Beijing, Senin,
20 Agustus 2012
Last day at
Beijing.
Seharusnya kalau
kita dapet tiket kereta api ke Harbin, saat ini kita sudah dalam perjalanan menuju
ke Temple on Bliss, tapi apa mau dikata no seat – train sudah full book. Banyak
orang lokal yang berkunjung ke Harbin.
Bangun pagi hari
ini langsung telpon hostel minta extend lagi 1 malam, and ternyata no room
available, jadi kita terpaksa kudu pindah.
Langsung, on line
ipad and handphone nyari penginapan. Untung koneksi bagus, ga lemot. Rada susah
juga sih nyarinya, selain karena kita nyari yang murah, juga nyari yang daerahnya
ga jauh dari tempat wisata dan dekat dengan subway station.
Penginapan yang
murah, transportasi susah, penginapan yang Ok segalanya, mahal. Budget hostel
cuma CNY 250 (secara harga hostel kita CNY 228, tapi normal rate sudah CNY
328). Dengan budget segitu kita ga dapet penginapan, akhirnya budget dinaikkan
jadi CNY 300, cari pake Booking.com (my fav web buat book penginapan).
Geser ke kiri,
geser ke kanan, akhirnya ketemu Hostel 161 – CNY 359 – no breakfast (ini sudah
hostel termurah dengan fasilitas paling bagus), di daerah Hutong. Hutong : Perkampungan
kuno – konon perkampungan ini asli seperti jaman dahulu kala- di Beijing.
Langsung kita book, beberes, packing,
sarapan mie instant beli dari Beijing Railway Station kemarin. Tinggal diXinmao
hostel juga sudah berasa perkampungan kunonya.
Check out, ambil
duit deposit CNY 100. Rencana naik subway, tadi sekilas lihat kalo Hostel 161
dekat stasiun subway. Sampai di exit C Zhangzizhonglu subway kita berubah
pikiran, naik taxi aja, biar ga repot naik turun subway.
Soalnya subway
disini kagak ada elevatornya, kan lumayan angkat koper naik turun tangga.
Ya udah geser ke
pinggir jalan raya. Tidak ada bus stop disana.
Ada taxi yang
lewat, tapi keduluan orang lain (mungkin orang tu buru buru ke kantor), ada
juga taxi yang ga mau berhenti (mungkin takut kalo minta diantar ke Beijing
Railway station – disana maacceeettt luas biasa, pas office hour, soalnya
keliatan bawa koper).
Disini juga
berlaku 2 in 1 (kalo diJakarta 3 in one). Jadi kita dihampiri mobil pribadi
ditanya mau kemana, tapi tidak searah. Ada sih cowok cakep, mobil keren yang
menghampiri, tapi dia tidak mengerti alamat Hostel 161. Bukan hostelnya yang
terletak di jalan kecil, but saya yang kurang lengkap and salah nulis
alamatnya... Coba kalo ga, kan lumayan dapet tebengan mobil keren gratis
hehehehe.....
Karena ga dapet
dapet taxinya, - disini susah kalo mo nyari taxi, soalnya pagi jam 8 lebih,
lagi jam jamnya masuk kantor, jadi taxinya susah – so, kita masuk lagi dah ke
subway station naik subway ke Hostel 161, and berharap subway tidak rame.
Get off di
stasiun Dongsi keluar dari exit C (kalo ga salah inget), langung liat map
didepan subway (ada papan map besar), nyari Hostel 161. karena saya salah tulis
seharusnya Hostel 161, saya tulis Hostel 16, jadi baca petanya ikutan salah.
Dari exit C seharusnya langsung ke arah sebelah kiri, tapi kita ambil jalan
sebelah kanan.
Bertanya ke orang
orang alamat hostel, arahan benar, sesuai dengan yang saya tulis, tapi
berhubung saya salah tulis, jadi yang seharusnya bisa ditempuh 5 menit ke
hostel jadi 45 menit.... aigooo....soalnya jalannya muter – jauuhhh.....
Hostel 161, Address :
No. 161 Lishi Hutong, Dongsinandajie, Dongcheng District,
北京市, 东城区, 礼士胡同161号
Setelah jalan sampe gempor, kehausan, akhirnya sampailah
kita di Hostel 161.
Pihak hostel sampe kaget, barusan book 1 jam yang lalu, lha
koq udah nongol di depan mereka hehehe…. Disini deposit key lebih mahal CNY
200.
Tampilan hostel cozy. banyak turis bule disini. Hanya
sayangnya wifi cuma bisa diakses di cafetaria, sebab wifi masih dalam
perbaikan, and tidak ada lift disini. Suasana cafeteria lebih bagus
dibandingkan Xinmao Dragon Hostel, interior hostel juga lebih modern.
Untung dapat room dilantai 2, dah gitu ada pegawai yang bisa
bantu angkatin koper ke kamar. Kalo di Xinmao hostel kita bawa sendiri. Kasih
tips CNY 10, buat bell boy yang bantuin angkat 2 koper.
Interior kamar, perabot, kamar mandi semua lebih bagus
dibandingkan dengan Xinmao Hostel (interior lebih modern), tapi fasilitas
didalam toilet lebih lengkap di Xinmao Hostel.
Disini hanya disediakan handuk saja, tidak ada sabun,
shampoo, sikat gigi, tidak ada sandal kamar mandi juga. Tempat tidur, selimut
juga lebih bagus dan bersih. TV sama, bukan TV flat. Tetangga depot mie, tapi
ga pernah mampir hehehe….
Oh ya, kalo tidak bisa bahasa mandarin, jangan lupa tanya petunjuk
menyalakan AC, soalnya remotenya semua in Chinese (kayaknya semua penginapan
disini remotenya pakai bahasa Cina).
Setelah beristirahat, akibat gempor jalan jauh sambil
nenteng koper, kita naik subway ke Temple
of Heaven.
Oh ya saya mau
share pengalaman saya naik MRT di Beijing.
Hari ini waktu
saya naik MRT menuju ke Tiantan Subway station, digerbong kereta terdapat
sebuah keluarga, papa, mama, anak laki laki 3 orang, paman, bibi. Dan salah
satu dari anak mereka keliatan banget kalo lagi ga enak bodi.
Bener aja,
sebelum kereta tiba di stasiun Tiantan anak itu muntah muntah. And you know
what, yah seperti biasa penumpang yang lain semua menyingkir. Tapi tidak ada
satupun penumpang yang membantu keluarga itu.
Jangankan orang
lain, keluarga sendiri aja cuek bebek. Cuma si papa aja, sungkan dengan
penumpang lain. Karena kasian saya bantu, saya kasih beberapa lembar tisse
basah (soalnya papanya pake tangan bersihin muntahan anaknya). Tissue basah itu
pertama tama dipakai bersihin lantai kereta, sisanya bersihin anaknya sama
tangan papanya. Waktu saya mau turun, saya kasih botol air minum saya ke anak
itu, dan beberapa lembar tissue basah lagi, kasian banget soalnya.
And you know what,
tidak ada ucapan terima kasih sama sekali, senyumpun tidak. Saya sampe kaget,
koq ada yah orang yang kayak gitu. Keluarganya juga keliatan ga peduli....wah... wah.... wah...中國真的希要救求了....
Back to my trip...
Info yang saya dapat dari internet kalo Temple of Heaven ini lebih besar dari
Forbidden palace (what???) and lebih kecil dari Summer Palace, padahal tempat yang bisa dikunjungi disini lebih sedikit
dibandingkan Summer Palace.
Map Temple
of Heaven : http://www.travelchinaguide.com/images/map/beijing/temple-of-heaven.jpg
Alamat : 214号
Dongsi North Street, Dongcheng
Kami hanya memilih 4 tempat utama yang akan kami kunjungi :
- The Hall of Prayer for Good Harvests (祈年殿)
- The Imperial Vault of Heaven (皇穹宇)
- The Circular Mound Altar (圜丘坛)
- Echo Wall
So kita naik Subway get off di Tiantan Dong Men, take eixt
A1. Dari exit berjalan mengikuti orang orang. Seperti tempat wisata yang lain,
minim papan petunjuk.
Kami masuk dari East gate, dan rencana get out dari South
gate.
Tiket masuk CNY 35.
Pada tiket terdapat tiket masuk ke :
- The Hall of Prayer for Good Harvests (祈年殿)
- The Imperial Vault of Heaven (皇穹宇)
- The Circular Mound Altar (圜丘坛)
Jadi tiket jangan sampai hilang, karena dimasing masing gate
diminta menunjukkan tiket.
Tempat ini luas sekali. Mungkin 75% isi tempat ini adalah taman.
Tamannya besaaarrr sekali.
Banyak sekali orang lansia berkumpul disini, merajut,
bercerita, latihan menyanyi, main catur cina. Ada satu kakek kakek – walaupun sudah uzur
tapi bisa merajut, pakai 2 stick lho, bukan 1 stick.
Keren, biarpun cowok and udah tua, tapi bisa merajut - Salut |
Karena kita sudah gempor sebelumnya jadi tambah males
rasanya.
Kalo berkunjung ke sini pagi atau sore hari paling bagus,
kalo siang panasnya ampun dah.
Kalau lihat di peta, dari pintu masuk menuju ke The Hall of
Prayer for Good Harvests (祈年殿)
seharusnya tidak jauh. Tapi kenyataannya jauuuhhh sekali.
Sampai di gate Hall of Prayer for Good Harvests, hanya ada 1
building (seperti yang terlihat diinternet or foto orang orang yang berkunjung
kesini). Bangunannya tidak besar, hanya saja pelatarannya luas sekali.
Didalam bangunan ada banyak patung, yang saya ingat ada
patung sapi.
Interior Hall of Prayer for Good Harvests (祈年殿) |
Hari ini saya bawa kamera tapi baterainya masih didalam
charger di hostel – lupa ga dikeluarin, so hasil foto hari ini standart.
Mungkin kita disini hanya 15 menit, langsung keluar menuju
ke The Imperial Vault of Heaven (皇穹宇).
Jalan menuju ketempat ini hanya luruuusss aja, tapi jalannya panjaaannnggg.... Kami sempat
beristirahat sebentar dibawah pohon, abis jalannya jauh banget and panaassss,
jadi haus plus laper, tambah males jalan, mau balik juga ga mungkin, sudah terlanjur
jalan jauh.
Sampai digate,
kami dimintai karcis, toleh kiri, toleh kanan, mencari Echo wall.
Konon dulu, kata
orang yang sudah pernah kesini, kalo di Echo wall bisa mendengar suara orang
yang berbisik di tembok. Jadi kalo berdiri ditembok sebelah kiri, berbisik, bisikannya
bisa didengar disisi tembok yang lain.
Tapi waktu saya
kesana, temboknya dipagari, tidak boleh berdiri dekat tembok. Yah..... batal
nyoba Echo wall. Lokasi Echo wall dientrance gate The Imperial Vault of
Heaven (皇穹宇).
Bentuk bangunan The
Imperial Vault of Heaven (皇穹宇) sama persis dengan Hall of Prayer
for G
ood Harvests. Hanya saja pelatarannya tidak luas, dan tidak bertingkat.
That’s all.
Hanya 10 menit saja disini trus kita lanjut ke Circular
Mound Altar (圜丘坛).
Mirip seperti bagunan Borobudur (maksudnya bertingkatnya) |
Jalan kaki sebentar menuju ke sini. Hanya ada bangunan
tangga bertingkat seperti pelataran di Hall of Prayer for Good Harvests, hanya
saja tidak ada bangunan diatasnya. Interiornya
melingkar, banyak orang yang berkeliling disana, saya tidak mengerti untuk apa,
since I skip it. For me it’s not worth.
Ya udah selesai berfoto sebentar kita langsung cabut.
Mau nyari gate exit susahnya minta ampun. Sama sekali ga ada
orang yang bisa ditanyain, Cuma berbekal peta yang sudah saya print saja,
untung saja ada papan map ditaman.
Tamannya luas buanget, mau masuk, mau keluar, mau pindah
dari satu gedung ke gedung lain, jalannya….alamak, gempor abis…. Saya koq
kurang suka sama tempat ini, selain karena bentuk bangunannya sama, didalam
juga tidak ada apa apa.
Kios kios yang berjualan juga ga banyak, rata rata kayak
warung, jualan snack, merchandise, ada kios foto pake kostum raja disini.
For me, not worth to visit. Kecuali sudah tidak ada tempat
yang bisa dikunjungi, ya mainlah ke sini. Kalo ga, Temple of Heaven
alternatif terakhir aja.
Finally exit gate terlihat, kami berpapasan dengan orang
orang yang baru akan masuk kesini. Paling bagus entrance dari South gate,
memang jauh, tapi exitnya nanti gampang.
Keluar dari exit, saya sudah tidak sanggup jalan lagi (ke Subway
station), yang ternyata jauuuuhhh banget (dekat pintu masuk), ooohhhh
nooo…..mau naik bis, ga tau no berapa, mau naik taxi, semua tidak pake argo,
alias main getok harga….
Tanya sama orang yang kebetulan lewat, kagak bisa
menjelaskan, cuma bilang kudu jalan sampe keliatan jembatan baru naik bis dari sana (next stop : Pearl
Hong Qiao market).
Ya udah naik taxi di jalan aja. Kita berdiri di bus stop
nyegat taxi disana. Taxi pertama, keren (mobilnya) sopirnya cewek, begitu tau
kita mo ke Pearl Hong Qiao market, kita disuruh turun, karena dia tidak lewat
kesana. Dia menuju ke arah yang berbeda.
Aneh ya, mau naik taxi, bayar lho, tapi kudu menyesuaikan
dengan supir.
Ya udah, kita nyebrang ke bus stop disebrang. Pengalaman
naik taxi disini, jangan mau ngalah, kalo ada taxi berhenti, walaupun penumpang
belum turun, sudah kudu stand by dipintu, kalo ga, taxinya bakal disamber
orang.
Profesi supir taxi
disini sepertinya laku keras ya.....
Tarif taxi di beijing :
Day Time
|
23.00-05.00
|
||
Flang
fall (3km)
|
¥ 10,00
|
¥ 11,00
|
|
After
3 km
|
¥ 2,00
|
¥ 2,40
|
per
km
|
>
15km
|
¥ 3,00
|
¥ 3,40
|
per
km
|
Fuel
surchage - if the journey > 3km
|
¥ 2,00
|
¥ 2,00
|
Naik taxi dari
temple of Heaven ke Pearl Hong Qiao market CNY 11.
Pearl Hong Qiao Market.
红桥珍珠市场 (hóng qiáo zhēn zhū shì chǎng)
Address : 北京市东城区天坛路9号
Opens from 09:30 to 19:00.
Tempatnya menurut
saya tidak besar. Hanya ada 4 floor saja. Tujuan pertama lunch.
Masuk ke Mc
Donald. Mau oder juga tidak gampang, since all menu in chinese, jadi tunjuk
gambar aja.
Rata rata makanan
disini kategory junk food.
Mau makan (sudah
jam 2 siang) susah nyari duduknya, full. Karena banyak anak sekolah yang main
kesini. Ada yang pacaran. Yang turis ada orang India and Jepang, plus kita.
Selesai isi
tenaga, baru kita keliling. Disini kita beli tas tangan CNY 50/biji, beli 3 and
Jaket CNY 50. Yang menurut info penjual yang lain terlalu murah, menurut saya
ya memang segitulah harganya (mungkin seharusnya bisa lebih murah).
Belanja disini
nawar setega teganya minta potongan sampe 80 %, kalo bisa 90% lebih bagus.
Soalnya barangnya ga ada mutunya sama sekali.
Di sini saya ga
pengen belanja sama sekali. Barang barang sama kayak di Indo (maklum di Indo
banyak barang made in China), malahan kalo beli di Indo bisa lebih murah kali
(soalnya kita dikasih harga turis disini). Pengunjung juga tidak begitu banyak.
Menurut saya
lebih bagusan Mangga dua pasar pagi.
Masa baju kain
tipis, jahitan ga karuan, cuma modelnya aja keren – Shanghai look, buka harga
sampe CNY 280. Untung ga pengen beli, begitu saya berlalu harga dituruni
penjual sampe CNY 25 (padahal saya ga nawar sama sekali). Gila ga, jadi ga
pengen beli barang sama sekali disini.
Padahal di Indo,
banyak tuh kaos yang harganya cuma sepuluh rebu. Disini harga kaos CNY 100,
jadi males dah nawarnya.
Disini jual baju,
tas, dompet, sandal, sepatu, semua
modelnya standard. Beda banget sama kalo di Bangkok, begitu masuk ke tempat
belanja, dah laper mata, pengen blanja blanji.
Lantai paling
atas jual mutiara, tapi ga tau kualitasnya, asli or palsu.
Saya jadi ga
percaya sama kualitas barang yang dijual, walaupun barang butik or counter
keren (pengalaman hari pertama waktu beli gelang giok di pabrik giok). Bisa aja
counter keren tapi yang dijual barang kualitas jelek.
Kata temen yang
sekul di sini, beli barang disini, ada harga ada rupa, jadi ga murah murah
amat. Mending duitnya buat yang laen aja kali yah....
Jam 4 sore, kita
cabut naik subway menuju ke Yonghegong (Lama Temple). Yang menurut info
diinternet, tempat ini bagus, dan banyak orang yang rekomen. Apakah seperti
itu? Let me continue...
Get off dari Yonghegong
subway, interiornya sudah berbeda. Disubway yang lain ga ada pilar merah,
disini tembok pilarnya semua dicat warna merah. Sudah terasa nuansa
kelentengnya. Saya lupa exit berapa, sepertinya mudah cari aja tulisan
Yonghegong
Disepanjang jalan
menuju ke Lama temple banyak toko yang berjualan peralatan sembahyang. Dikiri
maupun kanan jalan. Disepanjang jalan ini, temboknya dicat warna merah, dan ini
pertama kalinya saya lihat pengemis di Beijing. Biasanya didaerah temple banyak
pengemis.
Lama Temple
雍和宮 – Yōnghégōng
Address: 12 Yonghegong
Dajie, Dongcheng, Beijing
北京市东城区雍和宫大街12
Tiket masuk CNY 25
Ditiketnya pake barcode, jadi tiket masukknya discan and ada mini CD didalamnya. Setelah pulang saya lihat, isinya tentang temple dan biksu (saya tidak mengerti isi pembicaraannya) cuma liat gambar doang.
Menuju Yonghegong dari pelataran parkir
melewati taman, bagus, rapi, terawat. Seperti tempat lainnya tidak ada map,
jadi tidak tau lokasi. And saya tidak
print peta temple
ini.
So jalan sesuka hati aja. Masuk kedalam ada temple didepan,
saya kurang tau temple
untuk dewa apa, kalo ga
salah dewi kwan Im (sudah lupa, maklum nulis blognya sebulan kemudian). Dibelakang
temple itu ada prasasti (ga tau apa itu), cuma
banyak orang lempar uang koin disana (khususnya turis bule, orang latin), koin
yang dilempar kalo bisa nyangkut diprasasti itu bagus, semakin tinggi –
maksudnya diatas, semakin bagus. Mungkin bisa hoki gitu kali yah. Disampingnya
ada lonceng kuno item yang gueede.
Banyak orang bersembahyang ditemple depan,
kebanyakan orang Cina.
Berjalan masuk kedalam, ternyata didalam ada temple lagi.
Yonghegong, temple yang banyak bangunan didalamnya. Seperti di Sleeping Budha (Bangkok), jadi masuk di kawasan temple, didalamnnya banyak
temple untuk menyembahyangi arahat. Hanya saja
style bangunannya ala China,
dan sepertinya Budha aliran Tibet
karena huruf papan nama templenya pakai
huruf Tibet,
bukan aksara mandarin. Juga bangunannya tidak seluas Sleeping Budha (Wat Pho)
di Bangkok.
Terlihat 2 orang
biksu melintas, mereka menuju ke belakang temple, jadi saya ikuti saja.
Dibelakang ternyata, sepertinya bangunan induk, ada temple yang besar dan
bangunannya bagus. Dan anak naga diatas atapnya berjumlah 9 ekor. Jadi pasti
temple yang satu ini bukan temple biasa.
Patung Budha Maitreya. Ambil dari Mbah Google, soalnya kamera ga support, tempat gelap - kurang cahaya. |
Ditembok luar
tertulis, didalam ada rupang Budha Maitreya, tinggi dan besar (saya lupa
ukurannya), yang tertulis disana bahwa Budha Maitreya adalah Budha akhir jaman.
Temple ini tercatat di Guiness book record of the world.
Nice place, not
crowded, sore hari duduk duduk disini juga bagus, tenang. Tapi tidak setenang
temple yang saya kunjungi di Sunmoonlake – Taichung, Taiwan (disana lalat
terbangpun terdengar). Tempat paling sunyi sepanjang saya mengunjungi Beijing.
Nih saya kasih
web peta templenya : http://www.travelchinaguide.com/images/map/beijing/yonghe-lamasery.jpg
So kesimpulannya,
temple ini layak dikunjungi. Berkeliling disini 1 – 1,5 jam cukup.
And toiletnya
juga lumayan bersih (lumayan, tidak begitu bau).
Keluar dari
temple, (karena sudah tutup) langsung mencari makan. Saya menuju ke Fairy Su
(Depot vege).
Fairy Su Vegetarian Restaurant (素精灵)
Location: No.30, Yonghegong Street, Dongcheng District
Location: No.30, Yonghegong Street, Dongcheng District
Untuk harga makanan, terjangkau, taste good. Seperti biasa
di Cina masakannya berminyak, yang mahal minuman. Harga jus disini per gelasnya
CNY 18.
Tempat cozy, seperti restaurant berbintang.
Setelah makan kita lanjut menuju ke Yaxiu, pusat perbelanjaan di Beijing, yang lebih besar dari Pearl Hongqiao Market.
Yaxiu
Market
三里屯雅秀市场
Address: Gongti Beilu 58, Chaoyang District
朝阳区工体北路58号
Dari Yonghegong
kami naik subway
exchange di Dongdan ke stasiun Guomao, dan disambung naik bajaj (saya tidak tau apa istilah kendaraan ini di Cina) menuju
kesini CNY 10. Waktu menulis blog ini saya cari info, ternyata namanya "bread
cars" (Minivans)
(mianbao che) lucu yah….
Bentuknya kayak
bajaj, tapi kursi penumpangnya – seperti tempat roti (kotak, kaca putih polos),
Cuma bisa diisi 2 orang saja.
Yaxiu, yah kurang
lebih kayak Mangga dua pasar pagi, tapi lebih kecil. Dilantai 1 berjualan baju.
Dan yang kurang menariknya, disini semua toko jualan barang yang sama. And
harganya gila gilan, jadi kudu nawarnya super duper tega.
Dah gitu disini
penjualnya kasar kalo ngomong. Jadi males beli.
Barangnya sama
seperti baju diIndo, ga ada spesial spesialnya. Harganya juga kurang lebih sama
(setelah ditawar, selisih paling dikit aja). Lantai 2 berjualan sandal, sepatu,
tas, dompet. Lantai 3, peralatan elektronik, asesoris HP, kamera. Saya cuma
beli baju model cina sebiji saja.
Karena sudah
malam, and nanggung masih jam setengah 9, kami lanjut menuju mall. Sebelumnya
sudah nyari info di mbah Google kalo kalo The Place mall, tempat hangout nya
anak muda disana. Mall ini keren, paling bagus dikunjungi malam hari jam 9 an.
Soalnya ada big
screen di sana, satu satunya mall yang bisa kayak gitu diAsia Tenggara.
The Place Mall
世贸天阶
Add: 9 Guanghua Lu, Beijing,
Chaoyang Distric.
北京市朝阳区光华路甲9
The Place Mall,
mall terbesar ke 4 di Beijing.
Karena sudah
malam jadi kami naik taxi saja. Kami bertanya ke information center dilantai 1
Yaxiu market, dan minta tolong untuk dituliskan nama The Place mall in China.
Petugas – cewe, dengan senang hati menuliskannya, katanya anak muda memang
harus kesana, diberi petunjuk kalo mau naik bis, saya dengarkan saja, walaupun
saya ga pengen naik bis.
Naik taxi kesana
tarif CNY 11. Sampai disana kagum juga dari luar tampaknya mall yang satu ini
branded banget, jadi ga pede mo masuknya.
Banyak orang
duduk ditangga, menikmati film yang ditayangkan di Big screen, film tentang
luar angkasa. Tidak ada tokoh, cuma efek suara dan gambar berwarna yang keren.
Setelah film
selesai (+/-15 – 20 menit), ditampilkan MV lagunya Madonna, saya tidak tau
judul lagunya apa.
Selesai melihat
film, kami masuk ke dalam mall, mau numpang ke toilet.
Walaupun mall
terbesar ke 4, yang namanya toilet tetep aja sama. Semua toilet di China
khasnya kayak gitu.
Barang disini
mahal mahal and keliatan banget kalo branded. Kita masuk ke salah satu
swalayan, beli roti and cari baterai.
Waktu sudah jam
10 malam, sudah banyak tenant yang tutup. Jadi kami memutuskan untuk pulang.
Dari sini naik taxi ke Hostel 161 tarif CNY 13, tapi kena charge CNY 2. Ada tiket yang harus dibayar per penumpang CNY 1. Saya ga tau kenapa kena charge, ya udah dibayar aja.
That all my Trip
at Beijing, see you at other city...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar