Selasa, 20 Mei 2014

Hopping City Trip – Day 2



Sabtu, 8 Maret 2014
Jadwal hari ini mengunjungi Cheng Hoon Teng Temple (temple yang wajib harus didatangi di Malaka). Sebelumnya kami mampir dulu ke temple kecil disebrang penginapan, Temple Kwan Im.
Jam 6 Pagi temple temple di daerah ini sudah buka.

Jalanan masih sepi, semua tempat usaha yang hingar bingar kemarin belum ada yang buka, kecuali kedai kelontong dan depot yang menjual sarapan pagi. Jalanan Jonker Street dan sekitarnya yang kemarin disulap jadi depot makan dadakan sudah dibereskan. Jalan bersih, tidak terlihat seperti bekas makanan atau limbah lain yang disebabkan dari lapak jualan dadakan. Bersih seperti sedia kala. Jempol buat penduduk Malaka yang bertanggung jawab untuk kebersihan fasilitas umum.

Temple Kwan Im ini kecil, hanya ada 3 buah rupang Budha saja. Ditengah sebelah kiri dan kanan. Walaupun demikian sudah terlihat beberapa penduduk local yang datang bersembahyang.

Kami hanya sebentar saja disini, lalu melanjutkan ke Cheng Hoon Temple. Dari penginapan berjalan ke belakang gang saja, jarak dari penginapan hanya 450 meter saja. Disepanjang perjalanan terdapat beberapa temple kecil.

Didepan Cheng Hoon Teng  temple ada satu buah temple baru (bangunannya baru, atap dan lantai sudah modern) atau mungkin lebih tepat disebut Wihara. Ada biksu yang menjaga tempat ini (jubah warna coklat). Didalamnya terdapat banyak rupang Budha. Happy Budha didepan pintu masuk, dibelakangnya ada rupang Budha yang besar. Disamping kiri kanan terdapat banyak rupang Budha berjajar diatas meja dengan ukuran yang lebih kecil. Dibelakang rupang Budha besar terdapat ruangan tempat rupang Budha yang lain. Bangunan Wihara berlantai dua, tapi kami tidak naik ke lantai atas.


Lalu kami menyebrang ke Cheng Hoon Teng Temple. Jam baru menunjukkan pukul 8, tapi sudah terlihat 1 rombongan bis turis dari Cina. Kalau lebih siang mungkin temple ini sudah penuh dengan orang.
Ornamen temple ini sangat kuno, tapi masih terpelihara dengan baik. Dipintu gerbang terdapat lukisan naga bercat warna emas didaun pintunya, dan ada jendela motif naga dan lukisan kuda yang terpahat didinding belakang pintu. Untuk orang Indonesia tempat ini mungkin lebih familiar dengan sebutan Klenteng.



Temple ini tergolong besar. Seperti  temple pada umumnya didepan adalah tempat menancapkan dupa untuk dewa langit. Lalu didalamnya terdapat banyak rupang Budha.  Atap, tiang penyanggah semua dari kayu dengan ornament cina klasik, dan juga tergantung lampu kuno. Atap temple dicat banyak warna yang eye cathing dengan ornament detail.

Disamping dan belakang temple sepertinya tempat sembahyang untuk para leluhur. Terdapat banyak papan kayu nama dan masih disembahyangi (entah dari klan apa). Mengunjungi temple ini paling tepat pagi hari, sebelum banyak turis yang datang. Udara bersih, belum banyak asap dupa, juga matahari belum terik.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, dan kami membeli makanan, lebih tepatnya “jajan pasar” dipinggir jalan. Jualannya Bakcang, ada yang isi daging babi, ada yang isi daging ayam. Kue serabi, lalu ada gorengan seperti pisang molen, tapi isinya kentang, murah, enak, mengenyangkan, boleh dicoba. Saya beli kue serabi dan “kentang” goreng, sudah disiapkan dalam bungkusan plastic @ 3 buah, total RM 4,2 (mahal ya, sarapan pagi saya) baru nyadar pas nulis blog, #tepok jidat.com#.

Saya melewatkan Baba and Nyonya Heritage Museum, ga mampir ke LW Nyonya Pineapple Tart House (tempat jual pineapple tart paling enak di Malaka – hasil berguru sama mbah Google).
Tapi saya tulis sekilas info yang saya tau.

Baba and Nyonya Heritage Museum – Opening hour Monday to Sunday from 10:00 AM to 12:30 PM,and 02:00 PM to 04:30 PM. Admission fee RM 12.
LW Nyonya Pineaplle Tart House
Alamat : 33 Lorong Hang Jebat (Jonker Street) 75200.
Ditempat ini terdapat berbagai macam pineapple tart, dengan berbagai macam ukuran dan rasa, harga juga bervariasi mulai dari RM 10.

Karena tiket bis ke LCCT jam 10.30 pagi, jadi jam setengah 10 kami sudah on the way kembali ke Melaka Sentral.
Tarif taxi sama RM 15, tapi lebih cepat, hanya 10 menit sudah sampai. Info dari supir taxi karena jalan tidak macet, kalau macet bisa 20 menit. Selain itu rute dari Malaka sentral ke Jongker street memutar, sedangkan dari  Jongker street ke Malaka Sentral rute lebih pendek.

Terminal bis walaupun dari depan terlihat sepi, tapi didalamnya sudah banyak penumpang. Untuk yang belum berangkat disediakan ruang tunggu yang besar dan nyaman. Terdapat beberapa kios menjual sncak, manisan dan minuman. Ada kursi pijat elektrik juga, tapi harus bayar RM 3 or 5 (kalo ga salah ingat – untuk 15 menit). Karena kami beli tiket 1 hari sebelum hari H, jadi kami dapat nomor kursi didepan.

Bis berangkat on time. 2,5 jam sudah sampai di KLIA. Setelah itu lanjut ke LCCT.
Akan tetapi bis berhenti mengisi bahan bakar dulu.
Baru tau kalau ternyata angkutan umum di Malaysia, taxi, bis semuanya diisi dengan PGN (gas) dan self service. Petugas hanya terlihat ada 2/3 orang saja. Tempat pengisian gas untuk angkutan umum dan mobil pribadi dibedakan. Hebat ya, maju sekali Malaysia, dan tidak ada yang melanggar sama sekali, antri dengan tertib.

Sampai LCCT tujuan kami adalah Medan Selera food court, dan kembali saya hanya order nasi putih dan air mineral. Kalau tau jalan tidak macet, saya beli tiket bis ke LCCT yang jam 12 siang, jadi bisa main lebih lama di Malaka. Tapi apa mau dikata, sudah terlanjur beli.

Jam 3 sore kami masuk ke ruang tunggu. Dan dikagetkan dengan berita pesawat MAS MH370 yang hilang pagi hari. Para penumpang focus dengan berita yang ditayangkan diTV. Tapi banyak juga yang cuek.

Flight on time, landing on time, hanya 1 jam penerbangan dari LCCT menuju Langkawi.
Kami sewa mobil diairport, paling murah adalah mobil kancil RM 50, matic (harga low season). Berhubung tidak ada yang bisa nyetir mobil matic, kami sewa mobil manual, tarif RM 70, dan hanya ada 1 saja. Mobil kuno tahun 90 an, AC OK, power window tidak berfungsi, hanya disisi supir saja yang bisa, karena mobil kuno bahan bakar lebih boros.
Mobil yang parkir diairport rata rata tidak dikunci, sangking amannya. Mungkin banyak kamera CCTV dimana mana yah (tapi saya ga liat tuh).

Tujuan pertama adalah Telaga Harbor park. Yang menurut informasi dari blog yang saya baca, letaknya dekat, dan merupakan tempat yang dianjurkan untuk mengisi bahan bakar. Tapi menurut saya  jauh. Entah apa karena saya tidak bisa membaca peta atau rute kami yang salah. Kami beberapa kali berhenti bertanya dengan orang local.


Sebelumnya saya ceritakan dulu pengalaman mengisi bahan bakar disini (dipom terdekat dengan airport). Oh ya, sebelumnya tanyakan ke rental mobil bahan bakar mobil supaya tidak salah isi. Rata rata mobil disini bahan bakarnya petronas.
Cara isi bahan bakar, tidak ada petugas sama sekali. Jadi harus turun dulu ke loket kasir, loket kasir disebelah kasir supermarket mini. Tapi tidak perlu masuk ke dalam mini market, dari luar tinggal bilang mau isi berapa RM, bukan liternya (misal RM 20), dan info di pom nomor berapa. Setelah itu kembali ke pom ambil selang isi bahan bakar sendiri (hasil nyontek dari orang yang antri sebelum saya).
Apa yang saya lihat difilm film, akhirnya saya alami sendiri hehehe…….katrok.com.

Setelah menempuh perjalanan kira kira setengah jam, akhirnya sampai juga diPerdana Quay.
Disini ada gas station, rumah makan, dan ruko ruko disamping gas station, gereja, and Yatch. Inilah tujuan ngapain saya kesini, mau bernarsis ria dengan background Yatch. Yang kata teman saya, ngapain jauh jauh ke Langkawi kalo hanya foto kayak beginian, di Jakarta juga bisa. Tapi kan saya bukan orang Jakarta (ngeles.com).
Setelah puas bernarsis ria disini. Lanjut ke tujuan selanjutnya Pantai Tanjung Rhu, yang infonya pantai paling bagus untuk sunset di Langkawi. Tapi menurut saya masih jauuuhhh lebih bagus sunset di Dreamland, Bali daripada disini.

Trus lanjut perjalanan makan malam. Lewat didepan Four season hotel, turun, foto bentar, trus lanjut lagi.
Depot vegetarian satu satunya di Langkawi adalah Xin An Vegetarian café, yang menurut saya lebih tepatnya depot, sama sekali tidak terkesan café, didaerah Kuah.
Pemilik depot, mengenalkan diri, memberikan kartu namanya, kesannya ramah sekali menawarkan tempat menginap dihotel bintang 3, dan saya bilang kalo sudah book penginapan di JS Motel. Trus bilang kalo stay di motel ga bagus, menakut nakuti kami kalo disana tempatnya tidak bagus dan sering kali kalo mandi diintip. Lalu menawarkan tur macam macam, yang ternyata dibelakang depotnya pemilik depot juga buka tour. Setelah menolak halus semua tawarannya, akhirnya menyerah juga pemilik depot. Nyebelin juga sih orangnya.

Menu makanan disini sama sekali tidak rekomen deh (kayak masakan rumahan, lebih enakan masakan mama saya), saya ga selera and ga foto sama sekali menu makanannya, trus mahal lagi. OMG deh, ditempat ini. Bukan maksud saya berkomen jelek, tapi memang itu kenyataannya.

Bertanya ke pemilik depot dimana tempat Haji Ismail Group (tempat belanja yang wajib kunjung di Langkawi), diinfokan kalo sudah malam sudah tutup. Mereka tutup jam 8, padahal info dari mbah Google buka jam 8 pagi – 2.30 siang, lalu buka lagi jam 6 sampai  jam 10 malam. Ya udah, langsung ke penginapan saja, yang ternyata HIG singkatan dari Haji Ismail Group sudah kami lewati tadi, besar tempatnya, dan ada hotel disampingnya.

Tapi it’s OK, masih ada cabang HIG didekat penginapan kami, jadi kami mampir beli oleh oleh.
Kalau di Malaka saya beli manisan, disini saya beli coklat. Beraneka ragam coklat, yang pasti yang tidak dijual diIndonesia. Murah murah harganya. 1 pack ukuran sedang coklat kecil-kecil (isinya mungkin ada 50pcs) RM 9,5. Ga rugi beli coklat disini, borong aja.
Disini kami bertanya kepada orang local alamat penginapan, yang ternyata adalah turis domestic. Baik sekali  bapaknya, kami dibukakan GPS di HPnya, dan dikasih liat petunjuknya.

Oh ya, penginapan JS Motel, info detail bisa dilihat di agoda or booking.com agak sulit dicari, kami sampai berputar putar ditempat yang sama 3 kali, karena nama motel diatas gedung (warna biru) dan tidak ada lighting lampu, jadi kalo tidak negok ke atas tidak keliatan, warna gedung merah muda.
Karena sampai penginapan sudah jam 11 malam, petugas receptionis sudah tidak ada, hanya meninggalkan secarik kertas di counter check in, bahwa ruangan kami sudah disiapkan dan kunci kamar didalam kamar. Motel di lantai 2, no elevator, jadi gotong bagasi sendiri. Mungkin karena saya book dengan agoda.com dan sudah bayar ya.

Kamar penginapan luas, besar, TV flat, kamar mandi ada air panas, hanya saja kebersihannya kurang. Tapi Ok lah, dengan AC harga penginapan tidak sampai 300ribu, secara harga penginapan di Langkawi mahal.

That’s all today trip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar