Selasa, 20 Mei 2014

Hopping City Trip – Day 3



Minggu, 9 Maret 2014
Baru tau kalo ternyata dibawah motel ada depot yang berjualan makanan, Chinese food, harga dibawah RM 5. Dimotel terdapat dispenser air panas untuk umum didekat receptionis.
Kami check out hanya meninggalkan secarik kertas, sama seperti yang dilakukan petugas motel, karena saat kami mau check out, petugas receptionis belum ada.

Tujuan pertama Legenda Park dan Eagle Square, yang letaknya dekat dengan penginapan.
Tidak sampai 10 menit, kami sudah sampai di Legenda Park. Letak legenda park di Kuah jetty. Disini ada tembok dengan peta langkawi, sayang hasil foto terhapus dikarena saya salah pencet deleted, jadi foto disini terbatas. Juga ada taman dengan pohon yang asri yang cocok buat jogging pagi.

Setelah jalan jalan sebentar kami pindah ke Eagle Square, foto dengan background burung elang. Best timing kesini sore hari, jangan pagi, karena letak object foto membelakangi matahari akibatnya hasil foto hitam. Kecuali kalo bawa kamera SLR.
Didekat sini ada taman, namanya Chogm Park, tapi saya tidak menemukan tempatnya.

Setelah itu kami mengunjungi Oriental Village. Tujuan naik cable car. Dari Eagle square ke oriental village ternyata lumayan jauh juga. Jalan disini luas lebar, dan sudah 2 arah. Seperti pemerintah Langkawi sudah antisipati untuk kemajuan pembangunan, jalan jalan dibuat lebar.

Sampai di Oriental Village ternyata cable car rusak diperbaiki, baru saja rusak kemarin. Banyak turis yang langsung meninggalkan Oriental Village begitu mendapatkann info kalo cable car tidak beroperasi. Karena ada wahana baru Duck Car, jadi kami beralih ke duck car RM 38, lebih mahal RM 3 dibanding cable car.

Informasi bahwa kendaraan akan jalan jam 10. Jadi kami keliling dulu didalam Oriental Village, masuk ke dalam counter-counter, dan kami sama sekali tidak beli apa apa disana, mahal. Counter yang paling menarik adalah counter lukisan, keren keren dan bagus, sebagus harganya hihihi….

Petugas Duck car sama sekali tidak professional, para pengunjung yang sudah membeli tiket antri diloket, tapi ternyata mereka masih bersih bersih. Kami disuruh menunggu 1 jam lebih. Mana tidak ada tempat menunggu, berdiri, kepanasan disana.

Setelah selesai bersih bersih, kami diperbolehkan naik. Dan karena sudah antri lama, jadi penumpang pada berebut, mencari tempat duduk yang strategis. Tempat duduk yang paling bagus disamping jendela, didepan or dibelakang sama saja.

Sebelum jalan seluruh penumpang diwajibkan memakai pelampung. Mobil berjalan pelan keluar dari Oriental Village menuju ke Legenda Harbour Park, lalu mobil masuk ke laut. Pemandangan sepanjang jalan sama sekali tidak ada yang bagus. Hanya hutan gersang yang sama sekali tidak hijau. Begitu mobil berjalan dilaut, penumpang diperbolehkan naik ke dek belakang.

Tentu saja kesempatan ini tidak saya lewatkan. Kami berfoto foto dengan latar mercu suar, yatch, laut, sudah itu doang latar belakangnya. Agak mengecewakan sih, secara harga tiket mahal, lebih mahal daripada cable car, tapi yang didapatkan sedikit, dan sama sekali ga ada asik asiknya. Kalo yang naik anak SD mungkin bagus kali yah, kalo buat orang dewasa, ga banget deh.



Setelah itu kami lanjut ke Datai, karena salah satu teman mau ke sana. Ternyata jauuuhhh banget, dan sampe sana kagak boleh masuk, khusus untuk tamu yang menginap disana. For private only. Penginapan ini termasuk salah satu dari 5 best resort yang ada di Langkawi.
Pemandangan menuju ke Datai bagus, ada terowongan dan view golf yang OK. Juga melewati Black sand beach, didepan pantai ini ada air terjun, tapi kita tidak mampir ke semuanya.

Perjalanan rencana lanjut ke Pantai Cenang. Tapi karena teman yang bawa mobil takut ga sempat ke airport (karena tidak tau medan), takut ga keburu check in and ketinggalan pesawat, jadi batal, kita kembali ke airport. Jadi Langkawi sama sekali ga berkesan buat saya. Kami mampir sebentar untuk minum degan ijo dan saya nyoba rojak (rujak ala Langkawi). Rujaknya buah, sama seperti rujak manis di Indonesia, bedanya bumbunya bumbu petis.
The worst trip during my journey, ga dapet naik cable car and ga bisa kepantai di Langkawi. Saya melewatkan banyak tempat Burau Bay, Teluk Yu, Langkawi Wildlife Park dari itinerary yang sudah disusun.

Sampai di airport kembali saya beli coklat, murah murah lho disini, juga banyak coklat import. Free duty disini rata rata berjualan coklat dan minuman keras. Coklat dari Korea atau Jepang juga ada disini.

Makan diairport, kalau mau murah makan dibelakang. Letaknya belok kiri dari bawah tangga menuju ke food court lantai atas. Tempat makan kru airport. Sistem makan prasmanan.
Karena sayur sudah habis (apa karena sudah jam 3 yah??), saya beli nasi putih plus 1 telor ceplok (take away) di food court lantai atas (Noddle Langkawi) yang total harganya RM 6 (super expensive).

Perjalanan lanjut ke Penang by flight.
Flight hanya 35 menit saja dari Langkawi ke Penang. Cara lain ke penang bisa dengan bis atau kapal ferry, berangkat dari Kuah Jetty (lama perjalanan 4 jam-an).

Ruang tunggu airport tidak besar, kalau tidak salah ingat hanya ada 4 gate saja. Ruang tunggu sepi, ada kedai berjualan makanan diujung ruang tunggu dan dipinggir tembok sebelah kedai terdapat steker kaki tiga.Kami hanya ngobrol duduk duduk disana menghabiskan waktu.

Pesawat berangkat on time. Flight penuh, rata rata wisatawan domestik. Saya agak heran juga dengan trip kali ini, berangkat Jum’at pagi, kembali Senin malam, semua flight yang saya naiki penuh, padahal sama sekali tidak ada hari libur tanggal merah, just weekend.

Airport Penang lebih besar dibanding Langkawi, Lebih bagus juga.
Dari pintu exit airport, kami langsung menyebrang jalan ke lokasi bus stop.
Disana terdapat rute rute bus yang dilayani airport.

Berdasarkan hasil googling bahwa ada bis airport yang lewat di Tune hotel, yaitu bis 401E.
Saat bis 401E datang, saya tanya ke pak supir, dan diinfokan tidak ada bis yang stop di depan tune hotel dari airport, harus transit di KOMTAR. Karena saya keukeh dengan info yang saya dapatkan, jadi saya lewatkan bis 401E itu.

Saat bertemu dengan penduduk lokal, diinfokan bahwa memang harus ke KOMTAR, transit dengan bis no.103 yang menuju ke Tune hotel. Well, maybe ada bis yang lewat, tapi tidak didepan hotel,  mungkin lewat gang belakang, karena memang terdapat lorong lorong disamping Tune hotel. Jadi kami menghabiskan waktu 30 menit sia sia, menanti bis 401E selanjutnya.

Next bus came, kami naik dengan tarif RM 2.7 (dari airport sampai last stop – KOMTAR), sangat murah sih, kalo naik taxi sekali jalan RM 45. Bis nyaman, interor sama persis dengan bis di Singapore, masuk dari depan, bayar di pak supir, trus dikasih karcis bis. Saya duduk dikursi belakang, sementara teman saya duduk di tengah.

Saya kira bis ini khusus untuk mengangkut penumpang dari airport saja, ternyata ini bis umum, yang berhenti disetiap bus stop. Dan parahnya lagi, saat saya naik bis ini, waktu office hour baru saja berakhir (saya landing jam 18.05), jadi macet dan penuh sesak dengan penumpang yang diangkut dijalan raya. Naik bis dimana mana sama aja, kudu penuh sesak sampai penumpang mau naik ga bisa, baru deh ga ambil penumpang lagi.
Tips naik bis, duduk dikursi penumpang belakang, jangan di tengah. Kenapa? Soalnya penumpangnya berjubel jubel and *sorry to said* bau BB nya, alamak bisa bikin pingsan.

Tapi rute bis ini bagus, lewat banyak tempat wisata. Ada snake temple, Queensbay Mall, yang bisa lihat jembatan Penang. Tapi masih agak jauh, kalau mau buat foto kurang bagus. Sampai di KOMTAR sudah jam 7 malam. Dari sini kami naik bis no 103 ke hotel.

Naik bis disini rapi, sudah ada tempatnya sendiri sendiri (sama seperti di Cina). Ada papan board yang menginfokan jadwal kedatangan bis, dan kalau lama diberi tahu alasannya, biasanya sih karena macet.
Dari sini naik bis 103, tarif RM 1.4 (only 2/3 stop ke halte didepan hotel Tune hotel).

Karena tidak tau jalan, begitu naik saya info ke pak supir kalau mau turun di Tune hotel. Ternyata turun dihalte sebelum traffic light (halte terdekat). Jadi saya harus menyebrang, trus berjalan lurus saja menuju ke hotel. Walaupun jarak dekat, tapi karena sudah cape and laper, plus harus bawa koper, jalan ke Tune berasa jauh, menyebrangi beberapa lorong.

Sampai di Tune, check in tidak antri, proses cepat.
Dibanding hotel Tune yang lain yang pernah saya inap (Legian, LCCT), Tune hotel dipenang kurang bagus. Karena tidak ada jendela, lalu terasa pengap, juga lokasi kamar mandi didepan tempat tidur, kurang bagus menurut saya. Biasanya lokasi kamar mandi disamping tempat tidur. Tapi saya tidak complain, karena harga hotel ini waktu saya book murah, tidak sampai RM 40 per roomnya (kalo ga salah RM 32).

Karena sudah lapar, kami langsung ke Gurney Mall untuk makan, jadi skip ke Chowrasta Market. Naik bis no 103, tarif RM 1.4 ke Gurney Plaza. Oleh pak supir kami diperbolehkan membayar hanya RM 1 per orang.
Kembali saya bertemu dengan orang baik. Karena sudah sepi, penumpang bis tinggal seorang saja, jadi Pak sopir ngajak kami ngobrol. Diberi pengetahuan sekilas tentang Penang, penduduk lokal, makanan lokal, Rumah sakit yang murah. Pak sopirnya takjub karena kita bisa keliling ke luar negri sendiri (dari Malaka, ke Langkawi trus Penang), naik bis pula dinegara orang. Padahal banyak lho orang Indonesia yang ke luar negri ala Backpacker.
Kami dilarang naik taxi, karena sudah malam, tarif taxi mahal, disarankan untuk kembali ke hotel kami naik bis 103 lagi, menuju ke KOMTAR. Diberitahu juga alternatif bis lain, jam terakhir bis operasi.

Sampai di Gurney Plaza, kami say good bye dengan pak sopir and get off dari pintu depan hehehehe..... (harusnya dari pintu tegah).
Gurney Plaza, sama seperti mall mall yang lain, jadi ga perlu dikometari, food court terletak dibasement, lantai G. Dari pintu masuk, cari eskalator turun kebawah.
Makan dengan konsep outdoor juga ada, tapi kurang tau berapa harganya. Ga nyoba soalnya keliatannya mahal.

Food courtnya kecil, dan waktu kesana lagi direnovasi, jadi makan didepan food court.
Harga menu kurang lebih RM 6 (saya order nasi goreng), saya tidak beli minum jadi tidak tau berapa harga minumanya. Karena sudah malam jadi mall sudah sepi.
Selesai makan kami langsung kembali ke hotel, karena sudah malam dan outlet outlet disana sudah banyak yang akan tutup. Lagian juga ga plan mau beli barang disana, mall branded, ga cocok buat kita yang duitnya udah menipis.

Exit mall, kembali ke bus stop, menunggu bus no 103. Halte disini sangat informatif, terdapat informasi bis dan rutenya.
Thats all for today.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar