Senin, 17 September 2012

Perjalanan ke Beijing - 2


Beijing, Minggu, 19 Agustus 2012

Sarapan pagi mie instant sambil lihat berita prakiraan cuaca hari ini. Perhatikan saja tulisan 北京 (beijing) pada kiri/kanan bawah, channel TV apapun boleh (acara berita pastinya +/- jam 06.30), pasti ada prakiraan cuacanya.

Jam 8 lebih baru kita berangkat. Tujuan Tian An Men. Dari hostel jalan kaki ke subway Zhangzizhonglu +/- 4 menit, enter dari exit C.

Tujuan pertama beli IC card (kalo di Singapore istilahnya Ez-Link). Beli IC Card harus deposit CNY 20, bisa diisi bebas (reload bisa di loket IC Card or di ATM yang tersedia di subway or 7-11), kalo tidak habis bisa direfund – full amount.

Tidak semua tempat menjual IC Card. IC Card dijual terpisah dengan loket yang menjual tiket subway. Karena di subway Zhangzizhonglu tidak menjual IC Card jadi saya naik subway menuju Tiananmen, beli tiket biasa di loket CNY 2.

Satu hal yang saya kagumi, juga saya sebal (kalo lagi cape), naik MRT dimanapun di Beijing kalo masuk harus scan tas – allstation, seperti di airport. Ada petugasnya (biasanya cewek) yang berjaga dimesin scanner.
Subway Zhangzizhonglu tidak begitu ramai, saya suka subway ditempat ini, terkesan tidak diburu buru, or antri panjang.
Tapi begitu saya get off di Tiananmen station – woowww....lautan manusia sudah mulai terasa. Tapi yah, biasalah dimana mana kalo kereta baru nyampe pasti pada banyak orang keluar yang rebutan naik keatas.

Sebelum keluar dari stasiun saya beli  IC Card, itupun setelah akhirnya dapat petunjuk dari pak polisi, kebetulan ada polisi yang lagi jaga (3 orang). Tanya sama petugas subway cuma dikasih tunjuk tangan aja, ga ada penjelasannya, jalan lurus or belok kiri or kanan, ga pake senyum lagi ngomongnya. Jadi keder deh yang tanya, kesannya ga ramah. Or maybe cape kali yah, ngejawab pertanyaan orang orang, or dah pegel liat orang banyak.
Beda banget sama petugas subway dinegara manapun yang saya kunjungi. Apalagi di Seoul, diantar sampai tempat tujuan sama petugasnya, pake senyum ramah pula.

Harga IC Card CNY 20, saya isi CNY 20 total bayar CNY 40, buat 3 hari. IC Card - bisa buat naik bis and subway, mungkin bisa dipake buat beli di 7-11 (3 hari di Beijing cuma 3 kali liat counter 7-11, bener bener tuh negara tidak membiarkan merk luar masuk). Didalam stasiun subway Beijing sama sekali tidak ada counter yang berjualan disana.

By the way hari ini hari minggu lho... tapi subway tetep rame, sesak, ga sampe jubel jubel – tapi kudu antri juga.
Disini ga bisa ngalah, or mo nyari posisi enak, bakalan ga kedapetan naik kereta. Tapi masih lumayan sopan, yang keluar diduluin, yang naik belakangan. Temen saya sudah kasih warning, kalo naik subway jangan ngalah. Mungkin karena bukan office hour, hari Minggu, jadi kebayang deh kalo hari efektif kerja....ampun dah, hindari aja....mumet...banyak orang, and katanya orang Beijing kalo pagi ga mandi.
Berhubung lagi pilek jadi hidung mampet, cuma kate temen yang hidungnya normal, kayaknya emang bener ga mandi.

Keluar dari Subway bingung, arah ke mana yah Tiananmennya?
Banyak orang – tidak bisa dibedakan mana yang turis, mana yang orang lokal, full manusia. Bingung cari papan petunjuk arah, tapi ga ada. Tidak tampak officer yang bisa ditanyai. Akhirnya ikut orang orang aja.

Ternyata – saya sudah di lapangan Tiananmen, tapi saya ga tau hehehehe..... Karena semua orang pada turun tangga – saya ikutan aja. Diluar negri , negara manapun, biasanya di jalan protokol tidak boleh menyebrang di jalan. Disediakan terowongan bukan terowongan, tapi jalan lebar dibawah buat ke sebrang.

Disini ada 1 orang polisi muda, salut saya sama dia, orang segitu banyaknya diterowongan itu tetep berdiri tegak sambil mengawasi orang orang. Sudah terbiasa mungkin. Saya sudah ga tahan, kudu cepet cepet keluar dari tempat itu, rasa panas kota Beijing dicampur udara yang tidak fresh membuat saya sudah kegerahan. Diujung tangga terlihat beberapa pedagang menawarkan asesoris, gantungan kunci (tapi ga beber dagangan, dipegang pake tangan).

Orang luar negri setau saya, jarang berkunjung ke mall. Kalo pas ada hari libur mereka main ke taman or mengunjungi tempat wisata. Rata rata penumpang subway, keluarga yang akan piknik or sekedar mengajak keluarganya jalan jalan.

Kacau sekali keadaan disini. Pintu masuk menuju ke Forbidden city penuh dengan orang orang. Banyak rombongan tur dari negara Asia. Belum lagi ditambah penduduk lokal yang mengunjungi istana, mungkin ada lima ratus orang lebih disana.

Saya sama sekali tidak melihat gedung or monumen Tiananmen, sudah penuh orang jadi bingung, mau fotopun berebut, orang orang (apalagi orang lokal) ga pake liat kiri kanan kalo lewat, langsung aja jalan lempeng, padahal kita sudah pasang pose mo foto. Kalo yang turis, lebih sadar diri mereka akan menunggu selesai foto baru lewat. Itulah satu satunya cara membedakan turis dan orang lokal.

Orang lokal kalo ngomong kenceng banget, pake teriak teriak. Mereka ga akan sungkan sungkan memarahi or bentak bentak anaknya didepan umum, cenderung kasar sih, mungkin begitu kebiasaan orang sana. Maka ga heran mau tua or muda ga ada bedanya, sama semua pada kasar, ga sabaran. Lha wong dari kecil didikannya dah kayak gitu.

Antri masuk ke Forbidden city lewat dibawah foto Mao Zhi Dong (pimpinan kebanggaan warga Cina).
Dari tur kemarin saya dapat 1 pelajaran, kalo menurut legenda bangsa Cina, dahulu kala naga mempunyai 9 ekor anak. Anak yang terakhir Phoenix (bukan burung), anak itu makan logam, bisa masuk tidak pernah keluar. Patung anak naga yan terakhir ini yang sering diburu oleh orang orang.
Dan disetiap atap bangunan kuno di Cina selalu ada ukiran anak naga, tapi yang berjumlah 9 ekor, cuma ada Gate masuk ke Forbidden City, mungkin di Yonghe gong (Lama Temple) juga, saya lupa.
Atap dengan 9 ekor anak Naga
Atap dengan 5 ekor anak Naga

Dari semua negara yang pernah saya kunjungi, Cina adalah negara yang aneh. Tidak pernah ada brosur tempat wisata, dimanapun. Yang ada malah penduduk lokal yang menjual peta, semua yang bisa dijual, dijual – tidak ada yang gratis disini. Omo, lebih parah dari Indonesia ternyata... Untung saya ngeprint peta ala kadar tentang istana ini, kalo ga tambah buta ga tau lokasi.
Tiket 1 lembar untuk 2 orang

Pertama kali antri di loket beli tiket masuk, CNY 60. Antrinya panjaaang banget dan hari ini matahari benar benar terik. 1 orang bisa membeli tiket sampai 20 lembar. Kebayang deh pemasukan istana ini 1 hari, kalo pengunjungnya ada 2000 orang, sehari bisa CNY 120.000 (180 juta rupiah). Itu kalo pengunjungnya 2000 orang, kalo lebih....., makmur dah.... (ini baru 1 lokasi object wisata).
Dan disini ada beberapa pedagang jual minuman and snack, yang pasti harganya mahal. Saya beli roti sobek CNY 7.
Saran saya bawa bekal makanan dan minuman kalo mo kesini.

Detail Forbidden City :
Outer Court:
1) Meridian Gate (Wumen Gate)
2) Hall of Martial Valor (Wuyin Hall)
3) Gate of Supreme Harmony (Taihe Gate)
4) Hall of Supreme Harmony (Taihe Hall)
5) Hall of Central Harmony (Zhonghe Hall)
6) Hall of Preserving Harmony (Baohe Hall)

Inner Court:
7) Gate of Heavenly Purity (Qianqing Gate)
8) Palace of Heavenly Purity (Qianqing Palace)
9) Hall of Union (Jiaotai Hall)
10) Palace of Earthly Tranquility (Kunning Palace)
11) Gate of Earthly Tranquility (Kunning Gate)
12) Imperial Garden
13) Hall of Imperial Peace (Qinan Hall)

West Palaces:
14) Palace of Gathered Elegance (Chuxiu Palace).
15) Palace of Universal Happiness (Xianfu Palace)
16) Palace of External Spring (Changchun Palace).
17) Palace of Blessings to Mother Earth (Yikun Palace).
18) Palace of Eternal Longevity (Yongshou Palace)
19) Hall of Great Supremacy (Taiji Hall).
20) Hall of Mental Cultivation (Yangxin Hall).

East Palaces:
21) Hall for Abstinence (Zhai Palace)
22) Hall of Benevolence (Jingren Palace).
23) Hall of Celestial Favor (Chengqian Palace)
24) Hall of Quintessence (Zhongcui Palace).
25) Hall of Justice (Jingyang Palace).
26) Hall of Eternal Harmony (Yonghe Palace)
27) Hall of Prolonged Happiness (Yangxi Palace)
28) Hall of Ancestral Worship (Fengxian Hall)

Far East Palaces:
29) Nine-Dragon Screen.
30) Gate of Peace and Longevity (Ningshou Gate)
31) Hall of the Norms of Government (Huangji Hall).
32) Palace of Peace and Longevity (Ningshou Palace).
Garden of the Palace of Peace and Longevity (Ning Shou Gong Garden).
- Pavilion of Bestowing Wine
- Studio of Ancient Glory
Pavilion of Cheerful Melodies..
33) Hall of Character Cultivation (Yang Xing Dian).
34) Hall of Joyful Longevity (Leshou Hall).
35) Hall of Harmony (Yihe House).
36) The Well of Concubine Zhen (Zhenfei Well).
37) Gate of Divine Prowess (Shenwu Gate).

Masuk ke Gyeongbokgung Palace di Seoul udah males, dibandingkan dengan Forbidden City, Gyeongbokgung ga ada 1/4nya. Forbidden city Guuueeddeeee bangeett....

Forbidden City, persis seperti yang dilihat di film film. Saya malas naik keatas lihat detail isi masing masing istana, karena kurang lebih isinya pasti mirip seperti yang saya lihat di Gyeongbokgung. Kalo mau naik keatas, harus jalan melalui jalan ditengah (panas banget) plus naik tangga – gedenya kayak anak tangga di Borobudur, maklum bangunan kuno. And harus berjubel jubel antri bareng orang banyak buat liat isinya. Biasanya yang naik itu rombongan tur. Yang lain jalan lewat samping, menghindari matahari, lewat tempat yang lebih teduh, termasuk kita salah satunya.

Padahal saya berangkat +/- 08.30 naik subwaynya. Tapi saya baru menginjakkan kaki di Forbbidden city jam setengah 12 siang. Lokasi sih ga jauh dari hostel, yang bikin lama nyari IC Card, antri tiket, antri masuk, plus clingak clinguk bingung ga ada petunjuk arah, and jalan kaki (soalnya tempatnya luas bin guedee).
Mo tau detail Forbidden City bisa liat disini : http://www.kinabaloo.com/fcf.html

Gedung disamping disepanjang istana - istilah saya sendiri - banyak museum mini, yang memajang barang barang kuno. 1 buiding memajang 1 topik, alat perang, perhiasan, karya sastra, dll.
Saya tidak masuk ke seluruh tempat, hanya beberapa saja.

Disetiap perbatasan antara bagian istana luar dan dalam ada pelataran mini, banyak turis yang beristirahat disana. Selain istirahat karena cape jalan, juga karena panas terik. Mengunjungi Forbidden palace, waktu paling tepat musim gugur or musim semi menurut saya, tidak begitu panas.

Kami hanya jalan saja menuju ke arah utara. Menyusuri pinggir istana, kita sendiri  tidak tau sudah berjalan sampai diistana bagian mana, papan petunjuk arah sedikit, dan tidak ada peta sama sekali. Tidak ada petugas yang bisa ditanyai.

Sampai hampir ujung istana terdapat ruangan ruangan kecil, didalamnya ada interior kuno tempat duduk dan meja (seperti difilm kungfu) - ruangan ini tidak boleh masuk, kita cuma bisa mengintip dari jendela, mungkin karena perabotnya asli.
Dibelakangnya terdapat taman dan pavilion yang cantik dan ada pohon yang usianya sudah 200 tahun lebih. Tapi sangking banyaknya orang, taman itu yang seharusnya indah, teduh, jadi ga ada kesannya.

Kira kira jam setengah 2 siang lebih kita keluar dari Forbidden Palace, exit melalui pintu sebelah utara, jadi kita tidak kembali ke tempat semula (Lapangan Tiananmen).

Didepan exit ada Jingshan park, tinggal menyebrang saja sudah nyampe, tapi kita tidak mengunjunginya.
Dari sini kita naik bis no 109 (tidak usah menyebrang, bus stop disebelah kiri dari pintu exit istana) – naik 1 stop ke Beihai Park.

Cara naik bis, perhatikan tanda dipintu bis naik dan turunnya. Karena ada 2 tipe bis. Bis dengan 2 pintu, depan dan tengah serta tram dengan 3 pintu, depan, tengah , belakang. IC Card ditap waktu pertama kali naik bis (sama seperti di Singapore).

Pemberhentian pertama kami turun, lokasi penurunan didepan loket tiket, harga tiket masuk CNY 20.
Disini lebih teduh, sepi, dibandingkan dengan Forbidden City, saya lebih suka suasana di Beihai. Disini saya tidak berjumpa sama sekali dengan rombongan tur, menyenangkan sekali, jadi tidak padat.

Sama seperti Forbidden palace tidak ada brosur lokasi, hanya saja didepan ada papan (seperti papan pengumuman) denah Beihai.
Berhubung saya sudah lihat diinternet berkali kali peta Beihai, jadi saya tidak begitu tertarik melihatnya. Kami berjalan menyusuri jembatan Yong An dengan view bunga teratai and pohon willow sepanjang danau….cantik sekali…. I like it.

Karena hari ini hari Minggu, banyak penduduk lokal yang berkunjung menghabiskan waktu, jalan jalan ditaman or sekedar duduk duduk.
Tujuan pertama Toilet. Saya tidak berani pipis di Forbbiden Palace, lihat orang segitu banyaknya aja, saya sudah gerah and males, apalagi toiletnya (pengalaman hari pertama kemarin di Badaling).

Yah, sebersih bersihnya toilet umum disana, masih ada kecium sedikit bau “parfum khasnya toilet”. Disini toiletnya tidak antri, tapi tetep cari toilet yang layak pakai, and bersih, beraroma “parfum” dikit ga pa pa, bisa tahan napas.

Karena sudah jam 2 kami mencari tempat makan dipinggir danau Beihai, kaki sudah lumayan gempor karena di Forbidden City cuma duduk 10 menit aja.
Kami pilih restaurant dipinggir danau. Harga menu bervariasi paling murah CNY 15.

Saya pilih menu noddle, harga CNY 13, but not tasty at all, rasanya seperti makan mie pake minyak wijen plus kacang dihaluskan (kayak gado gado) tapi ada campuran, entah apa  itu, rasanya aneh. Saya sudah pake rumput laut, sambal goreng kentang, plus sambel botol (semuanya bawa dari Indo) tetep aja berasa aneh, alhasil tidak bisa menghabiskan semuanya. Daripada perut jadi error, perjalanan masih panjang.

Sehabis makan, kita lanjut berjalan menyusuri pinggir danau. Disini ada beberapa penjual snack, counter foto dengan kostum kerajaan.
Dari hari pertama saya sudah pengen mencoba ice cream, jadi kita beli disalah satu toko. Saya coba rasa jeruk – ga tau merk apa CNY 4 (mahal), pengalaman saya di Kuala Lumpur, yang waktu itu terik sekali, bisa menghilangkan haus and segar karena rasa jeruk.

But you know what, begitu icenya habis, saya langsung batuk. Dan batuknya ga ilang ilang sampe malem. So, jangan pernah beli ice di Cina.

Kami berjalan, seharusnya ke  White Pagoda, ada 1 temple ujungnya berwarna putih. Tapi kami sudah lupa itinerary, sangking luasnya tempat yang harus dijalani, jadi kami jalan menyusuri danau saja. Berjalan sampai ke Boat penyebrangan, naik boat one way CNY 10, PP CNY 15. Kita beli one way.
Di sini banyak yang naik perahu bebek, keliling danau. Tidak terlihat orang naik sepeda.

Perahu tidak antri seperti waktu saya naik perahu di Summer Palace, perahu menyebrang tidak sampai 10 menit. Kami diturunkan di Five Dragon Pavillion. Gambaran saya pavillion yang ada patung naga, or sesuatu yang berbau naga. Ternyata hanya pavillion biasa (mirip seperti gazebo, tapi besar, bisa menampung 30 orang lebih didalamnya.

Didalam setiap pavillion terdapat orang tua setengah baya (ce/co) sedang berlatih menari/berdansa or ada yang berlatih menyanyi. Banyak juga orang tua setengah baya yang berjalan jalan dengan teman seumuran, atau sekedar bermain catur cina.

Kami berjalan menuju ke arah building yang terlihat, setiap ada building yang bisa kami masuki, kami masuk. Disini suasana teduh, tempat yang cocok buat relaksasi. Kami berjalan sampai jam 5 lima sore, kemudian kita keluar melalui north exit menuju ke Shichahai.

Dari Exit kami menyebrang ke sebrang jalan. Bingung juga harus jalan ke arah yang mana. Tidak ada papan petunjuk arah. Kami hanya mengikuti rombongan tu turis, kami berjalan sampai kelihatan danau (+/- 7 menit), of course kudu bawa map juga, kalo ga bisa nyasar.

Disini kami cari tempat persewaan sepeda. Banyak sekali orang yang menyewakan sepeda, tapi kami terus berjalan sampai terlihat danau Shichahai, barulah kami menyewa sepeda disana. Disalah satu toko, harga CNY 10/jam, dan harus menitipkan pasport. Disini kami naik sepeda menyusuri danau.

Tidak bisa masuk ke mana mana, karena tempat object wisata disekeliling Shichahai tutup jam 5 sore. Jadi yah, hanya menikmati hari, bersepeda santai. Memasuki Yanda Xiejie, tempat pusat oleh oleh disana, tapi tidak ada yang bisa kami beli. Saya tidak tertarik dengan barang barangnya, selain tidak murah, barang barang disana semuanya persis seperti yang ada di Indonesia, jadi ngapain beli jauh jauh. Bahkan di Indo harganya lebih murah.

So menikmati hari saja. Kami lupa kalo bisa mengunjungi Drum Tower dan Bell Tower serta Hutong (perkampungan kuno Cina). Hanya berpanduan pada map yang kami miliki kami mengitari Shichahai.
Shichai yang saya lihat di Running Man tidak sama dengan yang aslinya, memang orang Korea pintar mengambil angel buat syuting.
DiShichahai banyak jajanan kuno orang Cina, gula gula, minuman khas Cina.

Sampai jam setengah 7 kami mengembalikan sepeda (kondisi langit masih terang benderang). Karena sewanya 1 setengah jam, kami dihitung 2 jam, total CNY 20. Saya beli kacang, kwaci, manisan khas Cina disini (beli saja disini, jauh lebih murah dari airport dan rasanya enak).

Saya bertanya arah menuju ke subway station dengan pemilik toko, yang ternyata harus naik bis no 111, 1 stop saja, stop di Yong An Li subway station.

Next destination, Beijing Railway Station, beli tiket kereta super cepat Shanghai – Suzhou (PP), Shanghai – Hangzhou, karena kami takut kehabisan tiket, jadi kami beli di Beijing.

Sampai di Railway station, berjalan ke gedung tiket, antri di loket no 16.
Mau lihat schedule train dan biaya bisa lihat di : http://www.chinatrainguide.com/

Ternyata harga tiket lebih murah CNY 3 dari yang kami lihat online. Untuk beli tiket kereta di perlukan pasport, karena diujung bawah kiri akan tercantum no pasport.
Harga Tiket :
Shanghai – Suzhou = CNY 80 (PP)
Shanghai – Hangzhou = CNY 93
Waktu beli tiket juga dapat 2 lembar karcis, saya tidak tau apa itu.

Lalu kami kembali ke Subway station dan naik subway kembali ke hostel. Sebelumnya kami singgah untuk dinner disalah satu depot. Saya order salad buah (saya sudah tidak pengen makan apa apa lagi), harga CNY 13 (mahal). Mahal karena isinya cuma semangka, nanas sama apel, that’s all. But it’s Ok for me.

Porsi makan orang Cina jumbo jumbo, kalo buat saya 1 porsi bisa buat ber dua. And orang sini kalo makan ga cukup cuma 1 porsi, ada cowok, badan sedang sedang aja, tapi makan sampe 3 piring (mie, nasi + entah apa lauknya + 1 porsi sate) itu yang makan cuma 1 orang saja lho. Makanya saya jadi tontonan, dikirain lagi diet ketat, makan cuma buah buahan saja.
Rencana mau mampir ke wall mart (supermarket) ga jadi, sudah tutup, akibat jalan kelamaan nyari tempat makan.

That’s my second day at beijing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar