Tampilkan postingan dengan label Wuzhen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wuzhen. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 November 2012

Perjalanan ke Hangzhou dan Wuzhen - Dongzha


Hangzhou, Sabtu, 24 Agustus 2012

Hari terakhir di Cina.
Pemandangan dari jendela kamar Guesthouse

Bangun pagi, mandi, langsung bilang ke pemilik guesthouse kalo kita mau sarapan pagi. Karena kita tamu yang paling pagi bangun, masakan belum siap.
Meskipun tidak bisa bahasa mandarin, tidak perlu khawatir, karena ada menu in English. Jadi kami order roti tawar n telur mata sapi. Karena saya vege, saya tidak berani makan bubur yangdisediakan. Sedangkan teman saya tidak suka makan bubur.
Lt 1, kamar Guesthouse tempat aku nginap

Selesai breakfast, saya cuma keliling disekitar guesthouse saja, tidak sampai kebelakang.  Jalan sampai ke belakang, dengan menikmati view perlu waktu 45 menit. Alternatif lain keliling naik boat, tarif per boat CNY 120. Karena masih pagi, jadi tidak ada boat.

Malam hari Xizha terlihat romantic, penuh dengan lampu, artistik.
Pagi hari Xizha, tampak seperti kampung kota air kuno yang cantik.
View dua duanya bagus. Kalau berjalan sampai kebelakang ada pagoda, saya kurang tau pagoda itu baru dibangun atau sudah lama, dan ada pound yang keren.
Perahu untuk keliling di Zixha

Karena hari terakhir dan masih ada tempat lain yang harus dituju, jadi kami tidak keliling sampai belakang. Selesai makan check out, kembali ke receptionist, ambil uang deposit, langsung jalan ke pelabuhan (bukan pelabuhan sih, lebih tepatnya ke tempat parkir perahu).

Ada rombongan keluarga dari Hongkong bersama sama dengan kami menyebrang.
Sampai dipenyebrangan, ada ruangan dengan replica kehidupan masyarakat Xizha jaman dahulu kala, sampai jaman sekarang.


Kami masuk sebentar, keliling disana, foto foto di gate dan air mancur di depan lobby.
Lobby Xizha sangat keren, langit langit lobby tergantung lampion naga yang besar.

Tujuan selanjutnya, kota air lain selain Xizha, yaitu Dongzha.
Dari Xizha menuju ke Dongza, tersedia bus gratis. Cukup ngantri di bus stop, disana ada jadwal keberangkatan bis dari Xizha menuju ke Dongza.

Sampai di bus stop ternyata bis sudah datang, dan tidak menunggu sampai bis penuh, bis berangkat sesuai dengan jadwalnya (happy, no need to wait any longer).
Perjalanan hanya sebentar kira kira 15 menit sudah sampai di Dongzha.

Karena sudah beli tiket Xizha Dongzha kemarin, jadi kami langsung masuk tidak beli tiket lagi.
Begitu masuk rute seharusnya, belok ke kiri , tapi kami belok ke kanan.  Kami jalan sesuka hati hehehe…
Disana terdapat sebuah kapal apung, yang ada show pertunjukkan kungfu. Sayangnya waktu kami sampai disana jam pertunjukkan pagi hari ditiadakan. Mungkin karena tidak banyak orang yang datang.

Jadi kami melanjutkan perjalanan mengelilingi Dongzha.
Disini banyak toko yang berjualan snack, manisan, teh dan baju. Harga tidak begitu menjulang seperti di Beijing, tapi tetap harus ditawar, min 50%.
Saya cuma beli celana pendek, dengan kain sutra palsu seharga CNY 10 (see harga ga jauh beda sama kalo beli di Indo).
Kios Kios di Dongzha
Dongzha, menurut saya kurang artistik, kurang luas. Secara geografis Xizha lebih luas dibandingkan Dongzha. Di Xizha benar benar ditujukan untuk wisatawan (walaupun ada penduduk local yang tinggal disana), jadi teratur, bagus, bersih. Sedangkan di Dongzha, masih terlihat penduduk lokal  dengan aktivitas mereka sehari hari.

Bedanya masuk Dongzha tidak perlu naik perahu, bisa ditempuh lewat darat.
Dongzha lebih dulu dibuka untuk dijadikan kawasan turis, dibandingkan Xizha. Jadi tidak mengherankan kalo Xizha lebih bagus untuk wisata.
Bangunan mirip, air sungai sama sama coklat hehehe….. Perahu lebih bagus yang di Xizha.

Kami berfoto foto disini, great spot buat foto.
Hanya saja kalau di Xizha desain arsitektur jembatannya lebih beragam lebih bagus, ada jembatan kayu, ada jembatan batu. Kalau di Dongzha hanya jembatan batu saja. Keunikan bangunan rumah kuno juga lebih bagus di Xizha.

One thing for sure, jangan order makanan disini. As I said warna air sungai coklat, dan air itu dipake buat nyuci baju and sayur, OMG….
Ada 1 foto, tempat saya berdiri buat foto, dibelakangnya ada penduduk local sedang cuci baju, tapi saya tutupi hehehe….

Kami mampir ketempat pembuatan kain di Dongzha, salah satu kerajinan tangan penduduk asli. Yang sudah ada sejak jaman dulu kala. Dan ditempat ini pernah dipakai buat syuting film kungfu.

Karena bentuk bangunan sama, dan tidak ada yang special ditempat ini. Kami memutuskan untuk keluar, tapi kami exit dari tempat yang tidak sama, jadi kami bingung, jadi kita putuskan untuk kembali masuk kedalam, dan exit dari tempat kami masuk.
Agak deg degan sih waktu mau masuk, karena tiket masuk dan keluar discan. Tapi waktu kami tunjukkan tiket, ternyata bisa dipakai untuk masuk lagi, leganya….

Entah kalo di Xizha bisa masuk lagi or ga, ga nyoba soalnya.
Seperti tiket kami bukan untuk single entry, jadi bisa masuk dan exit berkali kali.

Disini kami berjumpa dengan banyak sekali rombongan tur local. Kami mengikuti mereka.
Yang menurut info dari guide di Dongzha pernah dipakai untuk pembuatan film perang  kuno, ada foto artisnya.
Pengen sih foto interior rumah penduduk tapi ga berani. Interiornya modern koq, ada sofa, tv flat, kulkas.
Yang pasti kehidupan mereka tidak kuno, walaupun bangunan dan gaya hidup mereka kuno (masih bisa ditemukan penduduk dengan pakaian kuno wanita cina).
Para kakek dan nenek duduk duduk didepan rumah, menikmati angin, sambil ngobrol.

Saat kami hampir mencapai exit, ada rombogan wisatawan dari jepang,seperti rombongan perusahaan. Mereka semua pakai self guide tur (pakai seragam kaos putih), walaupun sudah ada tur guidenya in Japan language of course.
Dan ada keluarga local yang punya anak lucu sekali. Waktu mau difoto sama papanya, mama bilang ketawa, dan anak bener bener ketawa sampai terdengar suara hahaha….how cute…

So kita exit. Karena sudah jalan 8 hari ala backpacker dan makanannya amburadul, jadi energy sudah terkuras dan kurang begitu semangat. Tempat ini bagus layak untuk dikunjungi. Rekomendasi dari salah seorang teman saya.
Kalo ga punya waktu harus pilih Xizha or Dongzha, jawaban saya Xizha.

Kita naik bis lagi kembali ke Xizha. Karena bis menuju ke stasiun bus cuma ada di Xizha. Saya tidak berani tanya tanya ke penduduk local, males and ga mau ditipu.
Sampai di Xizha kita tidak masuk kedalam, tetap di Bus stop menunggu bis menuju ke stasiun bis. Hanya ada 1 bis K350, warna hijau, tarif CNY 1.

Naik bis menuju ke stasiun bis tidak memakan waktu lama kurang lebih 15-20 menit (karena bus stop dibeberapa tempat, menaikkan dan menurunkan penumpang). Bayarnya tidak bayar ke sopir, tapi masukkan koin ke kotak plastic disamping pintu masuk.
Karena kota kecil, maka bis yang tersedia juga kecil, kapasitas 20 tempat duduk.

Sampai di stasiun bis, kami mengikuti orang orang berjalan masuk kedalam stasiun.
Dari pintu masuk langsung terlihat loket, kami beli tiket menuju ke Hangzhou. Anehnya harga tiket koq lebih murah hanya CNY 25, padahal waktu kami berangkat menuju ke Wuzhen tiket bis CNY 30.
Untungnya sudah ada bis yang akan berangkat, jadi kami hanya menunggu kira kira 15 menitan.

Sepanjang perjalanan saya tidur, dan didalam bis panas banget, AC sama sekali tidak terasa. Lebih bagus bis dari Hangzhou menuju ke Wuzhen, AC juga lebih dingin.
Ternyata di dalam kota Hangzhou ada stasiun bis, didaerah Sijiqing. Tau gitu kemarin kita naik bis dari sini aja (saya naik bis dari Hangzhou jiu bao bus station, yang jauuhhh dari west lake, Hangzhou). Ternyata info yang saya dapat dari internet kurang akurat.
Stasiun ini lebih besar dan moresn dibandingkan Hangzhou jiu bao bus station.

Next sop Sijiqing. Tempat apa ini?
Disini ada 2 mall yang terletak bersebelahan. Kami jalan kaki dari Stasiun bis, karena saya melihat tempat ini dekat dengan stasiun bis. Yang ternyata lumayan juga kalo jalan kaki siang siang (jam 11 an), panas. Mending naik taxi aja, paling hanya kena min charge.

Mall pertama, berjualan baju, dan jeans. Baju model out of date dan mahal. Jeans 11/12 sama jeans di Ciampelas. Menurut saya lebih murah kalo beli di Indo, waktu dept store menggelar diskon besar besaran. Kualitas celana juga standar, jadi mending beli di dept store aja kalo pas diskon, merk juga lebih jelas.
Mall ini hanya ada 2 floor, tapi sepi, banyak tenant yang kosong, ga ada yang menarik disini.

Tetangga sebelahnya, mall ini lebih ramai. Khusus menjual sepatu dan tas saja. Ada 3 atau 4 floor (saya lupa), dan sama sekali tidak ada food court atau depot didalam mall. Jadi kalo mau makan ga tau harus makan dimana.
Tas keren, sepatu dan sandal, keren. Ada juga yang obral.
Yah, ada harga ada rupa lah. Harganya juga tidak murah murah amat, kualitas lumayan, ada yang bagus ada yang standar.
Bagi yang mau beli sandal atau sepatu bolehlah disini.

Lantai 1 lebih ramai, banyak diskon, dan sepertinya melayani eceran. Sedangkan yang lantai 2, sepertinya hanya melayani grosir. Jadi penjual di lantai 1 lebih ramah dibandingkan dengan lantai 2.
Saya beli sandal dilantai 2 kayaknya penjualnya ga begitu perlu uang, dengan pembeli kurang begitu ramah. Kesannya acuh tak acuh. Malah ada toko yang hanya mau melayani kalau benar benar ingin beli, kalo ga, ga bakal dilayani.

Kami hanya beli bakpao isi sayur CNY 2 disini, tidak ada yang bisa dimakan.
Next kami menuju ke Wushan Square (salah satu jujugan turis di Hangzhou).
Gambaran Wushan Square, seperti drama Taiwan Love keeps going, episode 14 keatas. Hanya saja saya koq tidak menemukan tempat seperti yang digambarkan yah.

Wushan squre merupakan tempat berjualan asesoris, pernik pernik, dan snack. Tapi sepanjang mata memandang ga ada tuh, asesoris yang bagus  bagus amat. Sama seperti asesoris gelang, kalung, cincin, etc yang dijual di mall mall Indonesia.
Banyak sekali rombongan turis disini.
Karena belum makan kami masuk ke salah satu gerai dan makan disana.

Selanjutnya seharusnya kami menuju ke Wulin rd (fashion) atau ke Hefangjie (snack or antique market), yang kata dekat dengan Wushan square, tapi sepanjang mata memandang sama sekali tidak menemukan jalan menuju ke sana. Entah kita yang ga bisa baca peta or info dari mbah google kurang akurat.

Jadi saya masuk ke Information center di Wushan Square.
Ada 1 orang bule cewek yang menggagumkan, dia juga bertanya petunjukkan arah, in Chinesse, Wow… dan spellingnya tepat, tidak aneh, keren… Pertama kali saya berjumpa dengan bule yang fasih berbahasa mandarin. Lebih fasih daripada saya keliatannya.

Saya ambil map in English dan Chinese. Bertanya petunjuk arah ke petugas, dan minta digambarkan dipeta. So kita jalan mengikuti petunjuk dipeta. But you know what, petanya ga sama, dan peta yang akurat adalah peta in Mandarin. Untung bisa baca, kalo ga, bisa jalan tak tentu arah nih…..

Hopeless, tidak bisa menuju kea rah Wulin rd, saya bertanya di loket Informasi. Yang petugasnya tidak bisa ngomong English. Dan saya tanya dimana bisa beli baju, ditunjukkan kalau didepan banyak mall, bisa beli sana.

Ok, jadi kami berjalan kearah mall itu. Mallnya keren, ada banyak gerai, baju Ok, saya koq lebih senang beli di mall yah, ga perlu nawar hehehe…. Dan enaknya belanja di mall, kalo ada diskon, harga bisa murah.
Tapi semurah murahnya harga disana, sama koq sama di Indo.
Saya beli kaos Baleno, harga diskon 50%, jadi CNY 40. Sama harganya kalo beli di SOGO, kalo counter Baleno lagi ada diskon 50%.
Barang barang dimall juga sama dengan di Indo, harga juga kurang lebih sama. Nothing special.

Kami makan malam discounter food court ini. Harga makanan disini tidak murah, saya pesan bubur polos CNY 13. Dan saya pesan jus mangga harganya CNY 18. Dan setelah selesai minum itu jus, langsung batuk. So tidak rekomen minum es disini.
Jam setengah 7 kami kembali ke Hangzhou railway.

Mau naik taxi, ampun susahnya, jadi kami sambil berjalan sambil menyegat taxi..
Akhirnya kami naik bajaj Cina, setelah tawar menawar disepakati  CNY 20 ke Hangzhou railway. Abang bajajnya ngebut.
Sampai di railway station, kami tidak diturunkan didepannya persis, tapi di depan Goethe hotel (hotel ini letaknya didepan Railway station).

Saya bertanya ke satpam hotel (yang lagi berdiri didepan) dimana letak bis ke airport dan dimana loket tempat penjualan tiket bis ke airport. Yang ternyata loketnya kayak loket hansip, kecil banget, letaknya ditempat parkiran bis bis, persis didepan hotel.
Ya udah langsung ke sana beli tiket bis ke airport CNY 25 (tidak ada jadwal keberangkatan bis, jadi kami hanya disuruh menunggu).

Selesai beli tiket kami bergegas masuk ke railway, ambil bagasi, bongkar muat, ke toilet, lalu kembali ke tempat beli tiket bis airport.
Dengan jalan kaki (tanpa koper) dari loket bis menuju ke railway station kira kira 5 menit lebih. Dengan bawa koper bisa jadi 2 kali lipat lebih.
Itupun saya sudah jalan super cepat, takut ketinggalan bis airport.

Informasi tentang Hangzhou Xiaoshan Airport :
Chinese Name: 杭州萧山机场
Airport Code: HGH
Website: http://www.hzairport.com/
Address: On thesouthern bank of the Qiantang River; 27 kilometers from downtown Hangzhou.
Chinese Address: 杭州市萧山区 
Teman saya sudah gempor ketinggalan dibelakang. Waktu sampai di depan hotel Goethe, sudah terlihat bis airport masuk menuju ke tempat pemberhentian bis (bis berwarna putih). Saat kami menyebrang jalan masuk ke lokasi bis, penumpang sudah naik, kurang 100 meter pintu bagasi sudah ditutup. Saya melambai lambaikan tangan kearah petugas, maksudnya tunggu kita….

Ternyata bis sudah penuh, hanya tersisa seat dipaling belakang, dan setelah kami masih ada 2 orang cewek yang naik. Then bus full. Saya bilang ke kondektur bis, kalau saya turun di gate international. Tapi dia kurang mengerti sepertinya. Ya sudahlah, yang penting sudah di bis dan on the way to airport.
Jam menujukkan pukul 8 malam lebih, flight kami jam 00.15, jadi masih ada spelling waktu lama.

Perjalanan ke airport kurang lebih 40 menit ke Hangzhou Xiaoshan International Airport. Waktu sampai airport sedang hujan deras, dan kami semua turun di gate domestic, tempat yang memungkinkan turun tanpa kehujanan. Tapi dari sini bisa masuk ke gate International.

Airportnya besar, luas, bersih, tapi kursi untuk duduk ga ada. Kami masuk ke toilet, berbenah, ganti baju, cuci muka, sikat gigi, persiapan tidur didalam pesawat. Setelah itu window shopping. Ada 1 snack yang wajib beli kalau berkunjung disini, karena tidak bisa beli bebek peking (exp date 7 hari dari tanggal produksi), ada snack bebek peking (exp date 2 bulan dari tanggal produksi) dalam bentuk sachet kecil. Mahal sih 1 paknya, isi 30 atau 40 sachet, kalau ga salah inget hampir CNY 100 (mungkin CNY 97), maklum beli di Airport, kalo beli diluar pasti lebih murah.

Ada 2 macam, tidak pedas dan pedas. Direkomendasikan yang pedas. Dan menurut adik saya yang makan, enak, good quality. Saya juga beli biji teratai yang sudah dipacking dalam sachet, yang katanya cocok untuk panas dalam. Penyajiannya bisa langsung disajikan dengan air panas atau air dingin. Kalau suka manis bisa ditambahkan dengan madu.
Saya sudah minum, dan rasanya tidak mengecewakan, enak sekali sih tidak, tapi bisa diminum koq. Apakah khasiatnya bagus or ga, saya juga ga tau, ga terasa apa apa.

Setelah itu kami antri dicounter check in Jetstar. Tapi counter belum dibuka (counter baru buka 2 jam sebelum board), jadi kami antri dikursi ruang tunggu. And again saya lanjut drakor A Gentlemen Dignity J.

Setelah counter check in buka, kami antri, lumayan lama juga sih antrinya.
Setelah itu kami langsung ke imigrasi, stamp passport, tunggu di ruang tunggu. Dan tidak ada 1 pun counter yang uka, semua sudah tutup karena flight kami tengah malam. Hanya ada 1 kafetaria yang buka, saya beli hot chocolate karena ngantuk tingkat berat. Harganya alamak mahal banget CNY 58.

Flight agak delay, akibat ada salah satu penumpang anak kecil yang jatuh dan kepalanya berdarah, jadi kami semua harus menunggu sampai masalah anak itu diselesaikan. Koq untung yah masih ada dokter di airport, sudah tengah malam soalnya.

Kalo ga salah saya dapat seat nomor 20. Bayangan saya pesawatnya bakalan sama kayak Airasia X. tapi ternyata flightnya sama seperti pesawat dari Surabaya ke Singapore. Dari Sub – Sin, biasanya dapat snack muffin or roti dan air minum. Tapi di Flight ini tidak.
Jadi untuk flight perjalanan jauh, saya sama sekali tidak rekomendasi naik Jetstar.
Kursinya juga sepertinya lebih kecil, saya lebih bisa tidur naik Airasia X, dibandingkan naik Jetstar.
Ga salah, kalo banyak orang komen jelek ke penerbangan ini.
Jetstar cuma cocok buat flight jarak pendek.

Terbang kira kira 1 jam, pemandangan langit bertaburan bintang memanggil saya, saya duduk disebelah jendela. Tapi mata sudah ngantuk berat dan gempor abis, jadi saya tidur zzzzzzzz….

Rabu, 24 Oktober 2012

Perjalanan ke West Lake dan Xizha


Hangzhou dan Xizha, Kamis, 23 Agustus 2012

Setelah sarapan pagi mie instant Jam 7 pagi kita check out.
Sayang sekali waktu di Shanghai terlalu singkat, tidak bisa eksplor Nanjing East Rd and People’s Park.
Memang kita ga bikin itinerary yang heboh di Shanghai, karena tidak begitu banyak tempat yang bisa kita tuju selain temple and garden (yang juga kita kunjungi dikota lain). 

Seharusnya sih cukup, hanya saja kita kurang bisa memanage waktu.

Karena bawaan kita semakin lama semakin berat, jadi kita naik taxi menuju ke Shanghai Railway. 

Dari penginapan jalan kaki 2 menit sampai ke perempatan jalan raya. Pagi hari naik taxi dari sini cukup mudah. Sebenarnya bisa pesan dari hostel, tapi pihak hostel menganjurkan lebih cepat kalo naik taxi dari jalan raya, karena pagi hari cukup sulit order taxi.

Benar saja, berdiri ga sampe 10 menit sudah dapet taxi. Menuju ke railway CNY 18, tidak ada charge tambahan.

Masuk dalam stasiun scan baggage, dan langsung menuju ke lantai 2 (sudah belajar dari hari kemarin waktu naik kereta ke Suzhou).Oh ya, Lebih murah naik kereta dari Shanghai – Suzhou, daripada Hangzhou – Suzhou, selisih harganya hampir setengah kali lipat. 

Harga tiket one way Shanghai – Hangzhou CNY 93, kita naik train G7381. Masih kurang setengah jam lebih dari jam depart, kita sudah duduk di ruang tunggu.  Sudah banyak penumpang didalam ruang tunggu, entah mereka menginap didalam stasiun atau memang datang pagi. Soalnya ada penumpang yang tidur berselimut.

Begitu ada pengumuman kereta akan berangkat, kita langsung menuju ke peron. Saya lupa ada escalator atau tidak, karena saya pernah naik kereta 1 kali ada escalator tidak perlu naik/turun tangga. Entah itu di Shanghai atau di Hangzhou (mungkin di Hangzhou).

Tempat duduk kami ditengah, dan yang pasti kita ga kuat naikin bagasi keatas. Sepertinya letaknya lebih tinggi dari kabin pesawat. Jadi koper kita letakkan didepan kursi penumpang paling depan digerbong kita (didepannya ada space lebar), dengan posisi tidur (supaya koper ga bergeser). Kita duduk  di no 8. Disana sudah ada beberapa koper, entah koper penumpang yang duduk didepan or koper penumpang yang lain.
Saya memanfaatkan waktu untuk tidur. Saya selalu tidur bila ada kesempatan untuk tidur. Dimanapun dengan akomodasi apapun, simpan energy sebanyak mungkin. Terbangun 2 kali, dan akhirnya sampai di Hangzhou. Lama perjalanan dari Shanghai – Hangzhou 68 menit.

Keluar dari stasiun ini, menurut saya jauh dari modern, dibandingkan dengan Suzhou yang hanya kota kecil, lebih bagus stasiun Suzhou. Disini stasiunnya ramai, dan penuh lautan manusia, lebih parah daripada Shanghai. 

Hangzhou  Railway Station
893 Jiangcheng Road, Shangcheng District, Hangzhou
杭州市上城区江城路893

Tujuan pertama cari tempat menitipkan bagasi, karena hari ini kita stay di Xizha (kota air), out of town. Info yang saya dapat distasiun ini ada tempat penitipan bagasi. Tapi tidak jelas dimana lokasinya, dan jangan harap ada papan petunjuk. Kami berjalan menuju ke exit. Dan sebelum escalator exit (keatas), terlihat tempat penitipan bagasi bawah escalator.  Saya rasa pengelolanya perorangan pribadi bukan fasilitas dari stasiun. Tempatnya kurang lebih seperti tempat penitipan barang kalo ke mall, tapi mereka memiliki sebuah ruangan yang merupakan tempat penitipan bagasi.

Tempat ini tidak berAC, jadi jangan menitipkan barang yang memerlukan pendingin. Jangan bayangkan seperti penitipan bagasi di Airport, dibandingkan dengan KL Sentral saja ga ada apa apanya. Sistemnya manual (seperti kalo titip bagasi di Guest house).  Harga penitipan bagasi per hari CNY 10 (per koper), buka 24 jam. Nota dan no bagasi yang diberikan jangan hilang, kalo ga bagasi yang dititipkan ga bisa diambil. Tidak diminta data nama or no passport pemilik bagasi.

Setelah itu kami berjalan naik keatas, ada escalator dan tangga manual menuju keatas. Ternyata di sebelah kiri escalator exit ada tempat penitipan bagasi. Dan sepertinya banyak orang luar yang menitipkan bagasi disini, karena pake bahasa Inggris, sedangkan penitipan bagasi dibawah, pengelolanya sudah setegah baya, dan jangan harap bisa ngomong Inggris.

Sebetulnya lebih enak titip bagasi diatas, karena kita tidak naik kereta api lagi. Tapi sudah terlanjur. Selain itu tempat penitipan diatas kayaknya full banget, tempatnya seperti etalase dimini market, jadi kopernya sudah terlihat dari depan, dan dari depan tempatnya kecil sekali (ga tau kalo mungkin didalamnya gede).

Tujuan kita West Lake, jujugan tempat wisata di kota Hangzhou. Mau naik bis ga tau nomor berapa, dan tidak ada papan petunjuk sama sekali. Tidak ada petugas yang bisa ditanyai, mau tanya sama orang ga berani takut kalo diboongi. 

Kita jalan ke jalan raya karena disana banyak taxi. Taxi pertama, saya bilang kalau mau ke west lake, tapi malah ditanya mau bayar berapa. Lha koq?, kita langsung ngacir, biar dipanggil juga ogah. Mau naik taxi lain, nyegat taxi, ga ada yang mau berhenti. Ya udah kita kembali masuk ke stasiun naik taxi dari dalam stasiun. 

Kita males naik taxi dari dalam stasiun karena antri banget. Banyak sekali orang local or orang bule yang antri naik taxi. Antrinya menurut saya lebih parah dibandingkan antri taxi di Beijing Capital Airport (mungkin karena kita landingnya dini hari). Naik taxinya dari ruang bawah tanah tempat drop penumpang. Dan ada petugas yang mengatur penumpang yang naik taxi. Jadi ga ada tuh main serobot serobotan.

Padahal taxi yang drop penumpang maupun taxi yang masuk kedalam banyak, tapi antrian tetep panjang. Rata rata yang antri taxi orang yang lumayan, orang bisnis, mungkin sudah biasa antri taxi disini, karena ga ada yang terlihat mengeluh dengan panjangnya antrian. Lebar lorong antriannya cuma 2,5 meter, yang naik taxi, ada kali 250 lebih orang (ini bener, saya tidak melebih lebihkan), jadi kebayangkan antriannya. 
Penumpang kereta yang baru datang dan mau naik taxi berdatangan, banyak juga penumpang yang sudah naik taxi, tapi antrian ga abis abis.

Antri taxi kira kira 20 menit lebih. Begitu naik taxi, saya minta diturunkan di Hotel Hyatt – jalan Longxiang Road, tujuan Hangzhou Bus IC Card Service centre.

Hangzhou Bus IC Card Service centre
20 Longxiang Road (long xiao qiao)
 龙翔路20

Sudah saya beri map, dan alamat dalam bahasa mandarin, tetep aja supirnya bingung (dia ga tau Hyatt, dan saya tidak tau bahasa mandarinnya Hyattt apa, cape deh). Entah beda istilah atau Mbah Google ga akurat.  Saya lupa berapa ongkos naik taxi ke sini, perjalanan kesini kurang lebih 20 menitan.

Pengalaman saya selama backpacking ke Negara Negara di Asia, cuma di Cina aja yang infonya ga akurat. Padahal kalo dinegara lain, apa yang tertulis di Google yang itu kenyataannya. Disini, walaupun waktu searching saya sudah pake bahasa mandarin tetep aja ada yang miss. Makanya turis yang ga bisa bahasa mandarin jarang berpergian ke kota kecil di Cina, selain Beijing dan Shanghai.

Back to my trip…

Kenapa saya minta diturunkan disana. Karena saya berencana mengelilingi west lake naik sepeda. Dan untuk bisa sewa sepeda pake kartu yang namanya IC Card (beda dengan IC Card di Beijing).  Loket IC Card dekat dengan hotel Hyatt, dan disitu titik point ujung kanan dari west lake, dan dari sana tempat yang bisa saya susuri juga lebih banyak.

Akhirnya kita diturunkan di dekat hotel, ga tau apa nama hotel itu, yang pasti di jalan Longxiang Road. Perempatan jalan yang ada hotel dan terdekat dengan west lake.

Loket kios IC card banyak terdapat disekitar west lake. Loketnya kecil, cuma ada 1 petugas saja and kagak bisa ngomong Inggris (tepok jidat). Saya ga tau sudah berapa kali ngomong aigoo (mengeluh, dalam bahasa korea) selama trip saya di Cina, setiap hari pasti keluar kosa kata itu.

Cara dapetin IC Card, deposit CNY 300, dan dikasih nota, yang mencatat nama dan no passport. Data di passport harus sama, karena waktu refund kartu, deposit akan dikembalikan setelah dikurangi dengan biaya pemakaian, dan dicocokkan dengan data passport. Dan kartu IC Card bisa direfund diloket manapun. Oh ya loket hanya buka sampai jam 4 sore. Kalo yang di 20 Longxiang Road (long xiao qiao) - 龙翔路20 buka dari jam 06.00 – 20.00 (ini info dari internet, keakuratannya saya tidak tau).

IC Card bisa dipake buat sewa sepeda, naik bis, naik taxi.

Tips sewa sepeda, sebelum benar benar sreg dengan sepeda yang dipilih jangan tap kartu IC Card. Karena kalo tidak cocok, pertama sepeda harus dikembalikan dulu, kartu ditap (info kalo sepeda sudah dikembalikan), baru bisa pilih sepeda baru.
Cari tempat lowong untuk bisa balikin sepeda sulit.
Lihat jok tempat duduk, cek rem, dan yang penting perhatikan bannya. Rata rata ban disana kempes. Jalan disepanjang danau naik turun.

Sebenarnya saya mau menuju ke duan qiao (jembatan patah), jembatan ini sangat popular karena serial Siluman Ular Putih (pertemuan suxian dan bai sucen). Tapi saat saya bertanya arah ke petugas, petugas memberikan arah yang salah. Pelajaran : Jangan percaya dengan orang local, lebih baik bawa peta.

Ternyata arah kita menuju ke ories singing willow, taman pohon willow. Sebelum sampai disana kita stop disetiap tempat yang ada tempat parkir sepeda. Cara parkir sepeda, boleh dipinggir jalan yang memungkin untuk parkir, atau ditempat yang sudah disediakan. Jangan lupa gembok sepeda, dan setiap sepeda ada serial numbernya, jadi jangan khawatir sepedanya tertukar atau diambil orang lain. Yang pasti sepeda di Hangzhou dibandingkan dengan yang saya naik di Beijing, kalah jauh. Yang di Beijing sepeda baru, plastiknya masih belum dibuka sama ownernya, yang disini, sepeda baru or lama ga ngaruh, yang penting ban ga kempes.

Mula mula di pinggir danau, ga tau apa nama tempat itu, yang pasti ada lambang UNESCO. So berhenti snap picture, and jalan kaki keliling danau. Baru jalan 5 menit, diujung kanan danau tiba tiba ada pertunjukkan air dipinggir danau. Ga tau kalo malem pake sinar laser or ga. Yang pasti permainan airnya lama and keren. Waktu ada pertunjukkan air, ada 1 perahu melintas, seandainya waktu itu lagi naik perahu, wow…. membayangkan betapa bagusnya melihat pertunjukkan air dengan jarak yang super duper dekat.

Kita tidak berlama lama disana karena masih banyak tempat yang harus dituju, dan waktu yang kita punya cuma sampe jam 3 sore. So lanjut naik sepeda, sampai kelihatan ada temple, kita parkir dan mampir. Seperti temple ini untuk salah satu pejabat, tapi ga tau siapa. Tempatnya juga dipinggir danau. Terus terang menurut saya lebih bagus keliling danau jalan kaki daripada naik sepeda. Karena kalo jalan kaki kita bisa keliling dari dalam, sedangkan sepeda dilarang masuk didalam, jadi kita keliling dari jalan raya. 

Kalau tempat yang dituju jauh, tinggal tanya informasi di loket, (di setiap spot pasti ada loket information), naik bis nomor berapa, it’s easy. Masuk kedalam temple itu tidak bayar, foto foto bentar trus cabut lagi. Ga enak kan. Lebih enakan jalan kaki keliling danau. 

Dari jalan raya tidak ada pemandangan yang bagus, cuma jalan aja. Banyak juga sih turis or orang local yang naik sepeda disini. Tapi saya tidak rekomendasi, walaupun satu hari saya bisa kembali lagi kesini, saya tidak akan naik sepeda.

Lanjut perjalanan, permukaan jalan sedikit menanjak, ban rada kempes, jadi goesnya juga lumayan.  Goes sampai  kita kelihatan ories singing willow, kita masuk kedalam. Tamannya bagus banyak pohon willow. Dan yang saya sukai pohon willownya berjuntai juntai, like it.

Tidak eksplore sampai kedalam, karena cuma pohon willow saja, nothing else, jadi kita jalan 20 menitan, trus kembali lagi ke jalan, lanjut ke stop selanjutnya. Lei feng ta, pagoda tempat bai sucen dikurung. Kalau mau kembali menuju ke Duan qiao naik bis sudah ga keburu, selain jalannya macet banget, waktu juga ga memungkinkan.

Sebelum sampai Leifeng ta, kami mampir ke toilet, tapi bukan toilet umum dijalan, melainkan bangunan toilet umum. Toiletnya “wow” luar biasa pesingnya. Apalagi toilet di pinggir jalan yah yang model toiletnya kayak container, ga kebayang deh.

Sampai Leifeng ta mulai gerimis. Kita bergegas masuk, beli tiket CNY 40. Masuk kedalam pagoda ada 2 cara, naik tangga manual – yang tingginya ampun dah. Atau naik escalator berjalan, of course kita naik escalator.

Ternyata Leifeng ta yang saya lihat gambarnya di internet dengan yang ada sekarang beda. Leifeng ta yang asli cuma puing puing reruntuhan, jadi cuma liat batu doang – oalah….. Dan dipinggir setiap lantai ada computer yang menjelaskan sejarah pagoda ini. 

Kami naik kelantai 2, pemandangan sama dengan lantai 1. Naik lagi ke lantai 3, ga ada apa apanya, kalau mau naik sampai ke lantai paling atas, saya lupa mungkin lantai 5, disediakan lift tabung. Kebetulan kita berbarengan dengan turis dari Tibet, nyonya nyonya kaya, tapi kelakuan naik lift yah sama aja, berebutan *garuk garuk deh, selama disini ga ada enjoy enjoynya*.

Karena habis hujan, jadi berkabut, so pemandangannya ga keliatan *cape deh*. Walaupun dapet spot tempat yang keren and bagus tetep aja background putih alias kabut. Disini ketemu sama rombongan turis anak sekolahan dari Japan, - alamak study tour aja ke Cina, jauh amat - . Dulu pas sekolah study tour paling jauh, paling nyebrang pulau ke Bali, selebihnya cuma dipulau Jawa *nasib*.

Sudah jam 2 siang perut sudah keroncongan, and ga ada tempat yang bisa disinggahi buat makan, jadi jajan jagung rebus diwarung depan pagoda CNY 5 (mahal ya). Setelah itu kita balikin sepeda, dan refund IC Card, biaya sewa sepedanya cuma CNY 3, murah, tapi ga worth, tau gitu kita naik bis aja *nyesel.com*.

Nih sekedar informasi tempat keren yang bisa dikunjungi di West lake :
Duanqiao, Autumn Moon over calm lake (tempat yang satu ini keren), Yue Fei Temple (Jendral ternama, dan katanya masih ada jasad aslinya disana), Lingyin temple, Botanical garden + Twin peaks piercing the cloud, Viewing fish at Flower pound, Yue wang Temple, Liu He pagoda, Lei feng pagoda, Orioles singing in the willows.
Dan kita cuma bisa visit Lei feng pagoda, Orioles singing in the willows aja.

Tapi kayaknya kalo mau kesini ikut tur khusus west lake, or sediakan waktu full day buat keliling danau atau keliling west lake naik kereta.

Next destination : stasiun bis, mau naik bis ke wuzhen. Nari taxi dari sini sulitnya bukan main, selain jalan macet, kebanyakan taxi sudah ada penumpang. Sambil jalan tanya ke loket informasi yang menyarankan untuk naik dari jalan yang lain, karena tidak boleh stop disepanjang jalan, ada kamera CCTV jalannya. Baru pertama kali saya lihat begitu banyaknya kamera CCTV jalan, and splashing setiap beberapa detik *keren*.

Akhirnya setelah jalan 20 menitan kita dapet taxi, minta dianterin ke Hangzhou East Bus Station, karena info hasil googling yang menyesatkan. Seharusnya minta diantar ke Hangzhou Jiu Bao Station sudah cukup.
Info dari google bahwa bis dari Hangzhou Jiu Bao Station ke wuzhen sudah tidak ada , jadi kudu naik bis dari Hangzhou East Bus Station (seperti nya hampir luar kota), jauh banget. Perjalanan naik taxi ke sini 40 menit-an, CNY 74.

Oh ya, sekilas info naik taxi jam 3 sore disini sulit. Karena jam 3 sore, jam pergantian shift sopir taxi.
Info tarif taxi di Hangzhou :

day time
Flang fall (3km)
  10.00
After 3  - 10km
   2.00
> 10 km
   3.00
Fuel surchage
   1.00

Hangzhou East Bus Station
71 Genshan West Rd
杭州长途汽车东站
良山西路71

Hangzhou Jiu Bao Station
杭州客运中心
Hangzhou Central Coach Bus Station
No.3339, East Desheng Road, Jianggan District, Hangzhou
九堡镇德胜东路3339

Turun dari taxi bingung, karena sudah lama ga ke stasiun bis, terakhir ke stasiun bis Purbaya – Surabaya tahun 1989 an. Jadi lumayan tolah toleh disini. Kita ikut orang orang jalan masuk kedalam gedung. Yang ternyata beli tiket bisnya antri. And tiket bis boleh beli untuk trip lain hari.

Kalo bingung ada papan billboard yang luar biasa besar, menunjukkan skedul bis.
Tujuan kita 烏鎮 (wu zhen) - www.Wuzhen.com.cn -. Tinggal bilang tujuan ke petugas, trus akan dikasih tau harga, kita pasrah aja dikasih jam berapapun juga boleh (ga tau skedul bis sebelumnya), hanya ada info kalo frekwensi keberangkatan bis setiap jam ada. Kita dapat tiket jam 4 sore. Ditiket sudah tertera no duduk didalam bis, nomor gate bis. Harga tiket CNY 30. Ini cara paling murah dan tercepat ke烏鎮, kalo naik train ke kota Jiaxing, sampai distasiun, masih harus naik  bis lagi 1 jam-an.

Info tentang 烏鎮 : http://www.wuzhen.com.cn/jqjs/jqjs_yldt_2.htm

Setelah itu kita naik ketas, ke ruang tunggu bis (ini juga ikutan orang orang). Ruang tunggunya lumayan, bersih, saya ke toilet dulu sebelum berangkat, lama perjalanan kurang lebih 1 jam. Seperti biasa saya tertidur, jadi tidak tau bagaimana pemandangan menuju ke tempat ini, ditaxi tadi saya juga tidur.

Bus delay 10 menitan, akibat ga tau kemana supir bisnya hehehe…. Disini naik bisnya dari gate, jadi ada petugas (petugasnya cakep euy… tapi ga berani ta foto) yang minta karcis, trus dilubangi (mirip kayak kondektur kereta api), baru kita boleh lewat gate naik ke bis. Jadi ga rebutan.
Para penumpang rata rata turis juga, ada rombongan dan Hongkong , dan turis local lainnya. Semuanya self travelling.

Ada 2 tempat kota air yang bisa dituju disini : Dongzha (lebih dulu dibuka) dan xizha (lebih besar dan bagus dikunjungi waktu malam hari, apalagi kalo tinggal didalamnya).

Sampai di kota 烏鎮, sudah terlihat perbedaannya. Jalan lenggang, kota ini sepi, benar benar kota kecil.  Dari stasiun bis, kita bingung mau naik bis no K350 ke xizha, tapi ga keliatan tempat bus stopnya. And kita ga berani stop disana selain banyak orang yang menawarkan jasa mengantarkan ke tempat tujuan, juga suasana sepi. And saya tidak punya informasi apa apa tentang tarif angkutan menuju ke xizha, jadi kita cuma jalan saja.

Sampai ada becak yang sopirnya cewek, menawarkan jasa, tarif yang dipatok juga mahal dibandingkan bapak bapak sebelumnya , tapi kita takut sih, jadi naik yang pengendaranya cewek. Harga becak CNY 25, becaknya pake motor, tapi kita duduknya dibelakang sopir. 

Sopir sama sekali tidak percaya kalo kita orang asing, dia berkali kali melihat kita dan menawarkan penginapan serta rumah makan. Walaupun saya sudah bilang kalo kita sudah book di xizha, tetep aja ditawarin, dengan berdalih kalo penginapan di xizha lebih mahal dibanding Dongzha. Memang sih lebih mahal, tapi lebih worth  dan lebih bagus. 

Kami diturunkan di gate depan (tempat parkir mobil, yang luas banget), untuk masuk kedalam harus jalan kaki. Ini juga ikut orang lain, soalnya ga ada petunjuk arah. Dari gate depan jalan kaki sampai mentok, trus belok kiri sudah terlihat gedung reseptionistnya. Keren…

Karena sudah book kita langsung ke meja receptionist, dan diberi map menuju ke penginapan, saya juga minta petunjuk tempat yang bagus untuk dikunjungi malam hari di dalam. Bayar penginapan CNY 340, deposit key CNY 500, plus beli tiket masuk ke Xizha dan Dongzha CNY 150.

Setelah itu ke dermaga menunggu perahu kayu untuk mengatar kita masuk kedalam. Tukang perahunya dayung pake tangan, benar benar tradisional, suasana sunyi, pemandangannya cantik.
Tempat yang satu ini bener bener rekomen deh. Don’t  forget to visit it. Ini juga rekomen dari salah satu teman yang sudah pernah berkunjung ke sana. 

Naik perahu tidak sampai 10 menit sudah sampai di tujuan.
Liat ice cream cone, jadi pengen walaupun rada batuk, saya tetep beli ice cream, abis pengen. Tapi makan es disini ga bikin batuk, malahan batuk saya hilang. Harga es CNY 10.

Muter muter cari penginapan, tempat ini crowded banyak anak sekolahan yang datang berkunjung dengan teman teman. Banyak jembatan batu dan jembatan kayu disini. Akhirnya sampai juga diguesthouse kita. Pemiliknya ramah, dan interiornya seperti hotel bintang 5. Guesthouse ini sangat rekomendasi, saya book dari www.ctrip.com.

Waktu book minta kamar dengan twin bed, harga promo CNY 340 (no river view), book berhasil. Sejam kemudian dapat international call dari ctrip yang mengabarkan kalo room yang saya book sudah habis, ditawarkan room dengan double bed, tapi harga sama. Keren deh, seumur umur book, baru kali ini ada yang kayak gini, biasanya paling replay by email aja.

But you know what, kita dapat room dengan river view, dan juga guesthouse kita paling depan no 1A, hahahaha, jadi ga usah jalan jauh jauh. Receptionis depan juga bilang, wah beruntung sekali dapat room didepan.

Langsung taruh bagasi, cuma bawa kamera dan duit buat jalan jalan keliling xizha. Tempat ini keren banget, sayang kamera saya cuma kamera poket bukan kamera SLR, rata rata yang kesini pada bawa kamera SLR, bahkan ada yang bawa tripod…ckckckck…niat banget. Tapi memang viewnya keren, dan tidak banyak tempat yang bisa menawarkan pemandangan malam seperti ditempat ini.

Didalam ada juga tempat berjualan souvernir, tapi kita tidak mampir, karena tidak tertarik untuk beli. Jalan jalan sampai perut keroncongan, mampir ke salah satu depot. Rumah makan disini laku, dan banyak yang habis. 

Sebelumnya tanya dulu dimenunya menyediakan nasi ga, soalnya ada depot yang cuma jualan mie.
Akhirnya kita dapat rumah makan, dan harus naik ke lantai 2, soalnya lantai 1 sudah full. Dan saya cuma bisa makan bubur saja, soalnya ga ada menu vegenya. But it’s ok, saya bawa lauk. Makan malam saya CNY 10.
Sehabis makan jalan sampai no 60 (no Guest house), lalu kita kembali. Info yang saya dapatkan hasil google, kalo malam lampu dimatikan, ga tau jam berapanya. Tempat ini bagus sekali, seperti tempat histori. Info dari internet kalo kota ini merupakan perkampungan kuno asli jaman dahulu, dan setelah dipermak oleh pemerintah Cina jadi keren.

Tempat tempat yang bisa dikunjungi di Xizha :
Former Residence of Mao Dun, Xiuzhen Guan (Temple), Xiuzhen Guan Stage, Roofed Corridor, Local Housing, Aged Ginkgo Tree, Pagoda.