Mau share aja
tentang pengalamanku kena tilang bulan lalu.
Kejadiannya
Sabtu, 31 Maret 2012, waktu itu nganter mama ke pasar dekat rumah. Yah...taulah
ke pasar, jadi ala kadarnya, toh juga bukan baru pertama kalinya.
Mama ga pake
helm, aku ga bawa SIM, STNK, plus ga bawa duit sama sekali (yang ini jangan
ditiru).
Dengan rasa males
(maklum mata masih rada merem, habis liat drama korea The Moon that Embrance
the Sun, recommend serial), belum mandi berangkatlah ke Pasar.
Perjalanan
berangkat lancar lancar aja, smua seperti biasanya,
Nah, pas jalan
pulang, memang ada tanda dilarang belok (satu arah – sudah bertahun tahun
tandanya ada disana, karena setelah itu ada belokan lagi, maksudnya supaya
menghindari tabrakan), tapi berhubung lokasi diperumahan elite (yang lewat
jarang) and masih pagi, ditambah lagi sudah sering melanggar (ratusan kali
mungkin), plus banyak orang yang melanggar, daripada muter jauh, maksud hati
hemat BBM (maklum isi pakai Shell, mahal), beloklah diriku di tikungan itu.
Setelah belok ditikungan
selanjutnya, lha koq ada pak polisi berdiri langsung kasih aba aba berhenti.
Ada 2 polisi (naik mobil), yang satu stand by di mobil, ada pengendara lain
yang melanggar, yang satunya nyetop pelanggar.
Berhentilah
diriku disana, ditanya sama Bapak Polisi, surat SIM dan STNK, dengan jujur ku
jawab, “ga bawa pak”.
“Kalo ga bawa,
motornya harus dibawa ke kantor” kata pak polisi.
Trus aku bilang,
“bentar pak, saya pulang dulu ambil surat, dekat koq rumah saya, biar mama saya
tunggu disini.”
(Untung bawa
penumpang, lha kalo sendiri kan berabe, sudah ga ada surat, tak bawa duit
pula).
Pulanglah diriku,
ambil surat SIM, STNK, duit, pas itu cuma ada 31.000 di dompet.
Kembali ke tempat
Bapak polisi, bapak polisi yang nyetop barusan, duduk di pinggir jalan, yang
satunya lagi di mobil (bagian tengah).
Saya diarahkan ke
pak polisi yang ada di mobil.
“Gimana nih mbak,
mau ditilang atau mau titip saya saja. Mbak melakukan 2 pelanggaran, tidak
membawa surat dan melanggar rambu lalu lintas.”
“1 pelanggaran
50.000, 2 pelanggaran 100.000”.
Yah, mana cukup
duit cuma 31.000, didompet mama cuma ada 20.000.
Aku mikir, bukannya orang orang bilang kalo kena
tilang polisi biasanya ngasih duit cuma 20.000, lha koq ini mahal amat 100.000
(maklum belum pernah kena tilang).
Yah udah saya
minta ditilang saja sama pak Polisi. “Tilang aja pak.”
Lha polisinya koq
sewot, trus saya disuruh ke pak polisi yang duduk dipinggi jalan.
Aneh juga, tadi
bukannya ada pelanggar lain, dan dilayani sama pak polisi itu, kenapa saya
diarahkan ke polisi yang satunya lagi.
Didalam mobil
polisi itu juga ada surat tilang, ada beberapa surat tilang (semuanya SIM).
Yah, udah
ditulislah data diri, trus saya baca surat tilangnya sebelum tanda tangan,
Sidang di Jln Arjuno tanggal 20 April, (lama amat yah, belakang baru tau memang
proses nya 3 minggu. Mungkin ngasih kesempatan pak polisi dapet duit ceperan,
sapa tau ada yang mau nebus sebelum sidang), yah udah tanda tangan, disurat
tilang sebelah kanan atas, diberi tanda silang 3 kali.
Saya diberi
lembaran warna merah (lembar pertama).
Setelah itu
browsing diinternet tentang pasal pasal kalo melanggar lalu lintas.
Astaga...., mahal
amat, 1 pelanggaran 250.000, kalo 2 pelanggaran 500.000 dong. Tulisan pak
polisinya ga jelas, saya melanggar pasal berapa.
Sudah mikir tuh,
apa ga usah ditebus aja ya SIMnya, buat SIM baru aja, harganya ga sampe
500.000.
Browsing browsing
tentang surat tilang. Kalo kena tilang ternyata ada 2 surat.
Lembar pertama –
warna merah, artinya, tidak mengakui kesalahan, dan bersedia mengikuti sidang.
Lembar ke 2 – warna
biru, artinya, mengakui kesalahan dan membayar tilang di Bank yang ditunjuk,
kalo ga salah bank BRI.
Kalo ga mau
sidang dan ditilang, tapi surat ga ditahan, pakai lembar ke 2, setelah transfer
di ATM, kembali ketempat polisi, surat SIM/STNK dikembalikan (ditukar dengan
struk ATM).
Atau bisa juga
pakai alternatif lain. Keesokan harinya ambil SIM/STNK di kantor polisi tempak
polisi itu ngantor. Biasanya disurat tilang ada tulisan, polisi sektor mana,
dan biasanya tidak jauh dari lokasi tilang. Saran dari teman saya begitu.
Besoknya, saya
titip orang kantor dan saya bawakan duit 100.000 ambil dipolsek. Ternyata
menurut polisi yang jaga, surat tilang saya masih belum diserahkan ke kantor,
dan polisi tersebut tidak bisa bantu karena, dipojok kanan atas ada tanda
silang 3 kali. Ditanya arti silang itu apa, pak polisi itu tidak menjelaskan,
hanya menyarankan untuk ikut sidang saja, dan harus hadir, jangan diwakilkan,
dan patuh dengan hakim.
Yah udah, saya
pasrah aja. Sambil browsing pengalam orang lain kena tilang polisi.
Ternyata ada
orang yang pernah kena tilang tapi ga ikut sidang, tapi ambil diloket, yah udah
saya ikut aja.
Tanggal 20
berlalu (hari Jum’at). Sidang tilang pasti dilakukan pada hari Jum’at, dan
hanya sampai jam 11.30 (karena hari Jum’at ada sholat Jum’at).
Hari Seninnya
saya bawakan uang 250.000 dan surat tilang ke orang kantor, minta tolong
diambilkan SIM.
Sampai
dipengadilan, tanya bapak satpam, ternyata kalo sudah lewat dari tanggal
sidang, dokumen sudah dilimpahkan ke Kejaksaan. Oleh Bapak satpam diberitahu,
lain kali kalo ga mau ikut sidang, datang aja jam 1 siang, ambilnya diloket, ga
usah ikut sidang. Jadi ga perlu antri sidang, langsung bayar denda dan ambil
suratnya.
Teman saya tanya
apa arti tanda silang 3 x itu, kata bapak satpam, berarti melawan bapak polisi. Aneh deh, polisi sewot,
kasih tanda silang 3 x (kagak dapet duit solanya hehehehe).
Berangkatlah
teman saya ke Kejaksaan Sukomanunggal. Disana ada loket khusus untuk tilang.
Hanya menyerahkan surat tilang, trus dipanggil, bayar denda 71.000 langsung
dapet dah SIMnya (prosesnya cepat ga sampe 5 menit).
Menurut sopir
sopir yang ada disana, tilang yang sudah lewat dari tanggal sidang tarifnya
untuk sepeda motor = 71.000, mobil = 91.000, apapun pelanggarannya.
Kalo mau murah
ambil sesudah jam sidang dipenggadilan, diloket belakang, hanya membayar
31.000.
Gila, tuh polisi
kemaruk amat, minta sampe 100.000, bayar dikejaksaan aja cuma 71.000, apalagi
kalo bayar diloket pengadilan cuma 31.000.
Next, kalo kena
stop polisi, max yang saya bayarkan 20.000-30.000, lebih dari itu .... NO
WAY...., tilang aja deh....
Tapi amit amit
dah, jangan sampe kena tilang lagi, ntar track record di polisi jelek.
4 komentar:
Mbak,, itu maksudnya kalau ga mau datang sidang tilang, ambil dokumen sitaannya di loket setelah jam sidang itu tetap di hari & tanggal waktu sidang yang dijadwalkan ke kita kan ya??
@ Dinda, iya datang stlh jam sidang berakhir ke loket bayar denda tilang di pengadilan, pada tgl sidang.
mw nanya kak. kemarin saya abis kena tilang juga, itu karena teman saya yang saya bonceng tidak bawa helm. ya sudah deh,stnk nya diambip sama polisinya.. yang saya mau tanyakan , siapa yang harus datang ke pengadilan untuk nebus ntu stnk,saya atau teman saya?? trimakasih sebelumnya kak..
@wijaya Agus
Sebaiknya yang namanya tertera di STNK yang ambil. Sebenarnya siapapun bisa ambil. Tapi untuk jaga jaga saja siapa tau data diri dicocokkan.
Posting Komentar