Beijing –
Shanghai, Selasa, 21 Agustus 2012
Pagi ini bangun
males malesan, mandi, kembali sarapan mie instant. Hari ini kami pindah ke kota
Shanghai by Plane. Ke Shanghai bisa naik kereta – harga CNY 500 keatas, waktu 5
jam. Kalo naik plane 2 jam nyampe.
Banyak sih flight
dalam negri di Cina, saya pilih promo yang paling murah CNY 750 (selisih CNY
200 – dibandingkan naik kereta), tapi kami putuskan naik pesawat, supaya waktu
yang terbuang tidak banyak, karena masih banyak tempat yang harus dikunjungi.
Web penerbangan
dalam negri Cina (langsung web penerbangannya) :
Air China
Airlines : http://www.airchina.com.cn/en/html/index/index.shtml
Eastern Airlines : http://en.ceair.com/
Southern Airlines : http://ec.csair.com/B2C/modules/order/internal/bookOrder.jsp
Tapi tidak bisa
book untuk orang luar negri. Kalo mau book melalui agen :
www.9588.com (saya book di sini- http://ticket.9588.com/FlightTicket/Main_E.aspx)
Yang saya pakai
9588 dan ctrip. Yang lainnya saya kurang tau. Tapi saya sukses book (book dari
Indonesia) dan tidak ada charge biaya tambahan apapun.
Tiket saya print
sendiri, setelah selesai payment saya masuk keweb yang diemail, lalu saya
masukkan booking number, keluar tiketnya saya print.
Tidak mengerti
bahasa mandarian juga bisa print. Gampang aja, masukkan semua kalimatnya ke
google translate, gampangkan J.
Kalau mau naik pesawat
terbang, saran saya book jauh jauh hari, harga promo 6 bulan sebelum hari H
sudah ada. Dari harga yang tertera ada biaya tambahan (saya lupa berapa charge tambahannya).
Jam 9 pagi kita
check out, trus kita naik taxi ke Dongzhimen subway station. Karena Airport
railway express tersedia disana. Sebelumnya kita mau refund IC Card dulu.
Refund IC Card terbatas tempatnya. Tidak disemua tempat bisa refund.
Dari Hostel 161
ke Dongzhimen subway CNY 12. Sampai di Dongzhimen, saya masuk ke dalam stasiun
bertanya dimana bisa refund IC Card. Yang ternyata refund IC Card tidak didalam
stasiun subway, tapi di dekat stasiun Bis. So saya keluar lagi (untung ga bawa
koper, teman saya menunggu diatas dengan koper, soalnya subway disini ga ada
elevator, jadi lumayan kalo kudu nenteng koper).
Dari Exit subway,
ada gedung besar, yang ternyata stasiun bis. Saya bertanya dimana refund IC
Card, yang ternyata diluar gedung stasiun bis. Dari Exit subway langsung belok
kiri, tapi saya belok kanan masuk ke dalam gedung.
Loket refund IC
Card yang buka hanya 1, dan antri (lumayan panjang, kira kira antrian 10
orang). Sampai didepan loket, ternyata – tidak bisa refund card disini, saya ga
tau alasannya kenapa. Padahal seharusnya bisa refund di Dongzhimen, tadi saya
juga lihat orang orang refund, tapi saya tidak jelas alasannya (ga ngerti
omongannya, kalo ga salah dia ngomong kalo kartu jenis punya saya ga bisa
refund disana).
So ya udah,
daripada ketinggalan pesawat, saya sudah merelakan sisa uang CNY 30 didalam IC
Card. Balik saya info ke teman saya, trus kita masuk ke stasiun subway, cross
aja, soalnya airport railwaynya disebrang.
Masuk ke airport
railway ada elevator, so ga perlu nenteng koper. Harga tiket railway ke Beijing
Capital CNY 25. Saya bertanya apakah bisa refund IC Card disini, dia bilang
tidak bisa.
IC Card bisa
direfund di Terminal 2 (tujuan saya Terminal 3). Dia mengajarkan saya untuk
turun di Terminal 2, dan bilang ke petugas akan refund IC Card lalu kembali
(jadi tidak perlu beli tiket railway lagi).
OK, said thank
you, and bergegas turun ke bawah. Ternyata airport railway diBeijing tidak sama
dengan negara yang lain. Pengalaman saya naik railway express, keretanya
seperti MRT, disini keretanya seperti kerta api, tapi khusus ke Airport.
Jadi ada seatnya
(tapi bebas ga pake nomor). Duduk berdua tapi berhadap hadapan (seperti naik KA
yang kursinya diputar kebelakang). Ada juga seat yang tidak berhadapan.
Perjalanan ke
airport sebentar (ga sampe 20 menit kayaknya). Saya turun diterminal 2, exit
paling terakhir, bilang ke petugas kalo saya mau refund IC Card, jadi
kartu/karcis saya tidak ditab dimesin. Kalo saya tab karcis saya, untuk naik
railway ke terminal 3 saya harus beli tiket lagi.
Refund IC Card
tidak perlu masuk ke gedung Terminal 2. Dari exit saya menyebrang menuju ke
loket, dan saya tanya apakah bisa refund IC Card, petugas bilang bisa. Thank’s
God, finally, kita bisa refund IC Card.
Selesai saya
refund IC Card, saya bilang lagi ke petugas, (tapi orangnya sudah ganti) kalo
saya tadi hanya refund IC Card, petugas ga banyak tanya, mesin tab kartu
dimatikan, trus saya bisa lewat.
Saya tidak sempat
foto disini, baru selesai masukkan uang ke dalam tas, kereta sudah datang. Kami
naik kereta turun di Terminal 3. Dari exit saya ikut orang orang saya masuk
kedalam gedung, jalan salah jalan pilih yang penerbangan domestik, soalnya
airport Beijing capital besar.
Masuk dalam
gedung, saya bingung harus check in dimana yah (akibat tiket yang saya print
tidak berwarna dan tidak ada lambang airlines) ... Tanya ke petugas dicounter
check in (ga tau untuk penerbangan kemana, soalnya pake tulisan bahasa dewa and
saya dan males banget bacanya), kami diarahkan tempat untuk check in.
Kalo ada spesial
request, bisa request di counter check in. Walaupun flight pendek (2 jam) dapat
makan. Antri counter check in tidak panjang. Counter checkinnya mirip dengan
Airport Tao Yuan (Taiwan).
Selesai check in,
ke toilet sebentar, seperti biasa, dimanapun toiletnya pasti bau pesing. Trus
masuk kedalam ruang tunggu. Clear check dokumen (counternya banyak, and antri),
trus check bawaan. Teman saya bawa sambal botol dalam tas, dan ternyata tidak
diperbolehkan, alias disita. Jadi kalo bawa sambal botol, harus dimasukkan ke
dalam bagasi. Sudah saya jelaskan kalo itu sambal, tetap tidak boleh.
Ya sudah,
nasib....
Ruang tunggunya
mirip LCCT, hanya saja panjang, tidak sekecil LCCT.
Pengen beli bebek
peking buat oleh oleh – tapi cuma bisa bertahan 7 hari, total perjalanan kita
lebih dari 7 hari, so ga bisa beli (harganya juga mahal CNY 97). Oh ya, kalo
beli barang di airport and minta tas/kantong belanja bayar CNY 3. Saya beli
snack biskuit biji wijen hitam disini, harga CNY 10 (di Chinswee Temple –
Genting, Malaysia juga ada snack ini).
Sambil menunggu
flight saya menyambung drama series korea yang lagi booming A Gentelman Dignity
(saya senang banget sama film satu ini, selain karena Jang Dong Gun juga bisa
liat Lee Jong Hyun, 이종현– CN Blue).
Kurang 25 menit film selesai,
penerbangan kami dapat panggilan untuk masuk kedalam pesawat, sambil tetap
nonton, saya berjalan antri. Antri disini ga bisa tenang, main srobotan, pada
berebut naik, padahal kan sudah ada seat.
Saya naik China Eastern Airlines, flightnya keren,
pesawatnya gede....kayak naik Cathay pasific (tapi ga ada TVnya). Padahal
flight rute pendek lho (cuma 2 jam), bukan international flight. Terbang dengan
pesawat airbus untuk rute domestik dan penumpangnya full. Kereennn....
Seat nyaman
lebar, saya dapat seat dekat jendela, dapat selimut dipenerbangan ini. Saya
tidak pakai, menurut teman saya yang duduk disebelah saya dingin banget, tapi
saya ga dingin, mungkin karena flight siang hari dan duduk disebelah jendela.
Disini pramugari
tidak berdiri memperagakan cara memakai alat penyelamatan, tapi pakai TV, yang
ada diseat tengah. Setiap 5/6 seat ada
TV diatasnya, sebelum terbang diberikan pengarahan melalui TV.
Setelah board 15
menit, saya mulai mengeluarkan alat alat elektronik saya (sambung lagi liat
filmnya). Penumpangnya benar benar mengikuti petunjuk menyalakan alat
elektronik setelah lampu sabuk pengaman dimatikan. Beda deh sama penerbangan
dengan penumpang orang Indo. Kalo yang satu ini saya kasih jempol buat mereka.
Naik pesawat ini
saya tidak berani coba toiletnya. Kira kira 10 menit kemudian pramugari mulai
mengantarkan makan siang. Saya tidak request menu vege, jadi saya dikasih roti
dobel 2, buah dobel 2, and pramugari bilang saya boleh tambah lagi kalo kurang.
For me, itu sudah lebih dari cukup.
Kurang 20 menit
dari jam landing pilot memberikan info penerbangan, dan yang bikin saya kaget
informasi cuaca di Shanghai 34 derajat. Omo... Pertama saya kira salah dengar.
Ternyata pengumunan ke dua diulangi lagi kalo suhu udara saat ini 34 derajat.
Saya cuma bisa melongo... seumur umur ga pernah keluyuran dijalan dengan suhu
udara segitu panasya.
Jam 1 siang
landing di Shanghai Hongqiao airport. Airport Shanghai, menurut saya lebih
bagus dibandingkan Beijing. Saya lebih suka. Teman saya mampir ke toilet dulu,
yah seperti biasa toiletnya bersih, tapi pake “parfum”, dari luar sudah tercium
baunya.
Ambil bagasi,
tidak antri, keliatannya cuma satu pesawat yang baru landing. Saya langsung
menuju ke informasi center, ambil peta MRT, peta jalan di Shanghai. Didalam
airport sudah banyak calo travel.
Dari lantai
pengambilan bagasi kami naik lift turun di bawah, karena letak stasiun MRT
dibawah . Ternyata jalan menuju ke stasiun MRT jauh banget, lebih jauh
dibandingkan Changi Airport. Sampai di
ujung stasiun MRT scan baggage (sama seperti Beijing). Sebelum masuk MRT kami
beli air minum dari mesin, tapi harganya mahal CNY 4.
Ruang tunggu MRT
lebih bagus dibandingkan Changi, lebih besar dibandingkan ruang tunggu di
Dongzhimen railway. Tersedia kursi untuk duduk menunggu kereta. Tidak banyak
penumpang yang antri naik kereta, or mungkin sudah depart dengan train
sebelumnya.
Nih cara
transportasi dikota Shanghai : http://www.travelchinaguide.com/cityguides/shanghai/transportation/town-bus.htm
http://www.travelchinaguide.com/cityguides/shanghai/transportation/subway-ticket.htm
Kalo mau naik MRT
ini webnya : http://www.travelchinaguide.com/images/map/shanghai/subway-map.jpg
Kita naik MRT get
off di East Nanjing Rd St CNY 5 (tiket subway beli di mesin ATM, jangan
khawatir ada yang versi bahasa Inggrisnya) menuju ke Blue Mountain Bund Youth
Hostel. Lama perjalanan kira kira 30 menit.
Dari penumpang
yang naik kereta bisa saya bayangkan penduduk Shanghai pada umumnya, rata rata
biasa saja, tidak cakep cakep amat. Beda dengan naik MRT di Seoul or Taipei,
penumpangnya banyak yang cakep and keren keren. Sedangkan penumpang kereta di
Beijing juga standar rata rata (or mungkin saya belum ketemu dengan pegawai
kantorannya yah..., soalnya disana hari Sabtu and Minggu)..
Get off dari MRT
sudah berada di Nanjing East Rd, suasana ramai and panasnya minta ampun (waktu
itu kira kira jam 2 siang).... Dari Exit 1 kami berjalan lurus saja, sampai
perempatan pertama kami belok ke arah Shanghai Snack (toko), berjalan lurus
melewati 2 perempatan, sampai terlihat gedung berwarna coklat, ya itulah lokasi
hostel.
Shanghai Blue
Mountain Bund Youth Hostel
上海蓝山国际青年旅舍
Addr: 6F, No.350 South
Shanxi Road, Shanghai, 200001
山四南路350號6樓, 上海
Sampai di depan apartement,
langsung naik lift ke lantai 6.
Check in, bayar sewa
penginapan, istirahat sebentar kami melanjutkan perjalanan ke Jade Budha naik
bis.
Dari hostel berjalan ke arah
Bei Jing Dong Lu 北京東路 (Beijing West Rd). Mencari bus stop. Bus stop disini seperti di Seoul,
tidak ada tempat khusus bus stop, hanya ada papan petunjuk rute bus stop dan no
bus yang lewat ditempat itu.
Kami naik bis no 19, tarif CNY
2. Tarif bis diShanghai jauh/dekat CNY
2. Seharusnya naik bis menuju ke 普陀路江宁路, yang naiknya dari sebrang jalan, tapi kami salah naik, jadinya semakin
jauh.
Untung didalam bis saya buka
map, dan disebelah ada penduduk asli yang bantuin lihat lokasi sekarang berada
dimana. Setelah tau salah, kami turun, dan ganti dengan no bis yang sama ke
Jade Budha.
Jade Budha
玉佛禅寺
Alamat : Anyuan Road no 170
Jam buka : 08.00 – 17.00
Saran saya naik taxi saja.
Karena saat kami sampai disana
waktu sudah jam 5 kurang 15 menit, dan kami sudah tidak diperbolehkan masuk,
yang jaga kayak preman, badannya gede, and kita bukan satu satunya turis yang
ditolak.
Temple ini tertutup dari luar,
karena tembok merahnya tinggi, jadi tidak tau isi templenya seperti apa.
Ya udah nasib, kita naik taxi
ke Yu Yuan Garden, dan yang pastinya ga bisa masuk kedalam soalnya sudah tutup.
Yu Yuan Garden tutup jam 17.00. Taxi dari jade Budha ke Yuyuan garden CNY 27.
Berikut info naik taxi di
Shanghai (tarif taxi paling mahal di negara Cina):
Day time
|
23.00-05.00
|
|
Flang fall (3km)
|
¥ 13,00
|
¥ 17,00
|
After 3 - 10km
|
¥ 2,40
|
¥ 3,10
|
> 10 km
|
¥ 3,60
|
¥ 4,10
|
Fuel surcharge
|
¥ 1,00
|
¥ 1,00
|
CNY 2,1 (day)/ CNY 3,1 (night)
charge for each stop 5"
Taxi booking
number :
|
|
Dazhong
|
96822
|
Qiangsheng
|
62580000
|
Jinjiang
|
96961
|
Bashi
|
96840
|
Haibo
|
96965
|
Kami minta diturunkan di
Yuyuan Shopping Center. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 17.40, tapi di Shanghai
masih terang benderang.
Persis seperti yang dibilang
orang orang, kalo tempat ini bagus banget and sangat recomendasi, bahkan ada
turis bule yang tidak masuk ke taman Yuyuan, begitu datang langsung menuju ke
lokasi Bazaar.
Gaya bangunan disini Cina
klasik, seperti bangunan di film film silat, tapi bangunannya baru, dan seluruh
bangunannya dicat warna merah (seragam). Didalamnya ada banyak restauran, toko
yang berjualan merchandise (but expensive, dan saya tidak tertarik untuk
bertanya, takut kalo harganya mahal ga tau harus nawar sampe berapa). Karena
Shanghai adalah kota termahal di Cina, kota dengan biaya hidup tertinggi, jadi
ya ga heran kalo barang disini mahal.
Menjelang jam setengah tujuh
malam (waktu Shanghai – masih terang), kami masuk food court. Disini gaya menu ala prasmanan.
Jadi masuk ambil baki, trus ambil makanan. Tapi tidak ada harganya (soalnya
semua menu in Chinese), males juga tanya. Jadi saya ambil yang kira kira saya
bisa makan.
Menu makanan disini lumayan,
mau dibilang mahal sekali juga enggak. Yang mahal minumannya. Dari makanan
berat sampai dessert and sncak cemilan ringan tersedia, rasanya juga tidak
mengecewakan. Bahkan ada jualan minuman keras.
Selesai makan, kami berjalan
menuju ke danau kecil untuk berforo disana. Karena dari internet saya lihat
kalo malam hari pemandangan disana bagus sekali. Tapi sulit sekali mau ambil
foto disini, karena ramaii sekali pengunjungnya.
Sampai jam 8 lebih kami memutuskan
untuk melanjutkan ke The Bund. Dari Yuyuan bazaar kami jalan kaki, mengikuti
papan petunjuk arah. Sebenarnya mau naik taxi, tapi ga dapet dapet. Tapi ga
perlu naik taxi, karena jaraknya ga jauh...
Rasanya gerah sekali, panas
banget, ga ada angin yang bertiup..... Dan info dari petugas hotel, di Shanghai
sudah beberapa hari seperti ini. Waktu ada toko yang berjualan CNY 10 dapat 3
item saya mampir. Tapi ga ada bagus bagusnya, barangnya standar, lebih bagusan
SGD 10 dapat 3 di Singapore. Mungkin sudah sering liat toko kayak gitu di Indo,
jadi ga minat.
Samapai diujung jalan kami
masuk ke taman (dipagari) dan jalan didalamnya gelap, sama sekali tidak ada
penerangan, hanya bergantung sinar bulan saja. jadi hati hati karena disana ada
kolam.
Ternyata dibelakangnya ada
tempat seperti city hall, banyak penduduk lokal yang duduk duduk main
bulutangkis, ngobrol, tapi gelap euy...ga gelap gelap amat sih...soalnya dekat
jalan raya, jadi masih dapat lampu jalan, walaupun ga terang terang amat.
Kami menyebrang mengikuti
orang orang di traffic light. Berjalan terus sampai kelihatan THE BUND (icon
kota Shanghai). Tempat ini rameee bangeeetttt....kayaknya turis turis dan
penduduk lokal (mungkin lagi cari angin soalnya puanasnya minta ampun) pada
tumplek blek disini. Kalo ditotal sepanjang The Bund ada kali 1000 orang.
Pemandangannya kereeeennnn
bangeettt, Marina Bay ga ada apa apanya. Building di sebrang – Lujiazui, pada
nyala semua lampumya (yang pasti kota ini boros biaya PLN). Disini bisa naik
kapal menyusuri sungai Huang Pu, kalo ga salah biayanya CNY 100. Tarif kapal
siang hari lebih murah dibandingkan malam hari.
Disini tidak banyak pedagang
kaki lima, kalaupun ada, tertib, soalnya ada polisi yang jaga. Pengunjungpun
dilarang menginjak rumput. Kami berjalan menyususri sepanjang sungai sampai di
Bangunan kolonial kuno, Gedung pemerintahan mungkin, keren banget. Sayang
sekali baterai kamera saya habis jadi gambar disini standar (pake hape
soalnya).
Disini ketemu sama mbak and
mas dari Jakarta yang besok sudah mau balik ke Indo, terheran heran sama
itinerary perjalanan kita (nekad banget, ke negara orang cuma berdua, cewek
pula hehehe J).
Puas menyusuri The Bund, kaki
sudah gempor, sudah ga kuat kalo masih harus dilanjutkan ke Lujiazui.
Pemandangan dari The Bund = Lujiazui,
dari Lujiazui pemandangannya The Bund. Hanya dipisahkan oleh sungai Huang Pu.
Jam 9 kami naik taxi kembali
ke penginapan. Supir taxinya cakep euy kayak bintang film Thailand, ganteng
banget, perpaduan orang Cina and bule...lebih cakep dari supir taxi di
Cheongpyeong – Korsel (soalnya yang di korsel asli muka korsel ga ada
campurannya, padahal sudah cakep lho orangnya).
Tarif taxi CNY 7, saran saya
bawa peta karena tidak semua supir taxi paham daerah Shanghai. Supir taxi yang
satu ini bingung ga tau arah, jadi saya kasih map, or sengaja yah.... ga tau
ah...
Sampai dipenginapan kira kira
hampir jam 10 malam, saya ganti baju kutungan (gerah, baju udah bau keringet
banget), kita turun lagi berjalan menyusuri sepanjang East Nanjing Rd.
Isi East Nanjing rd, kurang
lebih kayak Orchard road, banyak butik, tapi sudah pada tutup soalnya kita
kemaleman. Kalo di Orchard Rd langsung berhadapan dengan jalan raya, kalo di East Nanjing Rd jalannya hanya untuk pejalan kaki.
Ada mall juga, ada juga pedagang kali lima. Jalannya enak lapang, luas, dan ada pengamen yang menyanyikan lagu klasik cina (or lagu tahun 80 an).
Ada mall juga, ada juga pedagang kali lima. Jalannya enak lapang, luas, dan ada pengamen yang menyanyikan lagu klasik cina (or lagu tahun 80 an).
Banyak juga pengunjung yang
melihat pertunjukkannya. Kita mampir ke counter Hagen Daats, beli es take away,
takut hujan, soalnya awannya udah mendung banget, jadi ga berani duduk disana,
harga CNY 33.
Sebelum kembali ke penginapan
mampir ke 7-11, kembali beli mie instant - jatah sarapan pagi untuk 2 hari, air
minum 1.5 liter 2 botol, total biaya perorang CNY 11,6.
Didepan apartemen penginapan
ada counter 7-11. Kalaupun tidak didepan apartemen sepanjang jalan ada toko
mirip 7-11, tapi bukan 7-11, saya lupa namanya.
That all my first day at
Shanghai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar