Senin, 10 Maret 2014
Finally my
last day, on these trip.
Kami check
out menitipkan bagasi di hotel, bayar RM 1 per luggage.
Langsung
jalan sarapan pagi. Tujuan EE Beng vegetarian restaurant (20 Lebuh Dickens,
George Town, Penang, buka : jam 07.00-20.30). Walaupun saya sudah print map,
saya salah jalan hehehe.... Trip yang kali ini paling kurang memuaskan dan
slebor.
Tapi
penduduk lokal disini baik baik, kalau ada orang bertanya, mereka menghentikan
kegiatannya dan langsung membantu. Walaupun kadang kala mereka bingung, tapi
mereka tetap berusaha semampunya membantu. Nice civilization.
Sebelumnya
saya download Penang Unesco heritage brochure versi pdf untuk panduan
mengelilingi George town. Sangat membantu sekali.
Dari EE Beng
kami jalan kaki ke KOMTAR, tujuan mau naik CAT bus (warna hijau), bis gratis
keliling Unesco herritage.
Letak bus
stop CAT tidak sama dengan bis lainnya. Lokasinya dipengkolan belokan bis,
depan posko polisi. Kalo naik bis umum yang berbayar ada info jadwal kedatangan
bis, kalo bis CAT tidak ada, and tidak ada kursi untuk duduk menunggu.
Bis CAT
kursi duduk sama seperti bis berbayar lainnya, ber AC juga. Bis ini bukan hanya
untuk turis saja, penduduk lokal juga boleh naik bis ini. Rute pertama kami
adalah ke St. George Church. Jadi kami stop di bus stop no 16.
Kami sampai
di Gereja jam 9 pagi, tapi kami tidak masuk ke dalam gereja, ada pak satpam
didepan pintu, karena saya bukan katholik tidak mengerti tentang peraturan
gereja jadi saya tidak berani masuk ke dalam. Kami hanya berkeliling disekitar
taman gereja, foto foto, lalu lanjut jalan kaki ke temple Kwan Im. Lalu ke
Penang state museum, Cathedral of Assumption (letaknya berdekatan), nyebrang ke
Court building, duduk duduk karena kepanasan didepannya sambil makan bakpao
yang tadi kita beli dari EE Beng. Saya salut dengan turis yang mengelilingi
George Town naik sepeda, panas banget soalnya, buat saya lebih mending jalan
kaki.
Liat foto
foto bangunan di sini keren keren, tapi koq pas saya nyampe ke sana biasa biasa
aja yah buildingnya. Atau saya yang ga pinter ambil angel ya. Buildingya kalo
dari jauh memang bagus, tapi kalo dari dekat juga terlihat kalo kurang
perawatan.
Lanjut jalan
ke Town hall and city hall. Tapi sedang direnovasi, jadi ga bisa liat apa apa.
Jadi kami duduk duduk di pinggir Esplanade, pantainya juga kurang bagus. Tapi
bersih sih, jalanan untuk pedestrian lebar luas dan bersih.
Lanjut jalan
kaki ke clock tower. Clock towernya gede banget, jadi agak kesulitan juga kalo
pas mau foto keliatan full, selain itu juga karena banyak mobil lalu lalang,
jadi harus menunggu moment juga.
Clock tower
letaknya di tengah perempatan jalan. Just tower, nothing much can see.
Lalu kami
lanjut ke clan jetty, naik bis CAT dari
lokasi bus stop terdekat.
Stop di
terminal CAT di Jetty. Keluar dari terminal, kami mengikuti turis asing yang berjalan
dengan tur guide mereka. Karena tidak terdapat papan petunjuk pintu masuk ke
klan Jetty.
Setelah
melewati beberapa bengkel, kami belok ke kiri. Terdapat lukisan nenek ditembok
dan disebelahnya ada klenteng mini. Setelah foto foto sebentar, kami
melanjutkan perjalanan ke belokan selanjutnya, mengikuti turis bule lain.
Dibelokan
selanjutnya terdapat beberapa rumah panggung yang berjualan kaos, post card
Penang Herritage. Tapi menurut saya harga kaos disini mahal, jadi ga tega mau
nawarnya, alhasil tidak beli apa apa. Tapi disini ada toko yang berjualan kue
sus duren, saya lupa nama tokonya. Tapi kudu dicoba buat yang doyan duren.
Harga RM 6 per box isi 6 pcs. Enak banget. Ada es krim durian, yogurt durian,
enak banget. Tapi saya ga beli bawa pulang, karena repot bawanya, juga saya ga
beli bagasi.
Dibelakang,
rumah paling ujung terdapat klenteng kecil. View pantai yang kalau malam hari
saya rasa tempat ini bagus, kalau siang kurang bagus.
Rumah
panggung disini interiornya modern. Didalam rumah mereka terdapat TV, sofa,
kursi goyang, ada yang rumahnya ber AC. Untuk yang kurang berada memang konsep
rumahnya sederhana sekali. Konsep rumah mereka seperti kampung pecinan pada
umumnya.
Karena sudah
siang, kami lanjut makan siang. Rencana saya ingin makan di Sushi Kitchen
(vegetarian meal ala Japan style), jalan 12 gat Lebuh Acheh. Dari klan jetty
hanya menyebrang jalan, melewati 1 gang saja sudah sampai. Akan tetapi saat
sampai disana Sushi Kitchen tutup (closed at Monday) #tepot jidat dah#.
Panik sudah,
ga tau harus makan dimana. Kebetulan ada orang lokal yang mendatangi tempat
yang sama, dia menawarkan mengantar ke tempat vegetarian terdekat dengan
mobilnya.
Pengalaman 2
kali nebeng sama orang lokal, pertama kali di korea, ini yang kedua kalinya.
Kami diantar
ke Vegetarian Life Style Restaurant, Jalan 27, Lorong Soo Hong, Lebuh Armenian
(hari rabu tutup). Diujung jalan ini banyak lukisan didinding.
Saya kurang
cocok dengan masakan ditempat ini selain terlalu berminyak, rasa menu
makanannya cenderung sama, semua pakai minyak wijen, jadi eneg. Harga juga
mahal, bertiga RM 69, kami pesan 4 macam menu, 2 mangkuk nasi merah, 1 poci teh
hijau.
Kami
melanjutkan perjalanan berjalan ke arah Khoo Kongsi temple. Seharusnya gampang
sih, tinggal jalan lurus, lalu belok kanan, tapi kami tersesat, walaupun sudah
bertanya ke orang lokal, masih aja tersesat. Ternyata petunjuk sudah benar,
hanya saja letak temple ini masuk ke dalam jadi tidak terlihat dari luar. Saya
sudah lewat tempat ini berkali kali, ya beginilah kalo udah cape, kepanasan.
Jarak jalan kaki seharusnya ga jauh, tapi karena cuaca panas sekali dan info
dari penduduk lokal tidak pernah turun hujan, jadi panas banget bikin gerah dan
cepat lelah.
Masuk ke
temple ini bayar RM 10, temple tidak begitu besar, tapi worthlah, satu satunya
temple yang besar didaerah George town. Selain ditempelin stiker masuk ke
temple kami juga mendapatkan post card gambar Khoo Kongsi plus map lengkap
mural di George town (ini karena saya bertanya petunjuk jalan gambar mural anak
kecil naik sepeda). Map ini hanya saya dapatkan ditempat ini, diairport juga
tidak ada.
Didaerah ini
banyak terdapat lukisan mural yang bagus. Ada barongsai, lukisan magisian,
kucing, etc dan juga melewati beberapa temple kecil. Mungkin milik pribadi
keluarga yang dibuat khusus untuk mereka bersembahyang. Kami hanya berjalan
sampai jam setengah 3, karena ada teman yang sudah tidak kuat jalan akibat
kepanasan. Jadi kami naik bis kembali ke Komtar. Batallah itinerary ke Ke Lok
Si temple.
Kesimpulan
Georgetown menurut saya lebih menarik didaerah pecinan, dibandingkan daerah
Building kuno. Makanan kuliner disini, jajanan, penduduknya, saya suka
semuanya.
Sampai di
Komtar, kami mengunjungi Pasific Hypermart and dept. Karena belum sempat beli
apa apa di Penang. Saya beli snack khas penang (pia), bukan Pia yang disarankan
sih. Merk pia yang disarankan Ban Heang (tapi mengandung babi), dan mencoba mie
instant vegetariannya.
Karena teman
saya yang lain belum selesai belanja, saya sudah cape, jadi saya bayar, keluar
dari dept store mencoba kursi pijat elektrik yang sudah pengen saya coba sejak
saya liat di Malaka.
Selesai
belanja naik taxi kembali ke hotel, ambil bagasi, langsung ke airport tarif RM
40. Lama perjalanan 30 menit (tidak macet).
Di ruang
tunggu airport terdapat counter Ban Heang, free duty. Counter ini tidak hanya
berjualan pia saja, ada kopi durian, bebagai macam kue mochi Taiwan, dan
coklat.
Pelajaran
dari trip kali ini. Jangan serakah dengan tiket promo, kalo beli tiket promo
pesawat kebanyakan, alhasil seperti saya tidak bisa menikmati perjalanan, trip
jadi tidak maksimal.