Selasa, 20 Mei 2014

Hopping City Trip – Day 4



Senin, 10 Maret 2014
Finally my last day, on these trip.
Kami check out menitipkan bagasi di hotel, bayar RM 1 per luggage.
Langsung jalan sarapan pagi. Tujuan EE Beng vegetarian restaurant (20 Lebuh Dickens, George Town, Penang, buka : jam 07.00-20.30). Walaupun saya sudah print map, saya salah jalan hehehe.... Trip yang kali ini paling kurang memuaskan dan slebor.
Tapi penduduk lokal disini baik baik, kalau ada orang bertanya, mereka menghentikan kegiatannya dan langsung membantu. Walaupun kadang kala mereka bingung, tapi mereka tetap berusaha semampunya membantu. Nice civilization.

Sebelumnya saya download Penang Unesco heritage brochure versi pdf untuk panduan mengelilingi George town. Sangat membantu sekali.

Dari EE Beng kami jalan kaki ke KOMTAR, tujuan mau naik CAT bus (warna hijau), bis gratis keliling Unesco herritage.
Letak bus stop CAT tidak sama dengan bis lainnya. Lokasinya dipengkolan belokan bis, depan posko polisi. Kalo naik bis umum yang berbayar ada info jadwal kedatangan bis, kalo bis CAT tidak ada, and tidak ada kursi untuk duduk menunggu.

Bis CAT kursi duduk sama seperti bis berbayar lainnya, ber AC juga. Bis ini bukan hanya untuk turis saja, penduduk lokal juga boleh naik bis ini. Rute pertama kami adalah ke St. George Church. Jadi kami stop di bus stop no 16.

Kami sampai di Gereja jam 9 pagi, tapi kami tidak masuk ke dalam gereja, ada pak satpam didepan pintu, karena saya bukan katholik tidak mengerti tentang peraturan gereja jadi saya tidak berani masuk ke dalam. Kami hanya berkeliling disekitar taman gereja, foto foto, lalu lanjut jalan kaki ke temple Kwan Im. Lalu ke Penang state museum, Cathedral of Assumption (letaknya berdekatan), nyebrang ke Court building, duduk duduk karena kepanasan didepannya sambil makan bakpao yang tadi kita beli dari EE Beng. Saya salut dengan turis yang mengelilingi George Town naik sepeda, panas banget soalnya, buat saya lebih mending jalan kaki.

Liat foto foto bangunan di sini keren keren, tapi koq pas saya nyampe ke sana biasa biasa aja yah buildingnya. Atau saya yang ga pinter ambil angel ya. Buildingya kalo dari jauh memang bagus, tapi kalo dari dekat juga terlihat kalo kurang perawatan.


Lanjut jalan ke Town hall and city hall. Tapi sedang direnovasi, jadi ga bisa liat apa apa. Jadi kami duduk duduk di pinggir Esplanade, pantainya juga kurang bagus. Tapi bersih sih, jalanan untuk pedestrian lebar luas dan bersih.

Lanjut jalan kaki ke clock tower. Clock towernya gede banget, jadi agak kesulitan juga kalo pas mau foto keliatan full, selain itu juga karena banyak mobil lalu lalang, jadi harus menunggu moment juga.
Clock tower letaknya di tengah perempatan jalan. Just tower, nothing much can see.

Lalu kami lanjut ke clan jetty, naik bis CAT  dari lokasi bus stop terdekat.
Stop di terminal CAT di Jetty. Keluar dari terminal, kami mengikuti turis asing yang berjalan dengan tur guide mereka. Karena tidak terdapat papan petunjuk pintu masuk ke klan Jetty.

Setelah melewati beberapa bengkel, kami belok ke kiri. Terdapat lukisan nenek ditembok dan disebelahnya ada klenteng mini. Setelah foto foto sebentar, kami melanjutkan perjalanan ke belokan selanjutnya, mengikuti turis bule lain.

Dibelokan selanjutnya terdapat beberapa rumah panggung yang berjualan kaos, post card Penang Herritage. Tapi menurut saya harga kaos disini mahal, jadi ga tega mau nawarnya, alhasil tidak beli apa apa. Tapi disini ada toko yang berjualan kue sus duren, saya lupa nama tokonya. Tapi kudu dicoba buat yang doyan duren. Harga RM 6 per box isi 6 pcs. Enak banget. Ada es krim durian, yogurt durian, enak banget. Tapi saya ga beli bawa pulang, karena repot bawanya, juga saya ga beli bagasi.
Dibelakang, rumah paling ujung terdapat klenteng kecil. View pantai yang kalau malam hari saya rasa tempat ini bagus, kalau siang kurang bagus.

Rumah panggung disini interiornya modern. Didalam rumah mereka terdapat TV, sofa, kursi goyang, ada yang rumahnya ber AC. Untuk yang kurang berada memang konsep rumahnya sederhana sekali. Konsep rumah mereka seperti kampung pecinan pada umumnya.

Karena sudah siang, kami lanjut makan siang. Rencana saya ingin makan di Sushi Kitchen (vegetarian meal ala Japan style), jalan 12 gat Lebuh Acheh. Dari klan jetty hanya menyebrang jalan, melewati 1 gang saja sudah sampai. Akan tetapi saat sampai disana Sushi Kitchen tutup (closed at Monday) #tepot jidat dah#.
Panik sudah, ga tau harus makan dimana. Kebetulan ada orang lokal yang mendatangi tempat yang sama, dia menawarkan mengantar ke tempat vegetarian terdekat dengan mobilnya.
Pengalaman 2 kali nebeng sama orang lokal, pertama kali di korea, ini yang kedua kalinya.

Kami diantar ke Vegetarian Life Style Restaurant, Jalan 27, Lorong Soo Hong, Lebuh Armenian (hari rabu tutup). Diujung jalan ini banyak lukisan didinding.
Saya kurang cocok dengan masakan ditempat ini selain terlalu berminyak, rasa menu makanannya cenderung sama, semua pakai minyak wijen, jadi eneg. Harga juga mahal, bertiga RM 69, kami pesan 4 macam menu, 2 mangkuk nasi merah, 1 poci teh hijau.

Kami melanjutkan perjalanan berjalan ke arah Khoo Kongsi temple. Seharusnya gampang sih, tinggal jalan lurus, lalu belok kanan, tapi kami tersesat, walaupun sudah bertanya ke orang lokal, masih aja tersesat. Ternyata petunjuk sudah benar, hanya saja letak temple ini masuk ke dalam jadi tidak terlihat dari luar. Saya sudah lewat tempat ini berkali kali, ya beginilah kalo udah cape, kepanasan. Jarak jalan kaki seharusnya ga jauh, tapi karena cuaca panas sekali dan info dari penduduk lokal tidak pernah turun hujan, jadi panas banget bikin gerah dan cepat lelah.


Masuk ke temple ini bayar RM 10, temple tidak begitu besar, tapi worthlah, satu satunya temple yang besar didaerah George town. Selain ditempelin stiker masuk ke temple kami juga mendapatkan post card gambar Khoo Kongsi plus map lengkap mural di George town (ini karena saya bertanya petunjuk jalan gambar mural anak kecil naik sepeda). Map ini hanya saya dapatkan ditempat ini, diairport juga tidak ada.

Didaerah ini banyak terdapat lukisan mural yang bagus. Ada barongsai, lukisan magisian, kucing, etc dan juga melewati beberapa temple kecil. Mungkin milik pribadi keluarga yang dibuat khusus untuk mereka bersembahyang. Kami hanya berjalan sampai jam setengah 3, karena ada teman yang sudah tidak kuat jalan akibat kepanasan. Jadi kami naik bis kembali ke Komtar. Batallah itinerary ke Ke Lok Si temple.





Kesimpulan Georgetown menurut saya lebih menarik didaerah pecinan, dibandingkan daerah Building kuno. Makanan kuliner disini, jajanan, penduduknya, saya suka semuanya.

Sampai di Komtar, kami mengunjungi Pasific Hypermart and dept. Karena belum sempat beli apa apa di Penang. Saya beli snack khas penang (pia), bukan Pia yang disarankan sih. Merk pia yang disarankan Ban Heang (tapi mengandung babi), dan mencoba mie instant vegetariannya.
Karena teman saya yang lain belum selesai belanja, saya sudah cape, jadi saya bayar, keluar dari dept store mencoba kursi pijat elektrik yang sudah pengen saya coba sejak saya liat di Malaka.

Selesai belanja naik taxi kembali ke hotel, ambil bagasi, langsung ke airport tarif RM 40. Lama perjalanan 30 menit (tidak macet).
Di ruang tunggu airport terdapat counter Ban Heang, free duty. Counter ini tidak hanya berjualan pia saja, ada kopi durian, bebagai macam kue mochi Taiwan, dan coklat.

Pelajaran dari trip kali ini. Jangan serakah dengan tiket promo, kalo beli tiket promo pesawat kebanyakan, alhasil seperti saya tidak bisa menikmati perjalanan, trip jadi tidak maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar