Selasa, 16 Oktober 2012

Perjalanan ke Shanghai


Beijing – Shanghai, Selasa, 21 Agustus 2012

Pagi ini bangun males malesan, mandi, kembali sarapan mie instant. Hari ini kami pindah ke kota Shanghai by Plane. Ke Shanghai bisa naik kereta – harga CNY 500 keatas, waktu 5 jam. Kalo naik plane 2 jam nyampe.

Banyak sih flight dalam negri di Cina, saya pilih promo yang paling murah CNY 750 (selisih CNY 200 – dibandingkan naik kereta), tapi kami putuskan naik pesawat, supaya waktu yang terbuang tidak banyak, karena masih banyak tempat yang harus dikunjungi.

Web penerbangan dalam negri Cina (langsung web penerbangannya) :
Eastern Airlines           : http://en.ceair.com/

Tapi tidak bisa book untuk orang luar negri. Kalo mau book melalui agen :

Yang saya pakai 9588 dan ctrip. Yang lainnya saya kurang tau. Tapi saya sukses book (book dari Indonesia) dan tidak ada charge biaya tambahan apapun.
Tiket saya print sendiri, setelah selesai payment saya masuk keweb yang diemail, lalu saya masukkan booking number, keluar tiketnya saya print.

Tidak mengerti bahasa mandarian juga bisa print. Gampang aja, masukkan semua kalimatnya ke google translate, gampangkan J.

Kalau mau naik pesawat terbang, saran saya book jauh jauh hari, harga promo 6 bulan sebelum hari H sudah ada. Dari harga yang tertera ada biaya tambahan (saya lupa berapa charge tambahannya).

Jam 9 pagi kita check out, trus kita naik taxi ke Dongzhimen subway station. Karena Airport railway express tersedia disana. Sebelumnya kita mau refund IC Card dulu. Refund IC Card terbatas tempatnya. Tidak disemua tempat bisa refund.

Dari Hostel 161 ke Dongzhimen subway CNY 12. Sampai di Dongzhimen, saya masuk ke dalam stasiun bertanya dimana bisa refund IC Card. Yang ternyata refund IC Card tidak didalam stasiun subway, tapi di dekat stasiun Bis. So saya keluar lagi (untung ga bawa koper, teman saya menunggu diatas dengan koper, soalnya subway disini ga ada elevator, jadi lumayan kalo kudu nenteng koper).

Dari Exit subway, ada gedung besar, yang ternyata stasiun bis. Saya bertanya dimana refund IC Card, yang ternyata diluar gedung stasiun bis. Dari Exit subway langsung belok kiri, tapi saya belok kanan masuk ke dalam gedung.

Loket refund IC Card yang buka hanya 1, dan antri (lumayan panjang, kira kira antrian 10 orang). Sampai didepan loket, ternyata – tidak bisa refund card disini, saya ga tau alasannya kenapa. Padahal seharusnya bisa refund di Dongzhimen, tadi saya juga lihat orang orang refund, tapi saya tidak jelas alasannya (ga ngerti omongannya, kalo ga salah dia ngomong kalo kartu jenis punya saya ga bisa refund disana).

So ya udah, daripada ketinggalan pesawat, saya sudah merelakan sisa uang CNY 30 didalam IC Card. Balik saya info ke teman saya, trus kita masuk ke stasiun subway, cross aja, soalnya airport railwaynya disebrang.

Masuk ke airport railway ada elevator, so ga perlu nenteng koper. Harga tiket railway ke Beijing Capital CNY 25. Saya bertanya apakah bisa refund IC Card disini, dia bilang tidak bisa.
IC Card bisa direfund di Terminal 2 (tujuan saya Terminal 3). Dia mengajarkan saya untuk turun di Terminal 2, dan bilang ke petugas akan refund IC Card lalu kembali (jadi tidak perlu beli tiket railway lagi).
Karcis Airport Railway

OK, said thank you, and bergegas turun ke bawah. Ternyata airport railway diBeijing tidak sama dengan negara yang lain. Pengalaman saya naik railway express, keretanya seperti MRT, disini keretanya seperti kerta api, tapi khusus ke Airport.

Jadi ada seatnya (tapi bebas ga pake nomor). Duduk berdua tapi berhadap hadapan (seperti naik KA yang kursinya diputar kebelakang). Ada juga seat yang tidak berhadapan.

Perjalanan ke airport sebentar (ga sampe 20 menit kayaknya). Saya turun diterminal 2, exit paling terakhir, bilang ke petugas kalo saya mau refund IC Card, jadi kartu/karcis saya tidak ditab dimesin. Kalo saya tab karcis saya, untuk naik railway ke terminal 3 saya harus beli tiket lagi.

Refund IC Card tidak perlu masuk ke gedung Terminal 2. Dari exit saya menyebrang menuju ke loket, dan saya tanya apakah bisa refund IC Card, petugas bilang bisa. Thank’s God, finally, kita bisa refund IC Card.

Selesai saya refund IC Card, saya bilang lagi ke petugas, (tapi orangnya sudah ganti) kalo saya tadi hanya refund IC Card, petugas ga banyak tanya, mesin tab kartu dimatikan, trus saya bisa lewat.

Saya tidak sempat foto disini, baru selesai masukkan uang ke dalam tas, kereta sudah datang. Kami naik kereta turun di Terminal 3. Dari exit saya ikut orang orang saya masuk kedalam gedung, jalan salah jalan pilih yang penerbangan domestik, soalnya airport Beijing capital besar.

Masuk dalam gedung, saya bingung harus check in dimana yah (akibat tiket yang saya print tidak berwarna dan tidak ada lambang airlines) ... Tanya ke petugas dicounter check in (ga tau untuk penerbangan kemana, soalnya pake tulisan bahasa dewa and saya dan males banget bacanya), kami diarahkan tempat untuk check in.

Kalo ada spesial request, bisa request di counter check in. Walaupun flight pendek (2 jam) dapat makan. Antri counter check in tidak panjang. Counter checkinnya mirip dengan Airport Tao Yuan (Taiwan).

Selesai check in, ke toilet sebentar, seperti biasa, dimanapun toiletnya pasti bau pesing. Trus masuk kedalam ruang tunggu. Clear check dokumen (counternya banyak, and antri), trus check bawaan. Teman saya bawa sambal botol dalam tas, dan ternyata tidak diperbolehkan, alias disita. Jadi kalo bawa sambal botol, harus dimasukkan ke dalam bagasi. Sudah saya jelaskan kalo itu sambal, tetap tidak boleh.
Ya sudah, nasib....

Ruang tunggunya mirip LCCT, hanya saja panjang, tidak sekecil LCCT.
Pengen beli bebek peking buat oleh oleh – tapi cuma bisa bertahan 7 hari, total perjalanan kita lebih dari 7 hari, so ga bisa beli (harganya juga mahal CNY 97). Oh ya, kalo beli barang di airport and minta tas/kantong belanja bayar CNY 3. Saya beli snack biskuit biji wijen hitam disini, harga CNY 10 (di Chinswee Temple – Genting, Malaysia juga ada snack ini).

Sambil menunggu flight saya menyambung drama series korea yang lagi booming A Gentelman Dignity (saya senang banget sama film satu ini, selain karena Jang Dong Gun juga bisa liat Lee Jong Hyun, 이종현– CN Blue).

Kurang 25 menit film selesai, penerbangan kami dapat panggilan untuk masuk kedalam pesawat, sambil tetap nonton, saya berjalan antri. Antri disini ga bisa tenang, main srobotan, pada berebut naik, padahal kan sudah ada seat.

Saya naik China Eastern Airlines, flightnya keren, pesawatnya gede....kayak naik Cathay pasific (tapi ga ada TVnya). Padahal flight rute pendek lho (cuma 2 jam), bukan international flight. Terbang dengan pesawat airbus untuk rute domestik dan penumpangnya full. Kereennn....

Seat nyaman lebar, saya dapat seat dekat jendela, dapat selimut dipenerbangan ini. Saya tidak pakai, menurut teman saya yang duduk disebelah saya dingin banget, tapi saya ga dingin, mungkin karena flight siang hari dan duduk disebelah jendela.

Disini pramugari tidak berdiri memperagakan cara memakai alat penyelamatan, tapi pakai TV, yang ada diseat tengah.  Setiap 5/6 seat ada TV diatasnya, sebelum terbang diberikan pengarahan melalui TV.

Setelah board 15 menit, saya mulai mengeluarkan alat alat elektronik saya (sambung lagi liat filmnya). Penumpangnya benar benar mengikuti petunjuk menyalakan alat elektronik setelah lampu sabuk pengaman dimatikan. Beda deh sama penerbangan dengan penumpang orang Indo. Kalo yang satu ini saya kasih jempol buat mereka.

Naik pesawat ini saya tidak berani coba toiletnya. Kira kira 10 menit kemudian pramugari mulai mengantarkan makan siang. Saya tidak request menu vege, jadi saya dikasih roti dobel 2, buah dobel 2, and pramugari bilang saya boleh tambah lagi kalo kurang. For me, itu sudah lebih dari cukup.

Kurang 20 menit dari jam landing pilot memberikan info penerbangan, dan yang bikin saya kaget informasi cuaca di Shanghai 34 derajat. Omo... Pertama saya kira salah dengar. Ternyata pengumunan ke dua diulangi lagi kalo suhu udara saat ini 34 derajat. Saya cuma bisa melongo... seumur umur ga pernah keluyuran dijalan dengan suhu udara segitu panasya.
Jam 1 siang landing di Shanghai Hongqiao airport. Airport Shanghai, menurut saya lebih bagus dibandingkan Beijing. Saya lebih suka. Teman saya mampir ke toilet dulu, yah seperti biasa toiletnya bersih, tapi pake “parfum”, dari luar sudah tercium baunya.

Ambil bagasi, tidak antri, keliatannya cuma satu pesawat yang baru landing. Saya langsung menuju ke informasi center, ambil peta MRT, peta jalan di Shanghai. Didalam airport sudah banyak calo travel.

Dari lantai pengambilan bagasi kami naik lift turun di bawah, karena letak stasiun MRT dibawah . Ternyata jalan menuju ke stasiun MRT jauh banget, lebih jauh dibandingkan Changi Airport.  Sampai di ujung stasiun MRT scan baggage (sama seperti Beijing). Sebelum masuk MRT kami beli air minum dari mesin, tapi harganya mahal CNY 4.

Ruang tunggu MRT lebih bagus dibandingkan Changi, lebih besar dibandingkan ruang tunggu di Dongzhimen railway. Tersedia kursi untuk duduk menunggu kereta. Tidak banyak penumpang yang antri naik kereta, or mungkin sudah depart dengan train sebelumnya.
My Luggage
http://www.travelchinaguide.com/cityguides/shanghai/transportation/subway-ticket.htm


Kita naik MRT get off di East Nanjing Rd St CNY 5 (tiket subway beli di mesin ATM, jangan khawatir ada yang versi bahasa Inggrisnya) menuju ke Blue Mountain Bund Youth Hostel. Lama perjalanan kira kira 30 menit.

Dari penumpang yang naik kereta bisa saya bayangkan penduduk Shanghai pada umumnya, rata rata biasa saja, tidak cakep cakep amat. Beda dengan naik MRT di Seoul or Taipei, penumpangnya banyak yang cakep and keren keren. Sedangkan penumpang kereta di Beijing juga standar rata rata (or mungkin saya belum ketemu dengan pegawai kantorannya yah..., soalnya disana hari Sabtu and Minggu)..

Get off dari MRT sudah berada di Nanjing East Rd, suasana ramai and panasnya minta ampun (waktu itu kira kira jam 2 siang).... Dari Exit 1 kami berjalan lurus saja, sampai perempatan pertama kami belok ke arah Shanghai Snack (toko), berjalan lurus melewati 2 perempatan, sampai terlihat gedung berwarna coklat, ya itulah lokasi hostel.

Shanghai Blue Mountain Bund Youth Hostel
上海山国青年旅舍
Addr: 6F, No.350 South Shanxi Road, Shanghai, 200001
山四南路3506, 上海

Sampai di depan apartement, langsung naik lift ke lantai 6.

Check in, bayar sewa penginapan, istirahat sebentar kami melanjutkan perjalanan ke Jade Budha naik bis.

Dari hostel berjalan ke arah Bei Jing Dong Lu 北京東路 (Beijing West Rd). Mencari bus stop. Bus stop disini seperti di Seoul, tidak ada tempat khusus bus stop, hanya ada papan petunjuk rute bus stop dan no bus yang lewat ditempat itu.

Kami naik bis no 19, tarif CNY 2. Tarif  bis diShanghai jauh/dekat CNY 2. Seharusnya naik bis menuju ke 普陀路江宁路, yang naiknya dari sebrang jalan, tapi kami salah naik, jadinya semakin jauh.

Untung didalam bis saya buka map, dan disebelah ada penduduk asli yang bantuin lihat lokasi sekarang berada dimana. Setelah tau salah, kami turun, dan ganti dengan no bis yang sama ke Jade Budha.

Jade Budha
玉佛禅寺
Alamat : Anyuan Road no 170
Jam buka : 08.00 – 17.00
Saran saya naik taxi saja.

Karena saat kami sampai disana waktu sudah jam 5 kurang 15 menit, dan kami sudah tidak diperbolehkan masuk, yang jaga kayak preman, badannya gede, and kita bukan satu satunya turis yang ditolak.
Temple ini tertutup dari luar, karena tembok merahnya tinggi, jadi tidak tau isi templenya seperti apa.

Ya udah nasib, kita naik taxi ke Yu Yuan Garden, dan yang pastinya ga bisa masuk kedalam soalnya sudah tutup. Yu Yuan Garden tutup jam 17.00. Taxi dari jade Budha ke Yuyuan garden CNY 27.

Berikut info naik taxi di Shanghai (tarif taxi paling mahal di negara Cina):




Day time
23.00-05.00
Flang fall (3km)
  13,00
     17,00
After 3  - 10km
   2,40
      3,10
> 10 km
   3,60
      4,10
Fuel surcharge
   1,00
      1,00
CNY 2,1 (day)/ CNY 3,1 (night) charge for each stop 5"

Taxi booking number :

Dazhong
96822
Qiangsheng
62580000
Jinjiang
96961
Bashi
96840
Haibo
96965

Kami minta diturunkan di Yuyuan Shopping Center. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 17.40, tapi di Shanghai masih terang benderang.

Persis seperti yang dibilang orang orang, kalo tempat ini bagus banget and sangat recomendasi, bahkan ada turis bule yang tidak masuk ke taman Yuyuan, begitu datang langsung menuju ke lokasi Bazaar.



Gaya bangunan disini Cina klasik, seperti bangunan di film film silat, tapi bangunannya baru, dan seluruh bangunannya dicat warna merah (seragam). Didalamnya ada banyak restauran, toko yang berjualan merchandise (but expensive, dan saya tidak tertarik untuk bertanya, takut kalo harganya mahal ga tau harus nawar sampe berapa). Karena Shanghai adalah kota termahal di Cina, kota dengan biaya hidup tertinggi, jadi ya ga heran kalo barang disini mahal.

Menjelang jam setengah tujuh malam (waktu Shanghai – masih terang), kami masuk  food court. Disini gaya menu ala prasmanan. Jadi masuk ambil baki, trus ambil makanan. Tapi tidak ada harganya (soalnya semua menu in Chinese), males juga tanya. Jadi saya ambil yang kira kira saya bisa makan.

Menu makanan disini lumayan, mau dibilang mahal sekali juga enggak. Yang mahal minumannya. Dari makanan berat sampai dessert and sncak cemilan ringan tersedia, rasanya juga tidak mengecewakan. Bahkan ada jualan minuman keras.





Selesai makan, kami berjalan menuju ke danau kecil untuk berforo disana. Karena dari internet saya lihat kalo malam hari pemandangan disana bagus sekali. Tapi sulit sekali mau ambil foto disini, karena ramaii sekali pengunjungnya.

Sampai jam 8 lebih kami memutuskan untuk melanjutkan ke The Bund. Dari Yuyuan bazaar kami jalan kaki, mengikuti papan petunjuk arah. Sebenarnya mau naik taxi, tapi ga dapet dapet. Tapi ga perlu naik taxi, karena jaraknya ga jauh...

Rasanya gerah sekali, panas banget, ga ada angin yang bertiup..... Dan info dari petugas hotel, di Shanghai sudah beberapa hari seperti ini. Waktu ada toko yang berjualan CNY 10 dapat 3 item saya mampir. Tapi ga ada bagus bagusnya, barangnya standar, lebih bagusan SGD 10 dapat 3 di Singapore. Mungkin sudah sering liat toko kayak gitu di Indo, jadi ga minat.

Samapai diujung jalan kami masuk ke taman (dipagari) dan jalan didalamnya gelap, sama sekali tidak ada penerangan, hanya bergantung sinar bulan saja. jadi hati hati karena disana ada kolam.

Ternyata dibelakangnya ada tempat seperti city hall, banyak penduduk lokal yang duduk duduk main bulutangkis, ngobrol, tapi gelap euy...ga gelap gelap amat sih...soalnya dekat jalan raya, jadi masih dapat lampu jalan, walaupun ga terang terang amat.

Kami menyebrang mengikuti orang orang di traffic light. Berjalan terus sampai kelihatan THE BUND (icon kota Shanghai). Tempat ini rameee bangeeetttt....kayaknya turis turis dan penduduk lokal (mungkin lagi cari angin soalnya puanasnya minta ampun) pada tumplek blek disini. Kalo ditotal sepanjang The Bund ada kali 1000 orang.

Pemandangannya kereeeennnn bangeettt, Marina Bay ga ada apa apanya. Building di sebrang – Lujiazui, pada nyala semua lampumya (yang pasti kota ini boros biaya PLN). Disini bisa naik kapal menyusuri sungai Huang Pu, kalo ga salah biayanya CNY 100. Tarif kapal siang hari lebih murah dibandingkan malam hari.

Disini tidak banyak pedagang kaki lima, kalaupun ada, tertib, soalnya ada polisi yang jaga. Pengunjungpun dilarang menginjak rumput. Kami berjalan menyususri sepanjang sungai sampai di Bangunan kolonial kuno, Gedung pemerintahan mungkin, keren banget. Sayang sekali baterai kamera saya habis jadi gambar disini standar (pake hape soalnya).



Disini ketemu sama mbak and mas dari Jakarta yang besok sudah mau balik ke Indo, terheran heran sama itinerary perjalanan kita (nekad banget, ke negara orang cuma berdua, cewek pula hehehe J).

Puas menyusuri The Bund, kaki sudah gempor, sudah ga kuat kalo masih harus dilanjutkan ke Lujiazui. Pemandangan dari  The Bund = Lujiazui, dari Lujiazui pemandangannya The Bund. Hanya dipisahkan oleh sungai Huang Pu.

Jam 9 kami naik taxi kembali ke penginapan. Supir taxinya cakep euy kayak bintang film Thailand, ganteng banget, perpaduan orang Cina and bule...lebih cakep dari supir taxi di Cheongpyeong – Korsel (soalnya yang di korsel asli muka korsel ga ada campurannya, padahal sudah cakep lho orangnya).

Tarif taxi CNY 7, saran saya bawa peta karena tidak semua supir taxi paham daerah Shanghai. Supir taxi yang satu ini bingung ga tau arah, jadi saya kasih map, or sengaja yah.... ga tau ah...

Sampai dipenginapan kira kira hampir jam 10 malam, saya ganti baju kutungan (gerah, baju udah bau keringet banget), kita turun lagi berjalan menyusuri sepanjang East Nanjing Rd.
Isi East Nanjing rd, kurang lebih kayak Orchard road, banyak butik, tapi sudah pada tutup soalnya kita kemaleman. Kalo di Orchard Rd langsung berhadapan dengan jalan raya, kalo di East Nanjing Rd jalannya hanya untuk pejalan kaki.
Ada mall juga, ada juga pedagang kali lima. Jalannya enak lapang, luas, dan ada pengamen yang menyanyikan lagu klasik cina (or lagu tahun 80 an).

Banyak juga pengunjung yang melihat pertunjukkannya. Kita mampir ke counter Hagen Daats, beli es take away, takut hujan, soalnya awannya udah mendung banget, jadi ga berani duduk disana, harga CNY 33.

Sebelum kembali ke penginapan mampir ke 7-11, kembali beli mie instant - jatah sarapan pagi untuk 2 hari, air minum 1.5 liter 2 botol, total biaya perorang CNY 11,6.
Didepan apartemen penginapan ada counter 7-11. Kalaupun tidak didepan apartemen sepanjang jalan ada toko mirip 7-11, tapi bukan 7-11, saya lupa namanya.

That all my first day at Shanghai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar