Jumat, 07 September 2012

Perjalanan ke Beijing - 1



Beijing, Sabtu , 18 Agustus 2012

Jam 1, dini hari kita landing di Beijing Capital, karena sudah malam jadi tidak begitu jelas. Beijing Capital mirip dengan LCCT (dari tempat landing pesawat), saya lupa, kita turun tangga or pakai belalai menuju ke ruang imigrasi.

As always langsung ngacir ke toilet dulu. Ke toiletnya ngantri, tapi tertib. Toilet bersih, ga tau apakah karena landing dini hari or memang bersih.

Counter imigrasinya besar, ada 20 counter, tapi untuk international  passanger cuma buka 4 counter. Bayangkan aja pesawat Air Bus Air Asia X, dengan penumpang full, tapi cuma dilayani 4 counter, untuk counter China resident sih ga begitu antri.

Dah gitu, diairport ini tiap 20-30 menit ada pesawat yang landing, tambah panjang dah antrinya. 1 orang antri di imigrasi bisa 3-4 menitan, and harus difoto, plus entah diapain tuh passport lama banget stampnya.
Di counter imigrasi ada pooling pelayanan petugas imigrasi, pengen mencet tombol poor sih, abis lama,  tapi ya udah ga usah cari gara gara ditempat orang.

Tips antri imigrasi di Beijing, begitu pesawat landing, langsung buru buru turun (makanya saya heran sama cewek Malay sebelah koq buru buru amat), tujuannya supaya antri imigrasinya ga lama.

Selesai itu langsung foto diwallpaper bergambar Great wall. Antri Imigrasi 1 jam baru kelar. Kirain antri cuma sampai disana, ternyata inilah rasanya datang ke ibu kota negara dengan kepadatan penduduk no 1 di dunia, dimanapaun, apapun harus antri. Antrinya panjaaaang banget.

Turun ke Lantai bawah, menuju ke tempat taxi stand, mahal sih bisa sampai CNY 150 buat sampe ke hostel. Tapi itu menurut kita alternatif paling baik and aman buat ke downtown.
Ingat taxi legal plat B, warna kuning, di arrival floor.

Antri taxinya, alamaaak panjaaaang banget. Ga cuma turis aja yang mo naik taxi, penduduk sipil pun pada berebutan naik taxi. Bisa antri 1 jam lagi nih kalo kayak gini caranya.

Tapi saya sudah siap alternatif ke 2, yaitu naik bis. Saya pede naik bis, soalnya banyak yang naik bis, orang bule plus orang negro aja berani, masa saya yang selalu dikira penduduk lokal ga berani.

Ya udah saya ke loket tiket bis (temen saya saya suruh antri bis), beli tiket bis turun di Beijing Railway Station (北京站 - Běijīng Zhàn), harga CNY 16. Mo naik bis aja juga antri, walaupun sama sama antri panjang, tapi antrian bis lebih cepat daripada antrian taxi, soalnya sekali datang yang naik bisa 30-40 orang.
Bis juga cepat datangnya paling antri 5 menitan. Jangan lupa tanyakan tujuan ke petugas, kalo ga bisa ngomong dicetak aja tulisannya, soalnya bis ada beberapa, turun di beberapa tujuan.

Saya kurang tau, apakah habit penduduk Cina yang asli seperti itu atau tidak. Hanya saja menurut info teman yang sekolah di beijing, kalo penduduk Cina bagian utara – include Beijing, orangnya cenderung tidak ramah, sedangkan penduduk Cina bagian Selatan, Guangzhou, Shenzhen, etc lebih ramah.
And benar, mereka tidak ramah sama sekali, dan tidak sabaran, bingung juga, no information center yang bisa ditanyai, akhirnya saya malah bertanya kepenumpang bis. Saya tidak begitu mengerti dengan artikulasi mereka, yang kurang jelas bicaranya.

Sebelum naik ke bis, saya tanya sekali lagi dengan petugas, jangan sampe salah naik bis or turun ditempat yang salah dipagi buta, di negri orang. Disini pada ga sabaran baik sopir or penumpangnya, or memang harus cepat cepat, ga boleh lelet. Koper aja, ga tarus dibagasi bis, tapi dibawa naik kedalam bis, ditaruh dikursi penumpang paling depan.

Didalam bis ada rute bis (melalui layar TV), but unfotulatelly in China Alphabeth. Tidak ada sound suara juga (or ada yah, saya sudah lupa), jadi walaupun ngantuk berat saya tetep harus fokus (karena travelling cuma berdua, dan cuma saya yang bisa bahasa mandarin), karena bis stop dibeberapa tempat. Saya lihat dimonitor TV kalo Beijing railways stop terakhir, jadi saya cuma memeperhatikan apakah gedung beijing railway station sudah keliatan (liat dulu diinternet gedungnya, jadi bisa dapat gambaran).

20 menit kemudian sampai di Beijing Railway Station, hanya ada beberapa taxi, kira kira 10 unit, tapi semuanya taxi gelap, walaupun taxi resmi (plat B dan warna dasar kuning). Mereka minta CNY 100 ke tempat penginapan, saya tawar akhirnya ada yang bersedia CNY 40 (mobil pribadi bukan taxi). Saran saya siapkan map, karena kadang kadang sopir tidak tau alamat yang dituju, mungkin karena letak hostel di dalam gang kecil.

Sampai ditempat tujuan sopir minta tips, saya tidak berikan, saya bilang kalo saya sudah kasih banyak, dan saya juga bilang kalo saya tau seharusnya harganya ga segitu (padahal ga tau apa apa).

Jam setengah 3 lebih kami sampai di Xinmao dragon hostel yang sudah kami book jauh jauh hari (lebih dari 6 bulan), harga waktu book CNY 158 dengan hostelworld (private room with bathroom), sampai disana harga sudah CNY 328, selisih harga 2 kali lipat.

Kami dicharge harga per room CNY 160 (DP 10% yang sudah kami bayarkan, dianggap sebagai kompensasi selisih harga kamar). Tidak bisa complain, karena sudah malam, cape, perlu sesegera mungkin istirahat. Jadi kami pasrah saja.

Alamat Hostel :
9 Dragon House (Xinmao Hostel)
No.78, Dongsijiu Alley, Beijing, Dongcheng District
北京鑫茂青年酒店
北京市城区四九条78
Web : http://www.dragonshostel.com/Hostel%20Rooms%20&%20room%20rate.html
Map :


Oh ya, letak hostel didalam gang kecil, mobil boleh masuk diatas jam 23.00.

Xinmao hostel mirip seperti Suk 11 di Bangkok. Tembok boleh dicoret coret, tidak ada elevator, hanya tangga kayu, hostel sampai 4 lantai.
Letak Xinmao hostel di gang kecil, bersebelahan dengan jalan raya daerah Hutong (kota lama Beijing), jadi desain rumahnya rumah kuno, yang tidak berpagar, hanya pintu kayu dengan handle pintu kuno. Persis seperti yang saya lihat di serial drama.

Didepan xinmao hostel tergantung lampion merah besar, itu yang membedakan xinmao hostel dengan rumah penduduk. Didepan xinmao hostel ada depot mini, tapi kami tidak pernah mampir ke depot itu.
Xinmao hostel juga menawarkan tur untuk tamu yang menginap disana, hanya saja harga tur untuk ke Great wall yang ditawarkan lebih mahal CNY 45 dari tur yang saya dapatkan.

Lantai 1 receptionist (open 24 hour), dapur or mini resto/bar, harga menu disini paling murah CNY 20 (expensive), ada beberapa room dilantai 1.
Selama saya menginap, saya jarang sekali berjumpa dengan turis asia, kebanyakan bule yang menginap disini. Ada wifi, no breakfast.

Dengan mata ngantuk, kami naik tangga 3 floor sambil nenteng koper sendiri.
Room Ok, ada TV (semua channel Cina, tidak ada TV kabel, selama saya menginap saya hanya menyalakan TV pagi hari, lihat berita, cuma untuk lihat weatehr forecast). Tempat tidur ok, selimut ok, AC ok, jendela ok, saya tidak pernah tutup jendela dari hari pertama saya datang, tidur dengan jendela terbuka juga, walaupun pake AC, buat sirkulasi udara.

Ada pemasak air dan 2 cangkir, steker sama kayak indo. Di Hostel ini banyak sekali colokan jadi kalo mo pake ga perlu rebutan or antri. Ini 1 hal yang paling saya suka dari hostel ini.

Tersedia 2 handuk, pasta gigi, sikat gigi, shampoo sachet, sabun, shower dan sandal toilet. Toilet standard, bersih. Didepan pintu toilet ada mirror besar dan hanger. Lampu kuning, kurang terang.

Sampe kamar sudah jam 3 pagi, kami akan dijemput pihak tur jam tujuh kurang 15 menit. Jadi kami hanya punya sisa waktu 3 jam buat istirahat.
Setelah pasang alarm. saya langsung baring, tidur sebisa mungkin.
Jam setengah 7 pagi kami turun, setelah jam 6 pagi kami dapat pemberitahuan dari receptionist bahwa tur kami akan menjemput jam 7 kurang, tapi kami harus ke depan, karena mobil dilarang masuk. Setelah mandi, kami ke Huguo Temple snack beli sarapan pagi. Huguo Temple snack ada banyak cabang di kota Beijing.
Letak Huguo temple snack dijalan raya, hanya 2 ruko diujung gang masuk ke Hostel. Jalan ke depan +/- 3 menit.

Huguo Temple Snack (国寺小吃店)
Alamat : 四北大街214(近平安大道)
Ini contoh menunya (tapi dalam bahasa mandarin, liat gambarnya saja) : http://www.dianping.com/shop/2006086

Tempat ini ramai sekali dan menu makanan bervariasi, saya kurang tau nama menu makanannya, kami hanya beli roti dan gorengan saja, harga antara CNY. 3-5. Harga air mineral disini CNY 2.

Rute Tur setengah hari : Great Wall, pabrik, Jade Summer Palace, Pearl market.
Harga CNY 220.

Dengan harga yang sama bisa juga ke Great Wall, pabrik Jade, Ming Tomb (makam raja kuno di Cina), pearl market. Tapi kita ga pengen ke kuburan jadi ke Summer palace.

Cara ke Great wall kalo ga ikut tur  bisa lihat disini: http://www.travelchinaguide.com/cityguides/beijing/greatwall.htm
Ada 2 cara naik bis or naik kereta, sama sama murah, waktu tempuh kurang lebih sama.

Plus minus naik bis dan kereta :
Naik bis.
Plus    
Bisa lihat lihat kota Beijing. Kalo lalin lancar, bisa cepat sampai.
Frekwensi jadwal bis banyak, jadi antri tidak lama.
Minus :   
Kalo macet, ga kalah sama Jakarta, sama sama payah.
Hanya saja disini pengemudi bisnya ga ugal ugalan.
Untuk yang mau naik bis, pilih bis no 919.

Naik Kereta
Plus     : Jadwal terschedul, ga bakalan kena macet.
Minus  : Karena jadwal terbatas, jadi kadang susah matchingin dengan itinerary yang sudah dibuat.
             Kadang kadang karcis sudah sold out.

Tembok Cina ada beberapa yang bisa dimasuki pengunjung, yang paling ramai Badaling, karena ada cable car, sedangkan yang lain harus mendaki sendiri.
Klik di masing masing titik point akan ada rincian penjelasannya.
Kalo mau yang bagus, bisaanya ke Muntiayu.

Oh ya, saya lupa bilang, dari hari pertama saya sampai di Beijing, suasananya berkabut, bukan kabut asap. Pagi, siang, malam tidak pernah saya lihat kota Beijing dalam keadaan cerah tanpa kabut.
Selain itu alasan kenapa kita ikut tur, karena di weatehr forecast mengatakan kalo tgl 18 di Beijing akan hujan, maleskan kalo lagi asik asik trus hujan, bisa bubar deh acaranya. Menurut prakiraan cuaca yang saya lihat di TV pagi ini menginformasikan kalo hari ini bakalan hujan.

Ok, back to our trip.

Kemarin waktu saya book tur, replay email kira kira 30 menit kemudian. Setelah isi data lengkap, kami diberi info nama tur guide dan no HP. Sedangkan pagi hari pihak tur juga akan kontak ke hostel untuk memberitahukan jam penjemputan.

Kami dijemput jam 7 kurang, naik mobil pregio. Didalam sudah ada peserta tur dari Malaysia, sepasang lansia. Nama tur guide kami Sophia, bahasa Inggris lumayan karena kadang ada vocabulary yang arikulasinya salah.
Beruntung karena rombongan kami orang Malay jadi kalo ada yang ga ngerti kami bisa saling bertanya apa yang dimaksud Sophia.
Ternyata cuma kami ber4 saja peserta turnya, tur privat hehehe…

Oleh Sophia rencana tur diganti, kami mengunjungi Summer palace dulu. Karena Beijing berkabut jadi pemandangan Summer palace yang seharusnya bagus, jadi tidak bagus sama sekali.
Saya kurang tau Negara mana yang lagi heboh, yang pasti kali ini saya jarang bertemu dengan peserta tur dari Indonesia (tidak seperti kunjungan saya tahun 2008, rasanya orang Indonesia pada imigrasi ke Cina, ke mana mana pasti ketemu orang Indo), tapi banyak turis asia lain, orang local Cina, Hongkong, Taiwan, Korea.

Jadi rencana menikmati Summer Palace jadi tidak bisa, banyak rombongan tur.

Gate pintu masuk ke Summer Palace tampak kuno sekali, hanya tembok disemen saja.
Masuk kedalam disambut gapura khas Cina, dan kami turun di enterance danau Kunming. Rencana kami naik boat kesebrang, harga boat (PP) CNY 30  (tidak include dalam biaya tur).
Suasana Kabut di Summer Palace

Mungkin kalo kami diturunkan di bagian timur akan terasa beda.
Alasan kami diturunkan disisi ini karena disini tempat yang paling bagus di Summer Palace, dan yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Summer palace luas sekali, kalo mau lihat detailnya bisa lihat di :

Kami naik Dragon boat, boat melewati jembatan 17 Arch bridge yang tidak tampak jelas akibat kabut, pemandangan danau Kunming sama sekali tidak menarik.
Kira kira 10 menit kami sampai disebrang, ke Marble boat.

Satu hal yang saya suka disini, diCina banyak sekali pohon Willow, pohon willownya berjuntai juntai, bagus sekali.
Kami menyusuri Long Koridor, yang menurut info dari Sophia disini tempat favorit Ratu berjalan jalan. Melewati 4 pavilion (melambangkan 4 musim), sayang kondisi berkabut, jadi kurang bagus, yang pasti kalo kesini cuaca cerah dan sepi pengunjung pasti bagus sekali.

Pemandangan yang seperti lukisan
 Disepanjang koridor terdapat lukisan dibagian atasnya, yang semuanya tidak sama. Kami menyusuri koridor sampai Longevity Hall – yang merupakan tempat tinggal Ratu, of course forbidden to enter.
Disini terdapat Tower of Buddhist Incense, tempat ratu bersembahyang. Tapi kami tidak masuk, untuk masuk kedalam harus membayar tiket masuk CNY 10.
Saya agak lupa urutan sembahyangnya, kalo tidak salah lantai 1, lantai Budha Sakyamuni, Lantai 2, Dewi kwan Im, yang lantai 3 saya lupa.

Setelah itu jam sudah menunjukkan pukul 11, kami harus kembali ke danau untuk naik boat menyebrang ke sebrang.
Saya tidak mendapat kesan apa apa dari Summer palace, karena terlalu crowded dan tur guide kami kurang fasih berbahasa Inggris.

Kami naik mobil, ke tujuan selanjutnya pabrik jade (batu giok) Beijing Dragon Land Superior Jade Gallery. Katanya ini merupakan pabrik milik pemerintah dan pabrik paling besar di Beijing. Iya kah? Saya juga tidak tau kebenarannya.

Disini kita diajarkan cara melihat keaslian batu giok. Ada beberapa tes yang harus dilakukan ;
  1. Diterawang dibawah lampu.Batu giok asli, tidak akan ada gelembung udara didalamnya. Bila ada gelembung udara berarti itu ada campuran kaca bukan batu giok.
  2. Giok digores. Giok asli, tidak akan rusak bila digoreskan, karena sifat batu giok yang keras.
  3. Dentingan batu giok asli, tidak rendah (paslu), atau tinggi/nyaring (kaca).
  4. Batu giok asli dingin. Letakkan dilantai dalam beberapa detik pasti akan dingin.
  5. Batu giok asli berat.
Karena saya sudah pernah mengunjungi pabrik giok di Hongkong dulu, dan sudah pernah diajarkan cara mengetes batu yang asli, caranya mirip, jadi saya percaya kalo tempat ini menjual barang asli dengan mutu yang bagus.

Saya beli gelang Giok, dengan diskon 20% dari harga bandrol. Karena tahun 2008 saat mengunjungi Hongkong, harga gelang giok rata rata HKD 2.000. Berdasarkan itu saya melakukan negosiasi untuk mendapatkan potongan harga.

Saya sudah memilih gelang yang bagus tapi sayangnya saya tidak memakainya langsung, setelah dibayar baru saya pakai.
Gelang yang saya pilih, ada garis gores panjang kira kira 2 cm, tapi gelang yang saya pakai tidak bergores. Hal ini baru saya sadari waktu saya sudah kembali ke Indonesia.

Memang gelang yang saya pakai sekarang asli, tapi qualitas gelangnya saya kurang tau apakah sebagus yang saya pilih sebelumnya. Tapi yang pasti ukuran gelang yang saya terima lebih kecil dari gelang yang saya coba.

So, pelajaran membeli Giok di Cina, Jangan percaya dengan penjual, waktu membeli barang langsung dipakai, jangan mau ditaruh didalam kotak dulu. Saran saya pastikan untuk minta diskon diatas 50% dari harga bandrol.

Selesai membeli giok, kami makan siang ditempat itu. Disana ada restaurant yang biasa dikunjungi turis. Menurut teman saya menu makanannya enak, dan merupakan makanan yang paling enak sepanjang perjalanan kami di Cina.
Selesai makan kami menuju ke toilet, bersih sih, tapi ada sedikit aroma khas toilet hehehe….

Setelah itu kami lanjut menuju ke Great wall, yang seharusnya hanya bisa dicapai dalam waktu 30 menit. Tapi entah mengapa hari itu Highway macetnya luar biasa, mirip seperti tol Slipi - Jakarta. Jalan menuju ke Great wall juga macet, banyak penduduk local yang pergi mengunjungi Great Wall. Belum lagi ditambah bis bis pariwisata, tambah macet.

Menurut Sophia bisaanya tidak macet seperti itu dan tidak ada even apa apa di Beijing, hanya jumlah kendaraan yang menuju ke Great wall yang banyak. Jam setengah 5 kami baru sampai di Great wall, itu belum sampai di Badaling, baru di bawah bukit.

Mobil yang masuk kedalam banyak sekali dan luar bisaa macetnya. Saya rasa kalo hari ini saya tidak ikut tur, mungkin perjalanan hari ini ke Great wall kacau balau.
Sampai di Great wall gate masuk sudah tidak ada cable car – sudah tutup, jadi kami harus mendaki naik keatas. Oleh Sophia kami dipilihkan tembok yang paling mudah untuk didaki.

Sebelum naik kami ke toilet, toiletnya wow aroma parfumnya sangat menyengat, jangan lupa pilih toilet yang bersih.

Hanya 2 stop posko saya putuskan untuk menyudahi acara mendaki, karena walaupun saya tetap naik keatas sama saja, hanya tembok, nothing to see, and sangat crowded. Saya tidak suka suasana crowded. Jadi saya putuskan untuk turun.
Kami membeli air minum disini yang harganya 1 botol CNY 5, alamak mahal kali. Tapi ya sudah terpaksa haus..

Kami kembali ke parkir dan minta diturunkan ke Olympic Birds nest stadium. Akan tetapi kami dibawa ke rumah teh dulu dekat sana.
Sampai disana sudah jam 8 malam lebih, karena sudah bawa bekal roti jadi kami tidak lapar.

Dirumah teh kami disuguhkan 4 jenis teh, yang konon teh paling bagus katanya.
Saran saya saat minum teh jangan memberikan komentar apapun, bilang saja tidak biasa minum teh or tidak minum malah lebih bagus and warning, jangan minta tambah lagi.

Selesai mendemontrasikan semua jenis teh, kami ditawarkan untuk membeli the. Yang saya herankan saat kami tidak mau membeli, harga teh diturunkan plus diberi tambahan  produk. Semakin ditolak harga semakin turun, dan nada bicara sudah kasar (agak ngamuk sih). Tapi saya mah cuek bebek, mo marah or ga, ga bakalan beli.

Kami tidak diijinkan keluar, sampai akhirnya peserta tur dari Malaysia beli 1 bungkus teh. Baru kami bisa keluar. Saya membayar uang tur ke Sophia CNY 250 per orang, saya beri tips CNY 30, seharusnya tidak memberi tips juga tidak apa apa, toh pelayanannya juga ga VIP amat.

Kami naik mobil di turunkan ke Olympic Birds nest stadium. Jam sudah pukul 9 malam lebih. Celakanya saya lupa bawa peta, jadi kami agak tersesat, bertanya ke penduduk local, eh bukannya membantu semakin menyesatkan.

Akhirnya saya putuskan untuk masuk kedalam  subway, cari exit B2. Exit B2 merupakan exit menuju ke sarang burung.
Dari exit B2, sudah terlihat stadionnya. Sayang seharusnya bisa bagus, tapi berhubung berkabut, jadi hasil foto kurang memuaskan.
Kesan perjalanan hari pertama saya di Beijing, tidak bagus, karena berkabut.

Jam 10 malam lampu stadion dimatikan, jadi pastikan sampai disana sebelum jam 10 malam. Nih guide bagi yang pengen ke sana : http://www.everytrail.com/guide/the-birds-nest-and-water-cube/map

Kami hanya 10 menit disana, setelah itu kami kembali ke penginapan. Hari ini hari Sabtu, Stadion sangat ramai dengan penduduk local, subway juga padat walaupun sudah jam 10 malam.
Saya beli tiket subway diloket. Beijing masih traditional penjualan tiket subway diloket. Mesin ATM hanya untuk reload IC Card.

Subway di Beijing ke manapun jauh dekat harga CNY 2.
Saya turun di Beijing railway station, tujuan beli tiket kereta api ke Harbin buat lusa.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 11 malam, kami sudah capai, lapar, tapi harus beli tiket kereta.

Suasana railway station didalam sangat berbeda dibandingkan dengan diluar. Waktu saya sampai dari bis airport, bis menurunkan kami diluar stasiun. Didalam stasiun banyak sekali penumpang kereta yang tidur hanya beratapkan langir ditemani barang bawaan mereka. Mungkin mereka orang orang yang tidak mendapatkan tiket.
Yah, suasana kereta kurang lebih sama seperti Indonesia, tapi masih mending stasiun Gambir jauuuhhh…..

Saya tidak menemukan loket tiket, dan tidak ada orang yang berani saya tanyai, karena banyak calo tiket disana. Akhirnya saya bertanya kepada satpam perempuan.
Ternyata dari Subway harus berjalan kearah berlawanan dengan exit subway. Letak loket ada gedung tersendiri diujung.

Loket untuk foreign hanya ada 1 yaitu no 16, tapi sudah tutup, ya sudah saya mengantri diloket local. Tapi tiket kereta ke Harbin untuk tgl 20 sudah sold out, jam berapapun, saya tidak memungkin merubah rute, karena tgl 21 saya harus naik pesawat menuju ke Shanghai.

Ya sudah, pupus sudah harapan meuju ke Harbin. Padahal harbin satu satunya kota yang paling saya ingin kunjungi. Maybe next time kalo ada kesempatan berkunjung ke Cina saya pasti mengunjungi Harbin.
Susah payah menyusun itinerary tidak bisa mewujudkannya. Sedih juga sih.

Tiket kereta api di Cina tidak bisa dibeli online, kalaupun ada, kena charge CNY 150 per tiketnya.

Ada lagi kendala kami untuk pulang ke hostel. Jam 23.00 subway tutup, kami tidak bisa naik subway pulang. Mau naik taxi, antrinya alamak…. Panjang banget, mengalahkan panjang antrian taxi di airport.

Akhirnya kami putuskan untuk naik taxi seperti hari pertama, mahal juga ga apa apa. Sebelumnya kami beli mie instant dulu buat sarapan pagi plus air minum Harga mie Instant CNY 2,5 untuk air minumnya CNY 2.

Taxi pertama tidak mau mengantarkan alasannya dekat, jadi jalan kaki saja. Ya sudah kami percaya jadi kami jalan kaki. Saya bertanya arah kepada orang orang yang menawarkan penginapan didekat railway station, semuanya bilang kalo jauh, dan tidak bisa ditempuh jalan kaki.

Cuma anehnya, jauh ya udah bilang aja jauh ga usah pake muka jutek gitu napa. Emangnya salah ya kalo orang mo jalan kaki. Ga satu orang yang mukanya jutek tapi banyak orang yang kayak gitu, apalagi yang ai ai. Ya udah kita putuskan untuk naik taxi, tapi mata saya melihat ricksaw, ya udah kami naik ricksaw aja. Nego harga CNY 50.

Ya nasib, mahal, tapi ga penting yang penting bisa nyampe penginapan.
Untungnya penarik ricksaw ini masih muda jadi saya bisa tanya tanya (jangan bayangkan narik ricksaw jalan kaki, disini pake sepeda, sepedanya juga pake dynamo jagi goesnya ga cape cape amat).

Saya tanya kenapa Beijing bias berkabut seperti itu? Ternyata cuma kerana ga ujan ujan berhari hari, jadi tidak ada pergantian udara. Dan kejadian seperti itu baru terjadi beberapa hari ini di Beijing, sebelumnya tidak pernah seperti itu.

O..alah…nasib….nasib, prakiraan cuaca bilang hari ini bakal hujan, memang sih hujan di Badaling tapi.

Sampai dipenginapan saya langsung extend 1 hari lagi, saya lupa seharusnya 2 hari. Dan saya dikasih rate CNY 228. saya bilang kalo harga room saya hanya CNY 160. Tapi dia bilang kalo CNY 228 sudah rate paling murah yang bisa dikasih ke saya. Ya udah, daripada pusing pusing pindah, ya saya bayar aja.

That’s all my journey at my first day, yang lain besok besok aja, dah gempor ngetiknya.

6 komentar:

terus jalan dan makan mengatakan...

Thanks Meli...puluhan x sdh saya baca perjalanan kamu ke Cina, semoga perjalanan kami nanti juga semulus perjalanan Meli. Sangat berterima kasih. Salam. Nida Husin.

Unknown mengatakan...

Hi.......

Smoga perjalanan lancar dan tidak mengalami hambatan apapun, have a nice holiday ^^

Unknown mengatakan...

Halo meli..mau dikit nanya nih..ttg bus yg kamu naik dari beijing capital airport...apakah bis nya bener2 masih beroperasi kan sdh lewat jam 12 malam...thanks...ya

Unknown mengatakan...

Hi Frans,
Memang di webnya tertulis kalau bis airport terakhir jam 12 malam. Tapi waktu sampai disana masih ada bis, ada 3 bis (beda jurusan). Memang tidak banyak tapi yang naik bis banyak koq.
Kalo naik taxi mahal bgt kena late night charge.

Satria Soehardja mengatakan...

halo mau tanya, memangnya kalo ke harbin ga bisa naik bus? apa memang harus pake kereta? trmksh

Unknown mengatakan...

@Satria
Hrsnya bisa naik bis. Tapi saya ga tau naik dari mana, karena ke Harbin perjalanan panjang mnrt saya lbh aman kl naik kereta.
Tp plg praktis mmg naik pswt.
Kl benar2 mau ke sana mending naik pswt book 7 bln sblm tgl keberangkatan. hrg tkt pswt bisa murah.
Kalo naik kereta ga bisa bp tkt on line, kl tetap mau beli on line kena charge cny 150 kl ga salah.

Posting Komentar