Selasa, 20 November 2012

Perjalanan ke Hangzhou dan Wuzhen - Dongzha


Hangzhou, Sabtu, 24 Agustus 2012

Hari terakhir di Cina.
Pemandangan dari jendela kamar Guesthouse

Bangun pagi, mandi, langsung bilang ke pemilik guesthouse kalo kita mau sarapan pagi. Karena kita tamu yang paling pagi bangun, masakan belum siap.
Meskipun tidak bisa bahasa mandarin, tidak perlu khawatir, karena ada menu in English. Jadi kami order roti tawar n telur mata sapi. Karena saya vege, saya tidak berani makan bubur yangdisediakan. Sedangkan teman saya tidak suka makan bubur.
Lt 1, kamar Guesthouse tempat aku nginap

Selesai breakfast, saya cuma keliling disekitar guesthouse saja, tidak sampai kebelakang.  Jalan sampai ke belakang, dengan menikmati view perlu waktu 45 menit. Alternatif lain keliling naik boat, tarif per boat CNY 120. Karena masih pagi, jadi tidak ada boat.

Malam hari Xizha terlihat romantic, penuh dengan lampu, artistik.
Pagi hari Xizha, tampak seperti kampung kota air kuno yang cantik.
View dua duanya bagus. Kalau berjalan sampai kebelakang ada pagoda, saya kurang tau pagoda itu baru dibangun atau sudah lama, dan ada pound yang keren.
Perahu untuk keliling di Zixha

Karena hari terakhir dan masih ada tempat lain yang harus dituju, jadi kami tidak keliling sampai belakang. Selesai makan check out, kembali ke receptionist, ambil uang deposit, langsung jalan ke pelabuhan (bukan pelabuhan sih, lebih tepatnya ke tempat parkir perahu).

Ada rombongan keluarga dari Hongkong bersama sama dengan kami menyebrang.
Sampai dipenyebrangan, ada ruangan dengan replica kehidupan masyarakat Xizha jaman dahulu kala, sampai jaman sekarang.


Kami masuk sebentar, keliling disana, foto foto di gate dan air mancur di depan lobby.
Lobby Xizha sangat keren, langit langit lobby tergantung lampion naga yang besar.

Tujuan selanjutnya, kota air lain selain Xizha, yaitu Dongzha.
Dari Xizha menuju ke Dongza, tersedia bus gratis. Cukup ngantri di bus stop, disana ada jadwal keberangkatan bis dari Xizha menuju ke Dongza.

Sampai di bus stop ternyata bis sudah datang, dan tidak menunggu sampai bis penuh, bis berangkat sesuai dengan jadwalnya (happy, no need to wait any longer).
Perjalanan hanya sebentar kira kira 15 menit sudah sampai di Dongzha.

Karena sudah beli tiket Xizha Dongzha kemarin, jadi kami langsung masuk tidak beli tiket lagi.
Begitu masuk rute seharusnya, belok ke kiri , tapi kami belok ke kanan.  Kami jalan sesuka hati hehehe…
Disana terdapat sebuah kapal apung, yang ada show pertunjukkan kungfu. Sayangnya waktu kami sampai disana jam pertunjukkan pagi hari ditiadakan. Mungkin karena tidak banyak orang yang datang.

Jadi kami melanjutkan perjalanan mengelilingi Dongzha.
Disini banyak toko yang berjualan snack, manisan, teh dan baju. Harga tidak begitu menjulang seperti di Beijing, tapi tetap harus ditawar, min 50%.
Saya cuma beli celana pendek, dengan kain sutra palsu seharga CNY 10 (see harga ga jauh beda sama kalo beli di Indo).
Kios Kios di Dongzha
Dongzha, menurut saya kurang artistik, kurang luas. Secara geografis Xizha lebih luas dibandingkan Dongzha. Di Xizha benar benar ditujukan untuk wisatawan (walaupun ada penduduk local yang tinggal disana), jadi teratur, bagus, bersih. Sedangkan di Dongzha, masih terlihat penduduk lokal  dengan aktivitas mereka sehari hari.

Bedanya masuk Dongzha tidak perlu naik perahu, bisa ditempuh lewat darat.
Dongzha lebih dulu dibuka untuk dijadikan kawasan turis, dibandingkan Xizha. Jadi tidak mengherankan kalo Xizha lebih bagus untuk wisata.
Bangunan mirip, air sungai sama sama coklat hehehe….. Perahu lebih bagus yang di Xizha.

Kami berfoto foto disini, great spot buat foto.
Hanya saja kalau di Xizha desain arsitektur jembatannya lebih beragam lebih bagus, ada jembatan kayu, ada jembatan batu. Kalau di Dongzha hanya jembatan batu saja. Keunikan bangunan rumah kuno juga lebih bagus di Xizha.

One thing for sure, jangan order makanan disini. As I said warna air sungai coklat, dan air itu dipake buat nyuci baju and sayur, OMG….
Ada 1 foto, tempat saya berdiri buat foto, dibelakangnya ada penduduk local sedang cuci baju, tapi saya tutupi hehehe….

Kami mampir ketempat pembuatan kain di Dongzha, salah satu kerajinan tangan penduduk asli. Yang sudah ada sejak jaman dulu kala. Dan ditempat ini pernah dipakai buat syuting film kungfu.

Karena bentuk bangunan sama, dan tidak ada yang special ditempat ini. Kami memutuskan untuk keluar, tapi kami exit dari tempat yang tidak sama, jadi kami bingung, jadi kita putuskan untuk kembali masuk kedalam, dan exit dari tempat kami masuk.
Agak deg degan sih waktu mau masuk, karena tiket masuk dan keluar discan. Tapi waktu kami tunjukkan tiket, ternyata bisa dipakai untuk masuk lagi, leganya….

Entah kalo di Xizha bisa masuk lagi or ga, ga nyoba soalnya.
Seperti tiket kami bukan untuk single entry, jadi bisa masuk dan exit berkali kali.

Disini kami berjumpa dengan banyak sekali rombongan tur local. Kami mengikuti mereka.
Yang menurut info dari guide di Dongzha pernah dipakai untuk pembuatan film perang  kuno, ada foto artisnya.
Pengen sih foto interior rumah penduduk tapi ga berani. Interiornya modern koq, ada sofa, tv flat, kulkas.
Yang pasti kehidupan mereka tidak kuno, walaupun bangunan dan gaya hidup mereka kuno (masih bisa ditemukan penduduk dengan pakaian kuno wanita cina).
Para kakek dan nenek duduk duduk didepan rumah, menikmati angin, sambil ngobrol.

Saat kami hampir mencapai exit, ada rombogan wisatawan dari jepang,seperti rombongan perusahaan. Mereka semua pakai self guide tur (pakai seragam kaos putih), walaupun sudah ada tur guidenya in Japan language of course.
Dan ada keluarga local yang punya anak lucu sekali. Waktu mau difoto sama papanya, mama bilang ketawa, dan anak bener bener ketawa sampai terdengar suara hahaha….how cute…

So kita exit. Karena sudah jalan 8 hari ala backpacker dan makanannya amburadul, jadi energy sudah terkuras dan kurang begitu semangat. Tempat ini bagus layak untuk dikunjungi. Rekomendasi dari salah seorang teman saya.
Kalo ga punya waktu harus pilih Xizha or Dongzha, jawaban saya Xizha.

Kita naik bis lagi kembali ke Xizha. Karena bis menuju ke stasiun bus cuma ada di Xizha. Saya tidak berani tanya tanya ke penduduk local, males and ga mau ditipu.
Sampai di Xizha kita tidak masuk kedalam, tetap di Bus stop menunggu bis menuju ke stasiun bis. Hanya ada 1 bis K350, warna hijau, tarif CNY 1.

Naik bis menuju ke stasiun bis tidak memakan waktu lama kurang lebih 15-20 menit (karena bus stop dibeberapa tempat, menaikkan dan menurunkan penumpang). Bayarnya tidak bayar ke sopir, tapi masukkan koin ke kotak plastic disamping pintu masuk.
Karena kota kecil, maka bis yang tersedia juga kecil, kapasitas 20 tempat duduk.

Sampai di stasiun bis, kami mengikuti orang orang berjalan masuk kedalam stasiun.
Dari pintu masuk langsung terlihat loket, kami beli tiket menuju ke Hangzhou. Anehnya harga tiket koq lebih murah hanya CNY 25, padahal waktu kami berangkat menuju ke Wuzhen tiket bis CNY 30.
Untungnya sudah ada bis yang akan berangkat, jadi kami hanya menunggu kira kira 15 menitan.

Sepanjang perjalanan saya tidur, dan didalam bis panas banget, AC sama sekali tidak terasa. Lebih bagus bis dari Hangzhou menuju ke Wuzhen, AC juga lebih dingin.
Ternyata di dalam kota Hangzhou ada stasiun bis, didaerah Sijiqing. Tau gitu kemarin kita naik bis dari sini aja (saya naik bis dari Hangzhou jiu bao bus station, yang jauuhhh dari west lake, Hangzhou). Ternyata info yang saya dapat dari internet kurang akurat.
Stasiun ini lebih besar dan moresn dibandingkan Hangzhou jiu bao bus station.

Next sop Sijiqing. Tempat apa ini?
Disini ada 2 mall yang terletak bersebelahan. Kami jalan kaki dari Stasiun bis, karena saya melihat tempat ini dekat dengan stasiun bis. Yang ternyata lumayan juga kalo jalan kaki siang siang (jam 11 an), panas. Mending naik taxi aja, paling hanya kena min charge.

Mall pertama, berjualan baju, dan jeans. Baju model out of date dan mahal. Jeans 11/12 sama jeans di Ciampelas. Menurut saya lebih murah kalo beli di Indo, waktu dept store menggelar diskon besar besaran. Kualitas celana juga standar, jadi mending beli di dept store aja kalo pas diskon, merk juga lebih jelas.
Mall ini hanya ada 2 floor, tapi sepi, banyak tenant yang kosong, ga ada yang menarik disini.

Tetangga sebelahnya, mall ini lebih ramai. Khusus menjual sepatu dan tas saja. Ada 3 atau 4 floor (saya lupa), dan sama sekali tidak ada food court atau depot didalam mall. Jadi kalo mau makan ga tau harus makan dimana.
Tas keren, sepatu dan sandal, keren. Ada juga yang obral.
Yah, ada harga ada rupa lah. Harganya juga tidak murah murah amat, kualitas lumayan, ada yang bagus ada yang standar.
Bagi yang mau beli sandal atau sepatu bolehlah disini.

Lantai 1 lebih ramai, banyak diskon, dan sepertinya melayani eceran. Sedangkan yang lantai 2, sepertinya hanya melayani grosir. Jadi penjual di lantai 1 lebih ramah dibandingkan dengan lantai 2.
Saya beli sandal dilantai 2 kayaknya penjualnya ga begitu perlu uang, dengan pembeli kurang begitu ramah. Kesannya acuh tak acuh. Malah ada toko yang hanya mau melayani kalau benar benar ingin beli, kalo ga, ga bakal dilayani.

Kami hanya beli bakpao isi sayur CNY 2 disini, tidak ada yang bisa dimakan.
Next kami menuju ke Wushan Square (salah satu jujugan turis di Hangzhou).
Gambaran Wushan Square, seperti drama Taiwan Love keeps going, episode 14 keatas. Hanya saja saya koq tidak menemukan tempat seperti yang digambarkan yah.

Wushan squre merupakan tempat berjualan asesoris, pernik pernik, dan snack. Tapi sepanjang mata memandang ga ada tuh, asesoris yang bagus  bagus amat. Sama seperti asesoris gelang, kalung, cincin, etc yang dijual di mall mall Indonesia.
Banyak sekali rombongan turis disini.
Karena belum makan kami masuk ke salah satu gerai dan makan disana.

Selanjutnya seharusnya kami menuju ke Wulin rd (fashion) atau ke Hefangjie (snack or antique market), yang kata dekat dengan Wushan square, tapi sepanjang mata memandang sama sekali tidak menemukan jalan menuju ke sana. Entah kita yang ga bisa baca peta or info dari mbah google kurang akurat.

Jadi saya masuk ke Information center di Wushan Square.
Ada 1 orang bule cewek yang menggagumkan, dia juga bertanya petunjukkan arah, in Chinesse, Wow… dan spellingnya tepat, tidak aneh, keren… Pertama kali saya berjumpa dengan bule yang fasih berbahasa mandarin. Lebih fasih daripada saya keliatannya.

Saya ambil map in English dan Chinese. Bertanya petunjuk arah ke petugas, dan minta digambarkan dipeta. So kita jalan mengikuti petunjuk dipeta. But you know what, petanya ga sama, dan peta yang akurat adalah peta in Mandarin. Untung bisa baca, kalo ga, bisa jalan tak tentu arah nih…..

Hopeless, tidak bisa menuju kea rah Wulin rd, saya bertanya di loket Informasi. Yang petugasnya tidak bisa ngomong English. Dan saya tanya dimana bisa beli baju, ditunjukkan kalau didepan banyak mall, bisa beli sana.

Ok, jadi kami berjalan kearah mall itu. Mallnya keren, ada banyak gerai, baju Ok, saya koq lebih senang beli di mall yah, ga perlu nawar hehehe…. Dan enaknya belanja di mall, kalo ada diskon, harga bisa murah.
Tapi semurah murahnya harga disana, sama koq sama di Indo.
Saya beli kaos Baleno, harga diskon 50%, jadi CNY 40. Sama harganya kalo beli di SOGO, kalo counter Baleno lagi ada diskon 50%.
Barang barang dimall juga sama dengan di Indo, harga juga kurang lebih sama. Nothing special.

Kami makan malam discounter food court ini. Harga makanan disini tidak murah, saya pesan bubur polos CNY 13. Dan saya pesan jus mangga harganya CNY 18. Dan setelah selesai minum itu jus, langsung batuk. So tidak rekomen minum es disini.
Jam setengah 7 kami kembali ke Hangzhou railway.

Mau naik taxi, ampun susahnya, jadi kami sambil berjalan sambil menyegat taxi..
Akhirnya kami naik bajaj Cina, setelah tawar menawar disepakati  CNY 20 ke Hangzhou railway. Abang bajajnya ngebut.
Sampai di railway station, kami tidak diturunkan didepannya persis, tapi di depan Goethe hotel (hotel ini letaknya didepan Railway station).

Saya bertanya ke satpam hotel (yang lagi berdiri didepan) dimana letak bis ke airport dan dimana loket tempat penjualan tiket bis ke airport. Yang ternyata loketnya kayak loket hansip, kecil banget, letaknya ditempat parkiran bis bis, persis didepan hotel.
Ya udah langsung ke sana beli tiket bis ke airport CNY 25 (tidak ada jadwal keberangkatan bis, jadi kami hanya disuruh menunggu).

Selesai beli tiket kami bergegas masuk ke railway, ambil bagasi, bongkar muat, ke toilet, lalu kembali ke tempat beli tiket bis airport.
Dengan jalan kaki (tanpa koper) dari loket bis menuju ke railway station kira kira 5 menit lebih. Dengan bawa koper bisa jadi 2 kali lipat lebih.
Itupun saya sudah jalan super cepat, takut ketinggalan bis airport.

Informasi tentang Hangzhou Xiaoshan Airport :
Chinese Name: 杭州萧山机场
Airport Code: HGH
Website: http://www.hzairport.com/
Address: On thesouthern bank of the Qiantang River; 27 kilometers from downtown Hangzhou.
Chinese Address: 杭州市萧山区 
Teman saya sudah gempor ketinggalan dibelakang. Waktu sampai di depan hotel Goethe, sudah terlihat bis airport masuk menuju ke tempat pemberhentian bis (bis berwarna putih). Saat kami menyebrang jalan masuk ke lokasi bis, penumpang sudah naik, kurang 100 meter pintu bagasi sudah ditutup. Saya melambai lambaikan tangan kearah petugas, maksudnya tunggu kita….

Ternyata bis sudah penuh, hanya tersisa seat dipaling belakang, dan setelah kami masih ada 2 orang cewek yang naik. Then bus full. Saya bilang ke kondektur bis, kalau saya turun di gate international. Tapi dia kurang mengerti sepertinya. Ya sudahlah, yang penting sudah di bis dan on the way to airport.
Jam menujukkan pukul 8 malam lebih, flight kami jam 00.15, jadi masih ada spelling waktu lama.

Perjalanan ke airport kurang lebih 40 menit ke Hangzhou Xiaoshan International Airport. Waktu sampai airport sedang hujan deras, dan kami semua turun di gate domestic, tempat yang memungkinkan turun tanpa kehujanan. Tapi dari sini bisa masuk ke gate International.

Airportnya besar, luas, bersih, tapi kursi untuk duduk ga ada. Kami masuk ke toilet, berbenah, ganti baju, cuci muka, sikat gigi, persiapan tidur didalam pesawat. Setelah itu window shopping. Ada 1 snack yang wajib beli kalau berkunjung disini, karena tidak bisa beli bebek peking (exp date 7 hari dari tanggal produksi), ada snack bebek peking (exp date 2 bulan dari tanggal produksi) dalam bentuk sachet kecil. Mahal sih 1 paknya, isi 30 atau 40 sachet, kalau ga salah inget hampir CNY 100 (mungkin CNY 97), maklum beli di Airport, kalo beli diluar pasti lebih murah.

Ada 2 macam, tidak pedas dan pedas. Direkomendasikan yang pedas. Dan menurut adik saya yang makan, enak, good quality. Saya juga beli biji teratai yang sudah dipacking dalam sachet, yang katanya cocok untuk panas dalam. Penyajiannya bisa langsung disajikan dengan air panas atau air dingin. Kalau suka manis bisa ditambahkan dengan madu.
Saya sudah minum, dan rasanya tidak mengecewakan, enak sekali sih tidak, tapi bisa diminum koq. Apakah khasiatnya bagus or ga, saya juga ga tau, ga terasa apa apa.

Setelah itu kami antri dicounter check in Jetstar. Tapi counter belum dibuka (counter baru buka 2 jam sebelum board), jadi kami antri dikursi ruang tunggu. And again saya lanjut drakor A Gentlemen Dignity J.

Setelah counter check in buka, kami antri, lumayan lama juga sih antrinya.
Setelah itu kami langsung ke imigrasi, stamp passport, tunggu di ruang tunggu. Dan tidak ada 1 pun counter yang uka, semua sudah tutup karena flight kami tengah malam. Hanya ada 1 kafetaria yang buka, saya beli hot chocolate karena ngantuk tingkat berat. Harganya alamak mahal banget CNY 58.

Flight agak delay, akibat ada salah satu penumpang anak kecil yang jatuh dan kepalanya berdarah, jadi kami semua harus menunggu sampai masalah anak itu diselesaikan. Koq untung yah masih ada dokter di airport, sudah tengah malam soalnya.

Kalo ga salah saya dapat seat nomor 20. Bayangan saya pesawatnya bakalan sama kayak Airasia X. tapi ternyata flightnya sama seperti pesawat dari Surabaya ke Singapore. Dari Sub – Sin, biasanya dapat snack muffin or roti dan air minum. Tapi di Flight ini tidak.
Jadi untuk flight perjalanan jauh, saya sama sekali tidak rekomendasi naik Jetstar.
Kursinya juga sepertinya lebih kecil, saya lebih bisa tidur naik Airasia X, dibandingkan naik Jetstar.
Ga salah, kalo banyak orang komen jelek ke penerbangan ini.
Jetstar cuma cocok buat flight jarak pendek.

Terbang kira kira 1 jam, pemandangan langit bertaburan bintang memanggil saya, saya duduk disebelah jendela. Tapi mata sudah ngantuk berat dan gempor abis, jadi saya tidur zzzzzzzz….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar