Minggu, 9
Maret 2014
Baru tau kalo ternyata dibawah motel
ada depot yang berjualan makanan, Chinese food, harga dibawah RM 5. Dimotel
terdapat dispenser air panas untuk umum didekat receptionis.
Kami check out hanya meninggalkan
secarik kertas, sama seperti yang dilakukan petugas motel, karena saat kami mau
check out, petugas receptionis belum ada.
Tujuan pertama Legenda Park dan
Eagle Square, yang letaknya dekat dengan penginapan.
Tidak sampai 10 menit, kami sudah sampai
di Legenda Park. Letak legenda park di Kuah jetty. Disini ada tembok dengan
peta langkawi, sayang hasil foto terhapus dikarena saya salah pencet deleted,
jadi foto disini terbatas. Juga ada taman dengan pohon yang asri yang cocok
buat jogging pagi.
Setelah jalan jalan sebentar kami
pindah ke Eagle Square, foto dengan background burung elang. Best timing kesini
sore hari, jangan pagi, karena letak object foto membelakangi matahari
akibatnya hasil foto hitam. Kecuali kalo bawa kamera SLR.
Didekat sini
ada taman, namanya Chogm Park, tapi saya tidak menemukan tempatnya.
Setelah itu kami mengunjungi
Oriental Village. Tujuan naik cable car. Dari Eagle square ke oriental village ternyata lumayan jauh
juga. Jalan disini luas lebar, dan sudah 2 arah. Seperti pemerintah Langkawi
sudah antisipati untuk kemajuan pembangunan, jalan jalan dibuat lebar.
Sampai di Oriental Village ternyata
cable car rusak diperbaiki, baru saja rusak kemarin. Banyak turis yang langsung
meninggalkan Oriental Village begitu mendapatkann info kalo cable car tidak
beroperasi. Karena ada wahana baru Duck Car, jadi kami beralih ke duck car RM
38, lebih mahal RM 3 dibanding cable car.
Informasi bahwa kendaraan akan jalan
jam 10. Jadi kami keliling dulu didalam Oriental Village, masuk ke dalam
counter-counter, dan kami sama sekali tidak beli apa apa disana, mahal. Counter
yang paling menarik adalah counter lukisan, keren keren dan bagus, sebagus
harganya hihihi….
Petugas Duck car sama sekali tidak
professional, para pengunjung yang sudah membeli tiket antri diloket, tapi
ternyata mereka masih bersih bersih. Kami disuruh menunggu 1 jam lebih. Mana
tidak ada tempat menunggu, berdiri, kepanasan disana.
Setelah
selesai bersih bersih, kami diperbolehkan naik. Dan karena sudah antri lama,
jadi penumpang pada berebut, mencari tempat duduk yang strategis. Tempat duduk
yang paling bagus disamping jendela, didepan or dibelakang sama saja.
Sebelum jalan seluruh penumpang
diwajibkan memakai pelampung. Mobil berjalan pelan keluar dari Oriental Village
menuju ke Legenda Harbour Park, lalu mobil masuk ke laut. Pemandangan sepanjang
jalan sama sekali tidak ada yang bagus. Hanya hutan gersang yang sama sekali tidak hijau. Begitu
mobil berjalan dilaut, penumpang diperbolehkan naik ke dek belakang.
Tentu saja kesempatan ini tidak saya
lewatkan. Kami berfoto foto dengan latar mercu suar, yatch, laut, sudah itu
doang latar belakangnya. Agak mengecewakan sih, secara harga tiket mahal, lebih
mahal daripada cable car, tapi yang didapatkan sedikit, dan sama sekali ga ada
asik asiknya. Kalo yang naik anak SD mungkin bagus kali yah, kalo buat orang
dewasa, ga banget deh.
Setelah itu kami lanjut ke Datai,
karena salah satu teman mau ke sana. Ternyata jauuuhhh banget, dan sampe sana
kagak boleh masuk, khusus untuk tamu yang menginap disana. For private
only. Penginapan ini termasuk salah satu dari 5 best resort yang ada di
Langkawi.
Pemandangan menuju ke Datai bagus,
ada terowongan dan view golf yang OK. Juga melewati Black sand beach, didepan
pantai ini ada air terjun, tapi kita tidak mampir ke semuanya.
Perjalanan rencana lanjut ke Pantai
Cenang. Tapi karena teman
yang bawa mobil takut ga sempat ke airport (karena tidak tau medan), takut ga
keburu check in and ketinggalan pesawat, jadi batal, kita kembali ke airport. Jadi
Langkawi sama sekali ga berkesan buat saya. Kami mampir sebentar untuk
minum degan ijo dan saya nyoba rojak (rujak ala Langkawi). Rujaknya buah, sama
seperti rujak manis di Indonesia, bedanya bumbunya bumbu petis.
The worst trip during my journey,
ga dapet naik cable car and ga bisa kepantai di Langkawi. Saya melewatkan banyak tempat Burau Bay,
Teluk Yu, Langkawi Wildlife Park dari itinerary yang sudah disusun.
Sampai di airport kembali saya beli
coklat, murah murah lho disini, juga banyak coklat import. Free duty disini rata rata berjualan coklat dan minuman
keras. Coklat dari Korea atau Jepang juga ada disini.
Makan diairport, kalau mau murah
makan dibelakang. Letaknya belok kiri dari bawah tangga menuju ke food court lantai atas. Tempat makan kru
airport. Sistem makan prasmanan.
Karena sayur sudah habis (apa
karena sudah jam 3 yah??),
saya beli nasi putih plus 1 telor ceplok (take away) di food court lantai atas (Noddle
Langkawi) yang total harganya
RM 6 (super expensive).
Perjalanan lanjut ke Penang by
flight.
Flight hanya 35 menit saja
dari Langkawi ke Penang. Cara lain
ke penang bisa dengan bis atau kapal ferry, berangkat dari Kuah Jetty (lama
perjalanan 4 jam-an).
Ruang tunggu airport tidak besar,
kalau tidak salah ingat hanya ada 4 gate saja. Ruang tunggu sepi, ada kedai
berjualan makanan diujung ruang tunggu dan dipinggir tembok sebelah kedai
terdapat steker kaki tiga.Kami hanya ngobrol duduk duduk disana menghabiskan
waktu.
Pesawat berangkat on time. Flight
penuh, rata rata wisatawan domestik. Saya agak heran juga dengan trip kali ini,
berangkat Jum’at pagi, kembali Senin malam, semua flight yang saya naiki penuh,
padahal sama sekali tidak ada hari libur tanggal merah, just weekend.
Airport
Penang lebih besar dibanding Langkawi, Lebih bagus juga.
Dari pintu
exit airport, kami langsung menyebrang jalan ke lokasi bus stop.
Disana
terdapat rute rute bus yang dilayani airport.
Berdasarkan
hasil googling bahwa ada bis airport yang lewat di Tune hotel, yaitu bis 401E.
Saat bis
401E datang, saya tanya ke pak supir, dan diinfokan tidak ada bis yang stop di
depan tune hotel dari airport, harus transit di KOMTAR. Karena saya keukeh
dengan info yang saya dapatkan, jadi saya lewatkan bis 401E itu.
Saat bertemu
dengan penduduk lokal, diinfokan bahwa memang harus ke KOMTAR, transit dengan
bis no.103 yang menuju ke Tune hotel. Well, maybe ada bis yang lewat, tapi
tidak didepan hotel, mungkin lewat gang
belakang, karena memang terdapat lorong lorong disamping Tune hotel. Jadi kami
menghabiskan waktu 30 menit sia sia, menanti bis 401E selanjutnya.
Next bus
came, kami naik dengan tarif RM 2.7 (dari airport sampai last stop – KOMTAR),
sangat murah sih, kalo naik taxi sekali jalan RM 45. Bis nyaman, interor sama
persis dengan bis di Singapore, masuk dari depan, bayar di pak supir, trus
dikasih karcis bis. Saya duduk dikursi belakang, sementara teman saya duduk di
tengah.
Saya kira
bis ini khusus untuk mengangkut penumpang dari airport saja, ternyata ini bis
umum, yang berhenti disetiap bus stop. Dan parahnya lagi, saat saya naik bis
ini, waktu office hour baru saja berakhir (saya landing jam 18.05), jadi macet
dan penuh sesak dengan penumpang yang diangkut dijalan raya. Naik bis dimana
mana sama aja, kudu penuh sesak sampai penumpang mau naik ga bisa, baru deh ga ambil
penumpang lagi.
Tips naik
bis, duduk dikursi penumpang belakang, jangan di tengah. Kenapa? Soalnya
penumpangnya berjubel jubel and *sorry to said* bau BB nya, alamak bisa bikin
pingsan.
Tapi rute
bis ini bagus, lewat banyak tempat wisata. Ada snake temple, Queensbay Mall,
yang bisa lihat jembatan Penang. Tapi masih agak jauh, kalau mau buat foto
kurang bagus. Sampai di KOMTAR sudah jam 7 malam. Dari sini kami naik bis no
103 ke hotel.
Naik bis
disini rapi, sudah ada tempatnya sendiri sendiri (sama seperti di Cina). Ada
papan board yang menginfokan jadwal kedatangan bis, dan kalau lama diberi tahu
alasannya, biasanya sih karena macet.
Dari sini
naik bis 103, tarif RM 1.4 (only 2/3 stop ke halte didepan hotel Tune hotel).
Karena tidak
tau jalan, begitu naik saya info ke pak supir kalau mau turun di Tune hotel.
Ternyata turun dihalte sebelum traffic light (halte terdekat). Jadi saya harus
menyebrang, trus berjalan lurus saja menuju ke hotel. Walaupun jarak dekat,
tapi karena sudah cape and laper, plus harus bawa koper, jalan ke Tune berasa
jauh, menyebrangi beberapa lorong.
Sampai di
Tune, check in tidak antri, proses cepat.
Dibanding
hotel Tune yang lain yang pernah saya inap (Legian, LCCT), Tune hotel dipenang
kurang bagus. Karena tidak ada jendela, lalu terasa pengap, juga lokasi kamar
mandi didepan tempat tidur, kurang bagus menurut saya. Biasanya lokasi kamar
mandi disamping tempat tidur. Tapi saya tidak complain, karena harga hotel ini
waktu saya book murah, tidak sampai RM 40 per roomnya (kalo ga salah RM 32).
Karena sudah
lapar, kami langsung ke Gurney Mall untuk makan, jadi skip ke Chowrasta Market.
Naik bis no 103, tarif RM 1.4 ke Gurney Plaza. Oleh pak supir kami
diperbolehkan membayar hanya RM 1 per orang.
Kembali saya
bertemu dengan orang baik. Karena sudah sepi, penumpang bis tinggal seorang
saja, jadi Pak sopir ngajak kami ngobrol. Diberi pengetahuan sekilas tentang
Penang, penduduk lokal, makanan lokal, Rumah sakit yang murah. Pak sopirnya
takjub karena kita bisa keliling ke luar negri sendiri (dari Malaka, ke
Langkawi trus Penang), naik bis pula dinegara orang. Padahal banyak lho orang
Indonesia yang ke luar negri ala Backpacker.
Kami
dilarang naik taxi, karena sudah malam, tarif taxi mahal, disarankan untuk
kembali ke hotel kami naik bis 103 lagi, menuju ke KOMTAR. Diberitahu juga
alternatif bis lain, jam terakhir bis operasi.
Sampai di
Gurney Plaza, kami say good bye dengan pak sopir and get off dari pintu depan
hehehehe..... (harusnya dari pintu tegah).
Gurney
Plaza, sama seperti mall mall yang lain, jadi ga perlu dikometari, food court
terletak dibasement, lantai G. Dari pintu masuk, cari eskalator turun kebawah.
Makan dengan
konsep outdoor juga ada, tapi kurang tau berapa harganya. Ga nyoba soalnya
keliatannya mahal.
Food
courtnya kecil, dan waktu kesana lagi direnovasi, jadi makan didepan food
court.
Harga menu
kurang lebih RM 6 (saya order nasi goreng), saya tidak beli minum jadi tidak
tau berapa harga minumanya. Karena sudah malam jadi mall sudah sepi.
Selesai
makan kami langsung kembali ke hotel, karena sudah malam dan outlet outlet
disana sudah banyak yang akan tutup. Lagian juga ga plan mau beli barang
disana, mall branded, ga cocok buat kita yang duitnya udah menipis.
Exit mall,
kembali ke bus stop, menunggu bus no 103. Halte disini sangat informatif,
terdapat informasi bis dan rutenya.
Thats all
for today.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar