Kamis, 17 Mei
2012
Korea Folk
Village – Sinchon - Banpo Bridge
Mendarat di
Incheon jam 06.20 pagi. Langit di Incheon masih gelap.
Karena kondisi
masih mengantuk plus kurang bisa tidur karena iringan musik tangisan sepanjang
perjalanan, jadi saya tidak begitu memperhatikan kondisi airport.
Incheon airport -
dari tempat pesawat landing, kami diarahkan naik kereta +/- 5 menit untuk
menuju bangunan induk. Cara ini mirip seperti airport Hongkong.
Sebelumnya kami
mampir dulu ke toilet, berbenah, ganti baju, dandan, maklumlah cewek. Selain
itu alasan utama karena di Seoul terkenal modis modis, jadi kita kan ga mau
keliatan jelek, jadi kudu tampil cakep juga walaupun trip ala backpacker.
Perjalanan ke
arah imigrasi mirip atau menurut saya sama persis dengan airport Tao Yuan,
panjang, sunyi, view disamping kiri pesawat yang sedang parkir. Antri imigrasi
padat, padahal kita sudah dandan setengah jam lebih.
Kartu kedatangan
dari pesawat harus diisi selengkap lengkapnya, kalo ga ditolak, disuruh baris
kembali untuk mengisi. Disini kami juga diwajibkan untuk finger print dan
difoto.
Setelah selesai
proses imigrasi, kami turun ke lantai bawah. Dibawah kami sarapan nasi putih
yang sudah kami beli di Suria KLCC plus lauk yang kami bawa dari Indonesia.
Teman saya beli
kartu telepon dengan harga won 10.000, yang rencananya akan dipakai buat telpon
ke Indonesia. Akan tetapi telpon yang dipakai untuk telpon tidak bisa nyambung.
Alhasil kartu telponnya tidak terpakai sampai kami pulang kembali ke Indonesia.
Kami naik subway
menuju ke penginapan. Karena naik subway jauh lebih murah daripada naik bis.
Naik bis dari Incheon menuju Seoul tarif Won 10.000, sedangkan naik subway
hanya Won 4.350, plus refund kartu Won 500, jadi tarif hanya Won 3.850.
Bagi yang punya
elektronik android, sangat saya sarankan untuk download Metroid Korea sebagai
panduan (Korea Subway).
Program Metroid
ini sangat membantu yang bisa memberikan info rute terpendek, tarif, lama
perjalanan, berhenti diberapa stasiun.
Oh ya, sebagai panduan saya berpergian ke Korea saya belajar bahasa korea
basic yang sekiranya bisa membantu saya. Berikut webnya : http://www.linguanaut.com/english_korean.htm
Semoga bisa membantu.
Kami menginap di
Shinchon Hostel, book via booking.com.
Alamat : 90-15
Daehyeon-Dong, Seodaemun-Gu
Web : www.sc-hostel.com
Menuju ke
penginapan bisa ditempuh melalui 2 cara :
- Airport bus # 6002, naik dari gate 5B/12A, get off at Ehwa Woman Univ.
- Subway dari Incheon change train at Hongik Univ, then continue to Ehwa Women Univ.
Perjalanan dari
Incheon ke Ehwa Woman Univ +/- 1 jam, sama dengan naik bus. Hanya saja naik
subway lebih terjamin dibandingkan naik bus. Karena naik bis trafic jam tidak
bisa diprediksi.
Dari Incheon
turun di Hongik Univ, lalu change train to Ehwa Woman Univ, (dalam bahasa
korean Ehwa = Idae) hanya 2 stop dari Hongik Univ. Disini kami beli T-Money
card. Karena saya tidak tau mesin yang mana yang jual T-Money, jadi saya beli di
Kantor Informasi Subway. Kartu T-Money, harga Won 2.500, tidak bisa direfund.
Sekilas info
tentang subway di Seoul. Untuk subway lama (subway korea sudah ada sejak tahun
1990 an) – terutama pusat kota, subway tidak pakai eskalator, tangga manual.
Untuk stasiun subway baru pakai eskalator.
Apabila bawaan barang
banyak, daripada jalan sampe gempor bawa bawaan yang banyak, barang bisa
dititipkan diloker (ada di stasiun subway).
Cara titip lihat
di : http://www.visitkorea.or.kr/ena/TR/TR_EN_5_1_4.jsp
Saya masuk ke
kantor, bertanya ke petugas yang sedang berjaga,
Me :“Annyeonghaseyo, Yong o hal jul aseyo?”
“ 안녕하세요, 영어할 줄 아세요?”
artinya, hallo,
bisakah anda berbahasa Inggris?
Officer :“Jamkkanmanyo !”
“잠깐만요!”
Artinya, sebentar
– lalu dipanggilan petugas yang bisa berbahasa Inggris.
Me : “I would
like to buy 4 T-Money card”
Info T-money bisa
dilihat di : http://www.visitkorea.or.kr/enu/TR/TR_EN_5_4.jsp
Kemudian saya
tanya petugas untuk merefundkan card yang saya beli dari Incheon. Ternyata ada
mesin khusus untuk refund card, mesin tidak gabung dengan mesin reload
T-Money. Begitu kartu dimasukkan
langsung keluar won 500. Tapi saya tidak tau bagaimana cara proses refund,
karena yang merefund smua card kita petugas.
Berikut Seoul
Subway route : http://ihpst2012.snu.ac.kr/images/subwaymap_english.jpg
Dari Ehwa Subway kami
exit dari exit 2, disini sudah tidak ada eskalator, untuk keluar dari Subway
harus naik tangga, tapi hanya sebentar. Berdasarkan petunjuk dari Shinchon
Hostel kami mencari penginapan, dan menemukannya hanya 5 menit jalan kaki dari
subway.
Dalam perjalanan
ada seorang cewek yang tau kalo kita turis asing, mungkin liat tentengan koper
kita kali, dia mencoba membantu kami untuk menemukan alamat yang kami cari,
walaupun saat itu saya tidak bertanya.
Intinya orang
Korea baik, mereka bersedia membantu, hanya saja untuk yang tidak bisa
berbahasa Inggris mereka menghindar.
Disini untuk yang
suka shopping ada Yes@am mall, dan banyak sekali gerai gerai berjualan baju,
tas, sepatu, makanan. Dan yang pasti harga barang disini lebih murah, karena
lokasi mahasiswa. Sayangnya saya tidak berhasil menemukan lokasi pasar (istilah
saya), tempat berkumpulnya para pedagang, mungkin harus jalan sampai ke Ehwa
Woman univ, baru keliatan tempatnya. Selain itu juga dikarenakan padatnya
aktivitas kami dan waktu yang sangat terbatas.
Tapi disekitar penginapan kami terdapat banyak tempat hang out.
Juga tergantung
dari teman jalannya, saran saya cari teman yang fisiknya kuat, yang walaupun
sebenarnya sudah gempor, tapi masih mau jalan.
Saya book 2 twin
room, harga per room won 60.000.
Fasilitas dalam
kamar standar, tempat tidurnya keras (cocok untuk saya, menurut saya bed yang
bagus yang keras, baik untuk tulang belakang), AC, Flat TV 32”, kamar mandi
dalam (dikamar saya tidak ada sabun or shampo or pasta gigi), handuk
disediakan, tapi harus mengambil sendiri, free wifi.
Ada sarapan pagi,
buat sendiri, disediakan roti, toaster dan selai strawberi. Ada mie instant
ramen, masak sendiri, selesai masak semua perlengkapan memasak harus dicuci.
Tidak ada batasan jam memakai dapur. Tidak ada batasan jumlah roti atau mie
yang boleh dimakan, juga ada teh dan kopi. Menurut teman saya yang mencoba teh,
rasa tehnya aneh.
Diruang makan
terdapat 4 komputer bisa on line internet. TV flat ukuran jumbo, game ala korea
(saya baru tau ada game menarik ini setelah melihat WGM Adam Couple, waktu
2AM dan Brown Eyes Girls bertandang ke
rumah Adam Couple). Dispenser, bisa juga baca buku, tersedia Harry Potter –
English version of course, majalah korea, etc. Menyenangkan tinggal disini
standart tapi berasa seperti di rumah sendiri, bebas.
Shinchon hostel
ada 2, main building dan second building disebelahnya. Dapur, registrasion
semua ada di main building. Pintu entry untuk masuk main building ada 2. Yang
satu pintu kaca biasa, pintu ini hanya buka jam 8 pagi sampai jam 11 malam,
lebih dari itu lewat security lock door, sama persis dengan pintu pintu yang
saya lihat di drama korea.
Kami mendapatkan
2 ruangan di tempat berbeda, yang 1 room di 1st floor at main building, kamar
saya disebelah at 2nd floor. No elevator at next building. Tapi pernah baca di
internet ada guest yang bilang kalau elevator tersedia mulai lantai 2 keatas.
Pengelola
Shinchon Hostel semuanya cowok, English fluently, masih muda and also good
looking.
Setelah membayar
tapi kami tidak bisa chek in, karena belum waktunya check in (waktu check in jam 2 siang, hanya bisa
check in bila ada room kosong), kami titip bagasi dan langsung tancap gas.
Tujuan Pertama
Korea Folk Village (KFV) di kota Suwon. Sebenarnya KFV bisa dilihat di Seoul
jadi tidak perlu jauh jauh ke kota Suwon.
Di Seoul ada 2
perkampungan kuno korea, yaitu di : Namsangol Village (sebelum naik ke Namsan
Tower) dan Bukchon Village. Semua free, tidak ada tiket masuk.
Namun dikarenakan
ingin melihat pertunjukkan atraksi serta ingin sekalian mengunjungi Hwasseong
Fortress (Benteng kuno), jadi ditetapkanlah pergi ke KFV.
Sebelum saya
berangkat ke Korea, saya sudah mengecek di internet prediksi perkiraan cuaca,
yang memprediksikan bahwa hari ini di kota Suwon pada siang hari akan turun
hujan disertai kilat. Jadi saya sudah siap membawa payung.
Menurut prakiraan
cuaca suhu di Seoul dan Suwon berkisar antara 20°C - 25°C. Ukuran cuaca yang
cukup dingin untuk penduduk tropis. Walaupun sudah menginjak bulan Mei, tapi
masih perlu pakai jaket dan syal (at least for me).
Kami naik subway
menuju Suwon station. Sampai di Subway station terlihat iklan Yoo Ah In dan
Song Jong Ki, saya tidak tau iklan apa, yang pasti kalau lihat iklan
artis pasti saya foto.
Perjalanan ke
Suwon station memakan waktu +/- 70 menit, tarif won 1.950 (line biru), change
train 1 kali dipersimpangan line biru (saya lupa nama stasiunnya).
Untuk mencapai
Suwon bisa juga naik kereta.
Ada 2 jenis kereta,
kereta super cepat (KTX train) dan kereta biasa (ada beberapa jenis).
Harga kereta
biasa +/- won 2.700 an (duduk, ada juga harga tiket untuk berdiri, lebih murah),
sedangkan untuk kereta super cepat bisa won 5.000. Harga, waktu, jenis kereta
dan book kereta bisa dilihat di www.korail.com/en/
Saya sebenarnya
ingin naik kereta (yang biasa), hanya saja kalo naik kereta harus beli max 15
menit sebelum train berangkat, selisih waktu +/- 25 menit dengan naik subway.
Dan kalau beli online, takutnya waktu tidak bisa tepat, tiket tidak bisa
direfund alias hangus.
Mungkin ada
bagusnya naik kereta, ga perlu jalan jauh saat change Subway. Subway disini
jauh lebih menyebalkan dari Subway di Singapore, apalagi untuk subway tua
tempat pusat train, jalannya jauh berkelok kelok and yang pasti gempor.
Sampai di Suwon
station kami keluar melalui exit menuju ke Suwon Tourist Information Center
(maybe exit 4 – I forgot). Karena disana ada shuttle bus gratis menuju Korea
Folk Village. Bus berangkat jam 10.30, 11.30, 12.30, 01.30, 02.30 (warna bis
hijau), website KFV http://visitkorea.or.kr/enu/SI/SI_EN_3_6.jsp?cid=259324
Informasi bus,
bisa ditanyakan ke dalam kalau ada perubahan jadwal, juga akan diberikan
selembar kertas sebagai tiket untuk naik
bis, dan jangan lupa tanyakan jam kembali bus dari KFV ke Suwon station.
Kota Suwon terasa
sekali perbedaannya dengan Seoul.
Di Seoul semua
orang yang kami jumpai, penampilan wajah, pakaian, asesoris, semuanya modis,
dan enak dipandang, ga peduli cowok or cewek, dijalan atau di stasiun subway. Sedangkan
di Suwon, banyak ajuma dan ajeossi, anak mudanya juga tidak begitu stylish.
Tapi yang pasti
suhu udara di Suwon lebih digin daripada di Seoul.
Bis berangkat on
time, perjalanan menuju KFV +/- 30 menit.
Kami naik bis
pukul 12.30. Bisa juga ditempuh dengan bis lokal no : 10-5 atau 37.
Sampai tujuan
beli tiket di loket tarif Won 15.000 per orang.
Entah ada acara
apa, banyak sekali siswa sekolah waktu kami sampai di KFV. Didalam KFV ada area
bermain untuk anak anak, tapi tidak menyenangkan untk dinaiki buat saya, karena
permainan itu untuk anak anak. Untuk turis asing hanya sedikit saja, mostly
from Japan.
Kami masuk ke
tempat wahana anak anak bermain, tidak ada yang bagus, hanya ada beberapa spot
yang menarik untuk difoto. Kemudian kami pindah ke perkampungan kuno korea.
Tempat ini tidak lah begitu besar seperti yang digembar gemborkan, kemanapun
kami pergi kurang lebih bangunan yang ditemui sama.
Salah satu teman
saya ingin ke toilet, dan jangan tanyakan ke anak sekolah Bahasa Inggris,
mereka tidak bisa bahasa Inggris. Tidak terlihat sign toilet dan rata rata orang disana
penduduk asli and can’t speak English. But it’s ok, cara ke toilet :
Me : “Jwisongeyo, hwajangsil i odiyeyo?”
artinya : Toilet disebelah mana?
Diantarlah kita
ke toilet.
Langit mulai
mendung, kamipun berpindah ke area perumahan kuno. Benar saja mulai gerimis.
Kamipun cepat cepat mencari tempat yang untuk berteduh. Disini ternyata yang
bawa payung hanya saya saja, yang lain tidak, jadi 2 orang teman saya
kehujanan. Persis seperti perkiraan cuaca hujan deras disertai kilat.
Kami berlari
mencari tempat berteduh. Sampailah kami ditempat foto, foto dengan kostum
kerjaan plus asesoris rambut, per orang dikenakan won 20.000 untuk 1 lembar
foto. Karena mahal, tidak cocok dengan gaya backpacker kita, jadi kita lewatkan
acara foto.
Hujan turun deras
sekali, kami pindah berteduh di toko souvenir disebelahnya. Siswa siswa sekolah,
tampaknya sudah siap, banyak yang memakai jas hujan, payung, tapi ada juga yang
berhujan ria.
Barang barang di
toko souvernir tidak begitu menarik. Barang barang yang dijual, pembatas buku,
sumpit, sendok, gingseng, kerajinan korea, dan yang pasti harganya mahal.
Kami berteduh
sampai hujan reda, masih gerimis rintik rintik, bubar sudah keinginan untuk
melihat atraksi atraksi, karena hujan, saya tidak tau apakah masih ada pertunjukkan
atau tidak. Kami menyempatkan untuk berfoto dengan seorang ajuma yang memakai
kostum Hanbok.
Rencana
selanjutnya ke Hwasseong Fortresspun terpaksa dibatalkan. Karena planning saya
mengelilingi Hwasseong Fortress by train, harga won. 1.500 (30 menit), tapi
kereta tidak beroperasi bila hujan. Setelah hujan reda apakah train beroperasi
atau tidak saya juga kurang tau. Hwasseong Foretress – Benteng kuno yang masuk
dalam Unesco. Jalan kaki keliling benteng untuk kaki yang sudah gempor,
sepertinya tidak memungkinkan.
Juga disebabkan
teman saya sudah tidak tertarik, yang sebetulnya menurut saya sayang sekali
sudah bayar mahal tapi tidak eksplor ke seluruh tempat KFV. Seandainya tau
begitu saya tidak mengunjungi Suwon, tapi lihat perkampungan kuno di Seoul saja,
jadi tidak membuang buang waktu percuma.
Apabila ingin
pergi ke Hwasseong Fortress, dari KFV naik Free Shuttle bus or bus no 37 dari
7-11 bus stop kembali ke Suwon station.
Kemudian ganti
naik bis no. #11, 13, 36, 38, 39, menuju ke Paldamun Gate. Sampai di Paldamun
gate bisa melihat istana Hwaseong Haenggung (menurut informasi disini tempat
syuting film The Moon that Embrance the sun), setelah itu bisa berjalan ke
belakang istana lalu naik kereta keliling benteng.
Jangan lupa untuk
mengunjungi Banghwasuryujeong Pavilion dan Jang an Park.
Berikut web yang
mungkin bisa membantu : http://english.visitkorea.or.kr/enu/SI/SI_EN_3_1_1_1.jsp?cid=264389
Ok back to our
story......
Kami menunggu
shuttle bis menuju ke Suwon Station, setelah berjalan ke sana kemari, kami
tidak menemukan bisnya, akhirnya kami masuk ke Information Center dan menunggu
bis disana. Seharusnya kami bisa kembali naik bis jam 14.30, akan tetapi karena keasikan duduk jadi terlewat bisnya.
Kami disarankan
untuk naik bis lokal no 37, naik dari depan 7-11 menuju Suwon Station.
Karena teman saya
sudah down duluan, akibat diberitahukan temannya yang sudah pernah mengunjungi
Korea mengatakan kalau di Korea tidak ada yang bagus, akibatnya perjalanan jadi
tidak seru, karena dia malas mencoba.
So, next time
choose the right friends for travelling ala backpacker.
Kami naik bis no.
37, turun di Suwon station langsung menuju ke Subway. Suwon subway station
letaknya persis disamping Ak Suwon mall, jadi dengarkan saja informasi didalam
bis. Kira kira 25-30 menit dari KFV menuju ke Suwon Station.
Bis berhenti di
sebrang plaza, jangan menyebrang jalan dari jalan raya, tapi turun melalui
tangga disamping bis stop menuju ke sebrang.
Masuk ke subway
station melalui banyak pertokoan, kalu mau beli biskuit or snack korea tempat
ini murah, silahkan beli cemilan atau oleh oleh di sini. Saya beli roti
(seperti mantau) isinya madu. 1 pak isi 10, harga 1 pak won 1.500, also earing
harganya hanya won 1.000 di depan GS 25 Store.
Next destination
makan di Shinchon – Loving Hut (Vegan).
Untuk teman teman
non vege mereka sudah makan tteokbokki, dan siomay won 3.000 (saya tidak tau
apa namanya, kalau di Indo disebut kekian, dan mereka sudah kenyang karena
makan itu) di KFV, harga tteobokki won 2.000. Menurut teman saya rasanya pedas
sekali, dan tidak bisa dimakan sampai habis.
Sampai di
Shinchon station take exit 2, kami berjalan lurus saja, sampai ujung jalan,
terdapat Loving Hut, disebelah kiri jalan. Letak Loving Hut disebelah Starbuck
cafe dan didepannya ada gereja.
Saya pesan
jajangmyung (black noddle), harga won 4.500. Menu yang satu ini layak untuk dicoba.
Di Loving Hut
banyak menu, ada ice cream, ada waffle, all delicious, sayang saya tidak bisa
mencobanya. Akibat menu yang diorder teman saya terdapat bawang, dan teman saya
tidak makan bawang, jadi kita yang menghabiskannya berramai ramai.
Saya pesan
minuman tidak beralkohol, seperti yang diminum Soehyun (di WGM), harga won
1.000.
Setelah itu kami
ke toilet di dalam gereja hehehehe...... soalnya tidak ada toilet didekat
Loving Hut. Dilanjutkan cari Etude cosmetic, karena ada teman yang nitip, plus
saya juga mencari kosmetik Etude.
Jalan putar
kesana kemari, kami tidak menemukan counter Etude, akhirnya kami putuskan untuk
menyudahi acara windows shopping, dan langsung menuju ke Hangang Park.
Saat on the way
ke Subway station, ternyata letak counter Etude dekat dengan Subway station,
hehehe.... perjalanan kali ini gempor abis, baru hari ke 1, sudah banyak
membuang tenaga.
Kami langsung
mencari manager in charge hari itu dan minta discount or special price plus
sample product (kemaruk abis, kesempatan gitu...).
Akhirnya setelah
teman saya nego dengan manager toko, diputuskan kami mendapatan discount 15%
plus sample product (masker wajah).
Akibatnya saya borong,
Lip gloss, bedak, masker wajah green tea, masker mata, eye liner. Waktu bayar
saya diberi tas kosmetik plus masker wajah lagi.
Mungkin karena
teman saya borong banyak jadi bisa dapat disc sampai 15%, itupun karena dia
dapat titipan barang.
Oh ya, penjaga
toko bahasa Inggris sangat terbatas, disana saya menggunakan bahasa mandarin.
Bahasa mandarin dalam bahasa korea : Jung
guk.
Langit sudah
mulai gelap, kami melanjutkan perjalanan terkahir untuk hari ini yaitu ke
Hangang Park – Banpo Bridge rainbow show. Jembatan tercantik yang tercatat
dalam Guiness book of record.
Satu hal yang
sangat tidak saya sukai di Korea, subway stationnya seperti di Singapore,
banyak belokan, mengakibatkan kaki gempor kebanyakan jalan saat exchange
subway. Padahal sudah minta petunjuk untuk naik Subway dengan change station
sesedikit mungkin.
Menurut saya
lebih baik naik taxi, walaupun pergi hanya 2 orang saja. Semahal mahalnya taxi
disana yang pasti masih terjangkau, kecuali kalau keluar kota atau ke pulau
yeoido, naik subway saja.
Or cari
alternatif berpergian by bus saja. tidak usah naik turun subway, tapi
perhatikan juga, apakah bus stopnya dekat atau tidak.
Sampai di Express
bus terminal exit 8-1, subway terdekat dengan Banpo bridge. Ternyata harus
jalan kaki jauh sekali. Mungkin untuk ukuran orang luar negri yang notabene
dari kecil sudah jalan kali ke mana mana tidaklah jauh. Tapi buat orang Indo
(buat saya kali lebih tepatnya), jauh banget and gempor.
Dari exit Subway,
kami bertemu dengan cewek yang bahasa Inggrisnya pas pasan, tapi bisa
memberikan penjelasan arah yang baik. Jadi kami mengikuti petunjuknya.
Exit Subway 8-1,
jalan sampai ujung jalan lalu belok ke kanan, jalan lurus saja, sampai
menemukan papan petunjuk ke Banpo Bridge.
Setelah itu turun
tangga, ikuti lorong, sampai menemukan tangga kecil didalam lorong. Turun di
turunan tangga ke dua, lalu ikuti jalan sampai menuju ke jalan raya. Akhirnya sampailah
di parkiran mobil Sungai Han.
Sama sekali tidak
tampak Banpo bridge, lalu bertanya kembali kepada orang lokal, (orang kantoran)
arah menuju Banpo bridge. Ternyata dari sana kami masih harus menyebrang jalan,
menuju ke sisi sebelah kiri jembatan. Karena rainbow show hanya ada di 1 sisi
jembatan saja,
Keinginan untuk
melihat show 2x hanya bisa menjadi 1x saja, akibat jalan kaki yang terlalu lama
menuju ke Banpo park.
Jadwal Rainbow
show setiap musimnya berbeda beda, bisa dicek di : http://www.visitkorea.or.kr/enu/SI/SI_EN_3_1_1_1.jsp?cid=1011983
Sayangnya kami
tidak mempunyai waktu yang cukup untuk naik kapal disana. Harga tiket won
11.000.
Tapi kata orang
tidak ada bagus bagusnya naik kapal keliling 6 jembatan di Sungai Han, hanya
terlihat lampu lampu, ditambah lagi cuaca yang dingin jadi malas berdiri di dek
kapal.
Pukul : 21.00 Rainbow show dimulai, setiap
pertunjukkan 15 menit.
Jadwal
pertunjukkan weekday dan weekend tidak sama. Untuk weekend lebih panjang
jadwalnya.
Sayang sekali
kamera saya tidak bagus, ditambah lagi teman saya yang sudah gempor, yang malas
duduk dipinggir sungai. Jadi kurang bisa dapat gambar yang bagus.
Melihat ini, saya
jadi teringat saat Yongseo couple (WGM) naik taxi air, kembali ke rumah mereka
setelah selesai mengkompose lagu Banmal Song, dari apartement CN Blue.
Selain Banpo
Bridge, tempat lain didekat sini yang bisa didatangi Apgeujong (Beverly hill
ala Seoul), tempat artis korea hangout. Selain itu juga ada Sinsa dong, tapi
kami tidak pergi ke dua tempat itu, karena sudah gempor abis.
Mungkin karena
cuaca dingin jadi tidak begitu banyak yang melihat pertunjukkan ini. Setelah
selesai melihat pertunjukkan kami berencana untuk kembali naik taxi saja, tapi
tidak ada taxi yang lewat. Hanya taxi warna hitam (mercedes benz) yang terlihat
– as I know avoid thix taxi, it’s really expensive.
Jadi kami kembali
melalui jalan yang sama kembali ke subway staion naik subway kembali ke
penginapan. Sampai di penginapan sudah jam 11 malam.
Mandi, saya
sempat melihat TV sebentar tentang cara make over wajah. Setelah itu tidur.
That’s all my 1st
day trip at South Korea, not too interest (pitty me, skip Hwasseong Fortress
dan cuma mampir bentar ke KFV).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar