, terlalu mencampuri, sok tahu, juga terlalu mengecam. Mereka lupa bahwa para pekerja bukanlah aset tetap, mereka adalah agen bebas. Jika hal ini berlangsung terlalu lama, seorang karyawan akan berhenti - biasanya karena masalah yang tampak remeh. Bukan pukulan ke-100 yang merobohkan seorang yang baik, melainkan 99 pukulan sebelumnya. Dan meskipun benar bahwa orang meninggalkan pekerjaan karena berbagai alasan, untuk kesempatan yang lebih baik atau alasan khusus, mereka yang keluar itu sebetulnya bisa saja bertahan, kalau bukan karena satu orang yang mengatakan kepada mereka, seperti yang dilakukan bos Sanjay: Kamu tidak penting. Saya bisa mencari puluhan orang seperti kamu.

Meskipun tampaknya mudah mencari karyawan, pertimbangkanlah untuk sesaat biaya kehilangan seorang karyawan yang berbakat. Ada biaya untuk mencari penggantinya. Biaya melatih penggantinya. Biaya karena tidak memiliki seseorang untuk melakukan pekerjaan itu sementara waktu. Kehilangan klien dan relasi yang telah dibina oleh orang tersebut. Kehilangan moril sejawat kerjanya. Kehilangan rahasia perusahaan yang mungkin sekarang dibocorkan oleh orang tersebut kepada perusahaan lain. Plus, tentu saja, kehilangan reputasi perusahaan. Setiap orang yang meninggalkan sebuah korporasi akan menjadi dutanya, entah tentang kebaikan atau keburukan.

Demikian pesan Azim Premji. Bagaimana pendapat Anda (sebagai bawahan maupun atasan) ?

Senin, 09 Agustus 2010

Times goes everyday

Times goes everyday……When alive not death send message at my email that Vannes Wu birthdays already close. You know, he was Taiwan’s big actors (First movie, was Meteor Garden – with F4).
It’s seem I just watch Next Stop Happiness (it’s good movie, you should take a look for it), which Vannes Wu and Ady An just celebrate their birthday at location making of the movie.

And now it’s going to that moment again.
Times goes by, and I’m still at here, same with last year. Still working at same office, same place, same neighborhood, same activity....

I did made changed of my life, but not such a big change. In this years, I had a new friends, visit wonderful place, go foreign, had new job description at my work, take lesson, and I’m still thinking, what kind of changing that I already made, but it’s seems no more ...

Being busy, and yes I’m busy, but my busy things only task, duty, obligation. It’s seems no value added add from all of that.

The things that I willy want, till now, I hadn’t achieve it yet.
People said that we had to dream, had high dream, the more high is better. But there’s people said also, that had a dream was not good, more high, more terrible, cause when it can be comes true, we got stresses for it. Hmmm…..it’s complicated I think.

Watch my niece and nephew grow up, and yes, they made changing everyday. Had new things, new experience. They grow everyday, slowly but sure. And I still here, same with yesterdays.

Two days before, my niece ask my activity, and she records all of my activity. She wrote my activity was, working, watch series movie (not everyday), sleeping, busy with social activity (not a lot activity actually), went to temple, and made homework (not everyday). That’s all, and she told me to sign at her report.

And today, I just realize that’s my activity was so common. Times goes by and I’m still doing same things.
Sometimes I think, do I had to take job at foreign? – I do had offer for it once at Beijing, and I already refuse it.
Or move to others town to get new job?
Or doing crazy things? (for this one – I don’t things so)

Asking my others friends, they said that they felt same things with me. And they just same with me, didn’t know how to face it.
It’s seems when age already past 30, this condition comes to us. It that’s right? Feel the same as I felt?

Many book I read, many seminary, or talk show I follow and hear.

Actually all saying same things, that if we want to made a big change, we had to try and go for it, don’t be afraid being fail, pray, be a good human, help each others, pray to God, always satisfy and thanks to God for all condition that we already had.

Do all of that, and the result still same. Everyday life with same things.

When I watch Oprah Show, and know that many people made a big change for their life, I feel happy for them. But, look inside my self , what should I do?
For this one, I already made myself busy, by follow or take or made activity, but, at the end, it’s still the same, it’s only short changing.

Any idea, what we had do with our short precious life?

Selasa, 20 Juli 2010

Fly with Air Asia


Monday, July 19, 2010

Berkali kali terbang dengan Air Asia, baru kali ini saya menuliskan blog tentang penerbangan saya. Penerbangan terakhir dengan Air Asia, July 16 & 19, 2010 – destination : SUB-CKG-SUB.

Ini merupakan penerbangan saya yang pertama kali menuju Terminal 3 Sukarno Hatta, sebelumnya selalu mendarat di terminal 1.
Pertama kali setelah landing, saya ke toilet terminal kedatangan. Toiletnya sangat nyaman, bersih.
Terminal 3 tidak seperti terminal 1 yang kesannya berdesak desakan dengan para penumpang berebut baggage claim dan pintu exit. Terminal 3, tenang dan lapang. Sangking lapangnya, ACnya sangat terasa, dingin sekali. Taxi airport juga sangat mudah.

Terminal 3 mirip dengan airport LCCT di Malaysia, hanya saja tidak sebesar LCCT. Outlet outlet pada terminal 3 juga tidak sebanyak yang ada di LCCT. Ruang tunggu antar gate digabung menjadi satu.

Terbang dengan Air Asia jarang delay, dan sepanjang penerbangan saya hanya delay 2x @ 30-50 menit. Bila ada pergantian skedul saya sudah diberitahu jauh jauh hari oleh Air Asia, dan pada hari H, diconfirm lagi oleh pihak Air Asia. Akan tetapi email untuk perubahan skedul penerbangan baru diemail pada hari H. Ini sedikit menyulitkan, apabila ada penumpang yang tidak cek email.

Selama saya terbang, dengan penerbangan apapun, saya tidak pernah memperhatikan awan awan dilangit, saya selalu berusaha menyamankan diri, ngobrol dengan penumpang lain, dengar MP4 or tidur. Akan tetapi pada penerbangan CGK-SUB, karena saat take off cuaca mendung, jadi pesawat agak sedikit tergoncang. Setelah pilot berhasil menerobos awan tebal, barulah sampai pada awan yang biru, langit yang cerah, sangat kontras dengan awan yang ada dibawahnya.

Gambar awan ini tidak begitu jelas, karena jendela pesawat yang buram.
Ada beberapa gambar yang bagus, saya berhasil mengambil gambar sunset di angkasa, pada penerbangan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ada puncak gunung, saya tidak tau gunung apa itu, yang tampak puncaknya saja.
Dan ada 2 gunung yang tampak berjejer.

It’s was beautiful view. Sayang kamera saya kurang support untuk pengambilan gambar yang tajam. But at least, I can capture some of it. Here I share some of them.

17.30 wib saya mendarat di Bandara Juanda, Surabaya.

Welcome back to home sweet home......

Senin, 19 Juli 2010

Tidung Island

Kemarin berangkat dari Surabaya naik Air Asia, dapet tiket murah PP 42.000 (one trip 21.000) murah banget kan, (lebih mahal airport taxnya hehehehe) makanya aku bisa jalan jalan ke Pulau Tidung. Booknya jauh jauh hari, November 2009.

Kurang sebulan dari hari H, baru cari cari info tentang Tidung, ketemulah Island Adventure, dengan Pic, mbak Novi. Site Island Adventure aku lupa, tapi bisa disearch by google koq.
Bersebelas kita rame-rame ke pulau Tidung. Kita ambil paket 2D/1N, include inside, snorkling, sepeda, makan 3x + barbeque, perahu untuk snorkling, home stay : 2 kamar tidur(ber AC), 2 kamar mandi, Ruang tamu (tersedia spring bed double bed 2 buah)bisa dipakai buat tidur 4 orang (kipas angin), TV, Ruang makan kecil.
PIC penginapan mas wawan : 0815 72077083

Thank's to all friends who's joint this short holidays, Yenny, Arno, Rita, Priya, Ira, Antolie, Dewi, Yudi, Herlina, Mei yin (betul ga tulis nama smuanya, kalo salah maap maap ya), without you all, I can't had this happy holidays.

First days :
Saturdays, July 17, 2010

Setengah lima pagi dah bangun, nyiapin makanan pepes ikan, empek empek (all vege)yang mesti dibawa kesana (karena ada 4 peserta yang vegetarian, so mesti prepare makan sendiri - kita ga ambil paket makannya).
Jam 6 pagi, naik taxi Blue Bird (dari citra Garden 2) ke Muara Angke, argo Rp. 50.000, sampe disana dah rame banget, banyak yang mau main ke Tidung dan Pramuka.
Sebelum berangkat antri Toilet di pom bensin (tempat meeting point kita), antrinya hampir setengah jam, sangking panjangnya antrian.

Berhubung contact person yang ditunjuk mbak Novi (Island Adventure) ke Tidung terlambat karena ada gangguan di motornya, jadi kita naik kapal selanjutnya yang jam 8. Kapal pertama berangkat jam 7.
Naik ke kapal ga seperti bayanganku yang pake jembatan, naik teratur, sudah tau sih kalo duduknya berebutan (liat dari blognya orang orang). Cuma ga nyangka banget kalo naiknya bakalan amburadul banget.
Ga ada jembatan penghubung dari ujung dermaga ke kapal, ada sih aroma "ajaib" cuma ga menusuk banget, tahan tahan aja, kalo ga tahan jangan lupa bawa masker. Disini harus jago lompat or at least kudu nekad, soalnya naiknya ada yang dari perahu disamping, ada yang dari ujung dermaga.

Pertama kali naik, kita semua duduk dibawah, dapet tempat yang leluasa. Temen temen pengennya diatas, tapi sudah full, padat penumpang. Oh ya, bawa barang sepraktis mungkin, supaya memudahkan diri sendiri aja.

Perjalanan 3 jam ke Tidung membosankan, cari posisi yang enak buat tiduran. Buat yang mabok, jangan lupa minum antimo, kalo takut ngantuk kelamaan, minum separuh aja. Cari duduk dekat jendela, supaya kalo mo "mengeluarkan isi perut" lebih gampang.

Untung aja ada temen yang bawa kartu UNO, jadi ga boring boring amat. Sambil main sambil ngemil (snack yang kita bawa segambreng). Maen sampe bosen, tidur lagi, sampe akhirnya sampai juga di pulau Tidung (kira2 jam setengah 12 siang).

Sama kayak berangkat dari Angke, disini kita juga harus lompat 3 perahu buat nyampe didermaga. Nyampe di Tidung, berasa kayak datang ke pulau terpencil, jalannya cuma gang gang kecil aja (mirip kayak gang diperkampungan kecil). Jangan harap ketemu sama mobil, kendaraan yang paling modern, sepeda motor.

Dijemput sama guide Mas Edy ke penginapan. Hokki dah kali ini, ,kita dapet rumah baru, masih bersih smuanya, kasur baru, sprei baru, ACnya super duper dingin (baru kali yah).

Sampai dipenginapan disambut makan siang. Setelah makan siang isirahat bentar. Jam 1 siang kita dijemput mas Edy buat snorkling. Naik sepeda dari penginapan ke tepi pantai. Ada sedikit insiden, kita kehilangan 2 temen yang ternyata salah satunya ga bisa naek sepeda, sudah lupa sangking lamanya ga naek sepeda. Karena Tidung pulau kecil, jadi gampang aja mereka nyampe di pantai.

Setelah itu kita naik perahu ke pulau Payung (pulau terdekat), kira kira setengah jam kita sampai di pulau Payung. Buat aku yang sama sekali ga bisa berenang n ga pnah snorkling, rada rada takut sih, tapi diajarin sama guide cara2 snorkling, jadi bisa deh (tapi dah minum air laut n ga bisa nafas, soalnya lom terbiasa nafas dari mulut). Thank's mas Edy.

Tips buat yang ga pnah snorkling, wajib pake sepatu katak (sepatu ini bantu kita jalan di air) and kalo mo ambil napas, balik badan hadap keatas, buka alat snorkling. Jangan sampe ada rambut yang masuk ke kacamata, soalnya air bisa masuk melalaui rambut. Alat snorkling harus kencang.

Sebelumnya kita diminta data oleh Island Adventure, ukuran sepatu n baju. Ukuran harus pas, jangan kebesaran. Mungkin ukuran sepatu katak, ga sama seperti ukuran sepatu, jadi bisa ambil 1 nomor yang lebih kecil, supaya pas. Temen temen yang laen juga kayak gitu, smuanya kebesaran 1 nomor (co/ce sama aja), tapi ga bisa tukar alat snorkling, soalny dah habis dibagikan buat peserta yang lain.

Setelah snorkling di 2 tempat, kira2 jam setengah 4 kita naik perahu ke jembatan cinta (penghubung tidung besar n kecil). Guidenya juga ga tau knapa tuh jembatan bisa dikasih nama kayak gitu, katanya yang kasih nama kayak gitu pengunjung.
Disana ada banyak penjual makanan (ada baso, siomay, mie) & minum degan ijo. Ga lupa foto foto bentar sebelum balik ke penginapan.

Sampai dipenginapan antri mandi, and hujan deras. Untung penginapan tempat kita tinggal ada 2 kamar mandi, jadi antrinya ga lama lama amat. Sehabis mandi makan malam, n main kartu UNO lagi sebelum disamperin guide ngajakin kita jalan malem2 naek sepeda.

Jalan2 lewat kantor lurah, sekolah SD (disana ada skul dari SD - SMK, katanya sih gratis), kantor polresnya kecil n sepi (selama disana ga keliatas ada petugas, bangunan yang paling keren puskesmas (mungkin masih bangunan baru). Trus diajakin tantangan jalan lewat jalan yang gelap gulita, ga ada lampu sama sekali n lewat jalan setapak.
Info dari guide : disana cuma ada 6 RT, penduduknya +/- 1000 orang.

Tips jalan jalan malem pake sepeda untuk rombongan, untuk setiap jalan belokan info ke bagian belakang, supaya kalo ada yang ketinggalan bisa tau jalan (penerangan jalan terbatas). Olah raga malem lumayan kringetan juga (temen temen sih, tapi aku ga).

Setelah itu balik penginapan barbeque, kalo mo barbequ dipantai bisa juga, tapi berhubung mendung, atas saran guide kita barbequ di pinggir penginapan. Bener aja waktu bakar bakar hujan. Habis itu kita smua istirahat, karena besok harus bangun pagi-pagi buat liat sunrise.

Second days :
Sunday, July 18, 2010

Bangun pagi, sikat gigi langsung tancap naik sepeda ke jembatan cinta. Sampe disana dah rame banyak orang. Ternyata hari ini lagi mendung, jadi ga bisa liat sunrise, kalo pergi ga pas musim hujan bisa liat sunrise kali. Kata guide sunrise dari jembatan cinta bagus banget.

Setelah itu naik jembatan ke pulau Tidung kecil. Jangan lupa foto foto disini, bagus lho foto di jembatannya. Dipulau tidung kecil, ada penjual mie instan n minum (laris banget). Foto - foto bentar sampe jam setengah 8 balik penginapan.
Sarapan, mandi, tiduran sampe dijemput guide ke dermaga.

Ternyata antrian didermaga, dah panjang.
Tips buat kaum hawa yang empet empetan demi naik kapal. Kalo yang antri dibelakangnya cowok, pakai sikut biar rada munduran, trus pasang badan biar bisa dapet tempat antrian. Kalo ada cowok rese, boleh galak dikit aja.

Pulangnya kita naik kapal bagian atas, sesaknya minta ampun. Mana duduknya cuma bisa buat kaki ditekuk dikit, kiri, kanan, depan, belakang, full (duduk bersila aja ga bisa). Iri juga liat orang yang ga berperasaan, sempet2nya main kartu and tidur selonjoran. Untungnya lama kelamaan bisa juga selonjor kaki and bisa dapat space buat tiduran, walaupun miring ke kiri (moga moga aja tulangnya baek baek aja, ga ikutan miring).

Akhirnya setelah empet-empetan 3 jam, nyampe juga didermaga dengan aroma "ajaib".
That's all my short journey to Tidung Island.
Spesial thank's to Air Asia and Island Adventure, because of you I can had wonderful holidays.

Rabu, 14 Juli 2010

Gunung Kelud

GUNUNG KELUD
Sunday, July 11, 2010


Kaki masih pegel, mata ngantuk, tapi harus melek, dikantor soalnya. Kemarin turun 500 anak tangga, total PP +/- 1000 anak tangga. Alhasil, gempor dengan sukses.


Here the story :

Jam 8 pagi dijemput Bis dari penginapan di Kediri, ke Gunung Kelud, lama perjalanan +/- 2 jam sampai di kaki gunung. Berhubung bis ga bisa naik, kita oper mobil kecil (seperti mobil kelinci modelnya, maklumlah mobil wisata) untuk naik keatas.


Biaya tur ini Rp. 60.000, include didalamnya biaya mobil naik ke atas gunung PP dan makan siang.

Sebelum naik, mending ke toilet dulu (ga bayar), daripada pakai toilet yang diatas (tarif toilet Rp. 1.000), toilet yang dibawah lebih bersih, and ga pake aroma “ajaib”.


Oh ya, penginapan di Kediri beragam, dari tarif yang murah sampai yang mahal juga ada. Untuk hotel (bukan losmen) tarif mulai Rp. 85.000 (standard room) sampai Rp. 550.000 (standard room – Hotel Grand Surya – Gudang Garam) per malam, semua include breakfast. Tergantung hotel yang ditinggali, semakin murah tarif hotel, sarapan hanya roti n teh/kopi, tarif hotel Rp. 150.000 keatas sarapan buffe. Adapula hotel yang meyediakan free wifi.


Bagi yang mau beli oleh-oleh khas Kediri – TAHU – bisa beli di Jalan Dhoho. Di sepanjang jalan ini banyak toko yang menjual tahu. Mulai tahu yang masih mentah sampai tahu yang sudah dijadikan snack.


Back to perjalanan ke Kelud. Dari kaki gunung menuju ke atas gunung memerlukan waktu +/-30 menit, pemandangan dikiri kanan, hanya pepohonan (tidak banyak obyek foto), mendekati ke atas gunung baru ada obyek foto yang bagus.


Disalah satu jalan menuju keatas, menurut bapak supir, ada gaya gravitasi bumi yang kuat, jalan tanjakan, mesin mobil dimatikan, tapi mobil bisa jalan sendiri (jalan naik keatas, bukan mundur). Didemokan bapak supir waktu kembali ke kaki gunung.


Sampai di atas Gunung, tersedia flying fox, tarif Rp. 15.000, bagi yang tidak bisa flying fox bisa coba disini, karena rute pendek. Lebih panjang rute flying fox di GWK - Bali.


Digunung Kelud ada 2 obyek wisata yang bisa dilihat, kawah anak gunung Kelud n pemandian air belerang.


Untuk menuju ke kawah anak gunung Kelud, harus melewati terowongan. Terowongan ini guueelap puuooll, karena tidak ada penerangan sama sekali. Terowongan ini dibuat sebagai jalan tembus menuju kawah anak Gunung Kelud.


Ada beberapa spot yang bagus untuk obyek foto.

Diatas gunung, seperti tempat wisata dimana-mana, selalu ada tukang foto yang menawarkan foto, tarif Rp. 10.000 per lembar. Memang sih hasilnya lebih bagus dari kalau foto sendiri (kameranya lebih bagus kali), tapi kan sayang Rp. 10.000 bisa buat cetak 10 lembar.


Jangan mengira anak gunung Kelud seperti gunung pada umumnya yang ditumbuhi pepohonan. Disana sama sekali tidak ada tumbuhan (hitam semuanya – lebih hitam dari batu gunung, pasti banyak kandungan mineralnya).


Bagi yang ingin melihat kawah anak gunung kelud bisa naik keatas (tersedia 400 buah anak tangga untuk dinaiki, PP ya dikali 2 aja), tapi aku ga ikutan naik, soalnya kata temen temen yang dah naik ke atas, disana ga ada apa-apanya.


Ukuran anak tangga tidak seperti anak tangga pada umumnya. Disini anak tangga lebih tinggi, tapi ga sampe kayak Borobudur.


Setelah itu kembali ke meeting point awal untuk makan siang (menu nasi pecel plus cincau – boleh nambah kalau mau). Setelah berisitirahat, perjalanan dilanjutkan ke pemandian air belerang.


Berhubung lokasi ada dibawah, jadi kita harus menuruni anak tangga, jumlahnya +/- 500 buah. Biar jalan turun, tapi lumayan cape juga turunnya. Sampai dilokasi, lha koq tiba tiba hujan deras (untung aja bawa payung). Biar hujan, tetap aja kita berendem (kakinya aja), habis nanggung dah susah payah turun tangga.


Ada 2 kolam, air dingin dan air panas, bener bener panas buanget, pilih aja kolam yang menggabungkan ke dua air itu.

Warna air disana jernih, walaupun air yang turun dari atas berwarna coklat (seperti Lumpur), mungkin karena tempat yang dilalui Lumpur, jadi kesannya seperti air Lumpur. Anehnya batu kerikil disana tidak panas, meskipun airnya panas.

Berendam disini bisa untuk menghilangkan penyakit kulit dan mengurangi pegel pegel.


Karena hujan batal deh acara foto-foto disana.


Tips naik keatas (berhubung naik tangganya buuuanyyakkk):

  1. Jangan ngobrol – untuk hemat tenaga
  2. Jangan liat ke atas, karena kalo liat keatas terasa makin cape, koq ga nyampe nyampe.
  3. Kalo memungkinkan naiki setiap anak tangga satu (1) x pijakan saja. Jalan terus jangan berhenti, berhenti hanya kalo cape banget.


Peralatan yang wajib dibawa :

  1. Topi dan kacamata hitam (biar hawa sejuk, tapi panas).
  2. Jangan lupa pake sunblock, kalo ga mo item.
  3. Bawa payung, just in case (buat kalo panas ga ketulungan or hujan).
  4. Minyak angin, and tolak angin or apapun untuk menghalau masuk angin.
  5. Bawa baju ganti.
  6. Pakai sandal gunung, jangan pakai sepatu kets or sandal apalagi.
  7. Bawa senter.


Sore setelah hujan reda kita turun ke kaki gunung, setelah ganti baju kering, kira kira pukul 6 sore perjalanan dilanjutkan pulang ke Surabaya. Sampai di Surabaya jam 10 malam lebih disambut hujan deras.